"Nyonya..bisakah lain kali saja saya teruskan ceritanya..hari sudah hampir gelap, dan disini udaranya semakin dingin." Mbok Mirna sadar kalau nyonya mudanya ini belum beristirahat sejak tadi.
Mana dari pagi hingga siang tadi pernikahan diadakan pasti menguras tenaga belum terhitung dengan emosi jiwa jika dipikir-pikir alasan apa mereka menikah.
"Baiklah mbok.". Liana juga sadar jika perempuan paruh baya ini pasti banyak pekerjaan mengingat dia sebagai asisten rumah tangga di mansion sebesar ini.
keduanya berjalan beriringan sedang mbok Mirna menuntun Liana. Tangan kirinya di pinggang dan satunya lagi memegang tangan majikannya itu. Jika dilihat, mereka seperti sepasang ibu dan anak.
"Nyonya..saya langsung antar saja nyonya ke kamar yah..?" Kata mbok Mirna ketika mereka sudah berada di ruang tamu. "Biar nyonya bisa istirahat." Tambahnya lagi.
"Iyah baiklah.." Jawab Liana singkat.
Berhubung mbok Mirna sudah membersihkan ruangan kamar majikan barunya itu jadi Liana langsung diajak mbok Mirna ke kamarnya.
Saat mereka hendak naik tangga menuju kamar Liana yang ada di lantai dua mansion itu.
"Tunggu..." Suara pemilik mansion mewah itu, tiba-tiba mengagetkan keduanya. Entah dia datang dari mana tau-tau sudah ada dekat mereka.
Tatapan sinis Arsen yang diarahkan pada Liana membuat wajah mbok Mirna memelas.
Tapi tak bisa mengubah niat arsen.
Dengan tegas iapun bersuara.
"Kamar dia itu di sini dikamar tamu...Biar dia tidak menyusahkan orang lain...Ingat kita semua disini, punya pekerjaan masing-masing.. Hanya dia yang punya banyak waktu keluyuran.. Jadi biar dia belajar mandiri. Toh di bawah sini tak akan sulit, jika dia butuh sesuatu..makan atau minum..karena di tempat ini yang dia butuh hanya itu kan?..ajari saja di mana letak dapur...dia kan hanya buta bukan tak bisa berjalan. Dan satu lagi...jangan biasakan membantu dia mbok Mirna...bilang juga sama maid yang lain..karena para pekerja disini, saya yang menggaji...mengerti..!?" Selesai berbicara demikian Arsen langsung beranjak naik dan kemudian masuk kedalam kamarnya yang di bagian atas. BLAMM terdengar pintu ditutup dengan keras. Mungkin ada sesuatu yang membuat hatinya tidak baik saat ini.
Liana Mikha Smith sekuatnya berusaha tegar menyimak kata-kata mematikan itu.
Kalimat yang kelihatannya lebih pendek dari teks UUD 45 tapi kok bisa terasa panjang seperti tembok besar china. Bahkan kini telinganya masih mengumandangkan kata-kata tuan rumah itu.
Mbok Mirna saja sedihnya bukan main apa lagi Liana. Jelas Liana merasa seperti terkoyak perasaan dan harga dirinya.
Tapi sungguh Liana masih sempat bersyukur, matanya tidak melihat wajah orang yang sudah dengan tega menghancurkan hidupnya menjadi seperti pasir bahkan lebih buruk lagi menggilasnya hingga menjadi debu.
Sibuk mencerna kata-kata tadi, Liana tak sadar bahwa beberapa menit yang lalu mbok Mirna sudah pergi menyiapkan kamar yang ada disamping tangga menuju kamar atas.
"Mari nyonya saya antar masuk ke kamar anda.". Liana pasrah saat mbok Mirna menuntun kembali dirinya, untuk menuju kamar tamu yang sudah sejak tadi disiapkan.
"Maaf yah mbok..sudah menyita waktunya...pasti mbok jadi bertambah kerjaannya karena aku.. Ya kan..?" Kata Liana merasa bersalah. Setelah mereka berada dalam ruangan kamar yang akan Liana tempati.
"Tidak apa-apa nyonya.."
mbok Mirna berusaha menahan jatuh air matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Epin'k
👏👏👍👍
2024-04-04
1
laesposadehoseok💅
Cerita seru banget, gak bisa dijelasin!
2024-03-23
1