#02. Hutan.
Vei menata makanan dengan hati-hati di atas meja, sementara seluruh keluarga Elois tengah duduk mengitari meja tersebut, menunggu makanan di sajikan.
Annette Elois
Dimana Vante?
Veronica Darren
Kak Vante sedang mandi.
Annette yang memiliki perasaan pada Vante hendak berdiri dari kursinya.
Lea Elois
Jangan macam-macam! Vante bisa membunuhmu.
(Menahan tangan Annette dan memaksanya untuk duduk)
Annette Elois
Ck, tidak asyik.
Tangan Abigail dengan lancang menepuk bokong Vei, saat gadis itu tengah berdiri di sampingnya.
Veronica Darren
(Tersentak kaget)
Darwin dan Lea mengabaikan hal tersebut, seolah itu bukanlah tindakan yang kelewatan.
Mereka membiarkannya, selama Abigail tidak melakukannya di depan Vante.
Karena pernah terjadi Abigail babak belur setelah dengan berani berusaha mencium Vei.
Veronica Darren
(Berjalan meninggalkan ruang makan)
Veronica Darren
(Berhenti dan menoleh.)
Lea Elois
Besok pergilah ke hutan, cari kayu bakar dan tukarkan dengan beberapa roti di pasar, dan sebisa mungkin minta Vante untuk mendapatkan hewan buruan, kulitnya bisa kita tukar dengan beberapa kain.
Vante Darren
Sudah selesai?
Veronica Darren
Iya kak sudah.(Tersenyum)
Vante Darren
Kemari, kita makan malam bersama!
Veronica Darren
(Mengangguk, dan mengambil duduk di hadapan Vante)
Keduanya menyantap makanan yang telah mereka sisihkan terlebih dahulu untuk mereka.
Veronica Darren
Kak, Bibi meminta kita untuk mencari kayu bakar dan hewan buruan. Katanya ingin di tukar dengan roti dan kain di pasar besok.
Vante Darren
(Menghela nafas panjang)
Bibinya tidak pernah membiarkan mereka beristirahat.
Vante Darren
Iya, kita pergi besok pagi-pagi. (tersenyum)
Mereka melanjutkan makan malam dengan tenang.
Jujur, Vante ingin sekali membawa Vei pergi dari kediaman Elois. Namun jati diri sang adik yang belum ia ketahui, membuatnya takut jika keselamatan Vei akan terancam diluar sana.
Vante Darren
Sudah kenyang?
Veronica Darren
Hmm (mengangguk)
Vante Darren
Sekarang,bersihkan dirimu dan beristirahatlah!
Veronica Darren
Aku akan membersihkan meja makan dulu.
Vante Darren
Kakak yang akan membereskannya, sudah sana mandi, kakak sudah menyiapkan air hangat di atas tungku, kau bisa mengambilnya sendiri kan?
Veronica Darren
(Mengangguk)
Veronica Darren
(Berlalu pergi)
Vante Darren
(Menatap punggung Vei yang berjalan menjauh)
Vante sangat menyayangi Vei, melebihi nyawanya sendiri.
Ia adalah seorang yatim piatu, seluruh keluarganya telah meninggal. Menyisakan dirinya sendiri, satu-satunya yang tersisa dari keluarga Darren.
Ketika ia menemukan Vei kecil kala itu, ia merasa jika dirinya tidak lagi sendirian di dunia ini. Ia menyematkan nama Darren pada Vei dengan harapan mereka akan menjadi keluarga untuk selamanya.
Vante membersihkan meja makan di rumah utama, seperti biasa.
Annette Elois
Setelah ini temani aku ya?
Annette Elois
(mendekati Vante dengan wajah imutnya)
Vante Darren
(Mengabaikan)
Annette Elois
Besok kau akan ke pasar istana kan? Apakah aku boleh ikut bersamamu?
Vante Darren
Aku bukan kakak mu! Jika kau ingin ikut, itu terserah padamu Annette, kau punya kaki yang sehat untuk berjalan.
Vante Darren
(Melanjutkan aktivitasnya)
Annette Elois
(Mengerucut kesal, dan berlalu pergi)
Selesai mencuci semua peralatan makan. Vante lekas menyusul sang adik menuju loteng yang telah mereka sebut sebagai kamar mereka.
Yah, mereka tinggal satu kamar, dengan satu ranjang. Vei tengah terlelap di atas ranjang. Sinar lembut sang rembulan menyusup dari celah jendela loteng tersebut.
Cahayanya memberi sedikit penerangan, setelah Vante mematikan lilin di kamar mereka.
Seperti biasa, pria tampan berhati lembut itu menggelar tikar usang di lantai dan merebahkan tubuhnya, berusaha mengurai rasa lelah.
Vante Darren
Selamat malam Vei, mimpi indah. (bergumam lembut)
Matahari belum nampak di ufuk timur, kala kaki mereka melangkah menuju hutan. Dengan nafas yang berembun akibat udara yang masih terlampau dingin pagi itu, keduanya menapaki jalan tak rata di tengah hutan.
Veronica Darren
Tidak Kak, aku masih sanggup berjalan.
Vante Darren
Kita akan istirahat di sana.
Vante Darren
(menunjuk ruang terbuka di sisi tebing curam)
Vante memimpin langkah mereka, selalu hati-hati dan memastikan agar Vei baik-baik saja.
Veronica Darren
Hah lelahnya.
Veronica Darren
(Duduk di batu yang cukup lebar)
Vante Darren
Kau bilang tadi tidak lelah? (Menggoda)
Veronica Darren
Itukan tadi kak, sekarang aku lelah (terkekeh)
Veronica Darren
Wah lihat! Matahari terbit. (menunjuk sinar kemerahan di kejauhan)
Veronica Darren
Indah sekali.
Veronica Darren
Kau tahu kak? Aku selalu penasaran dengan dunia di luar sana.
Vante Darren
Di luar sana berbahaya Vei, kau tahu itu.
Veronica Darren
Iya aku tahu. Kakak hampir setiap saat mengatakan hal tersebut padaku, bagaimana mungkin aku tidak tahu.
Vante Darren
Aku mengatakannya agar kau aman.
Veronica Darren
Aku tahu, hanya saja terkadang aku juga ingin melihat hal lain di luar sana, dan melakukan sesuatu, bertemu banyak orang dan memiliki beberapa teman sepertinya menyenangkan.
Vante Darren
(tersenyum, mengusap puncak kepala Vei lembut)
Vante Darren
Apa bersama dengan kakak saja tidak cukup membuatmu senang Hem?
Veronica Darren
Bukan begitu, aku hanya,...
Vante Darren
Sudah-sudah, ayo kita kumpulkan kayu bakarnya, atau bibi akan mengomel sepanjang hari nanti.
Keduanya bahu-membahu mencari kayu bakar.
Tak lupa Vante berusaha memanah beberapa binatang yang ada di hutan.
Dua kelinci, satu tupai, dan dua burung.
Sayang sekali mereka tidak mendapatkan hewan buruan yang besar.
Biasanya jika beruntung mereka bisa mendapatkan rusa.
Vante Darren
Ayo kembali! Setelah ini kita masih harus ke pasar istana untuk menukar ini semua.
Veronica Darren
Biar aku yang membawa hewan buruannya kak!
Veronica Darren
(berusaha mengambil karung berisi hewan buruan dari tangan Vante)
Vante Darren
Ini berat, biar kakak saja.
Vante berjalan dengan satu tangan mengangkat kayu bakar di pundaknya dan tangan lain menenteng karung berisi hewan buruan mereka.
Keduanya menapaki jalan di sepanjang hutan menuju pasar untuk menjual hasil buruan mereka.
Comments