"Baik tuan." jawab Zola yang bersedia berbicara dengan tuan Nick. Sedangkan Aron diam melirik kearah Zola.
Zola dan tuan Nick sudah ada diruang kerjanya milik tuan Nick.
"Apa kamu masih merasakan sakit?" tanya tuan Nick pada Zola.
"Sudah tidak sakit lagi tuan, terimakasih sudah bersedia menerima saya setelah selama berhari-hari saya sakit. Maaf jika saya merepotkan keluarga tuan." permintaan maaf dari Zola pada tuan Nick.
"Tidak apa-apa, Aron yang sengaja bawa kamu kesini. Setelah mendapati dirimu jatuh pingsan di halte, dengan cepet Aron membawa kamu disini." jawab tuan Nick yang sudah tahu jika putranya hanya niat untuk menolong.
"Jadi begitu tuan." jawab Zola yang menyadari jika Aron hanya ingin menolongnya.
"Kalau begitu saya permisi dulu. sekalian saya mau pamit ingin pulang sekarang, sekali lagi terima kasih atas semuanya." jawab Zola yang merasa berutang budi dengan keluarga tuan Nick.
"Baiklah." jawab Tuan Nick yang membalas dengan anggukkan. Setelah Zola keluar dari ruang kerja tuan Nick, diluar sudah ada Aron yang menunggu diluar.
"Aku mau pulang sekarang." jawab Zola yang ingin pulang sekarang juga.
"Baiklah, anak buahku akan mengantarkanmu pulang sekarang." jawab Aron yang segera pergi dari tempat itu.
Dari kejauhan Zola menatap Aron, awal pertemuan mereka yang cukup menegangkan dari awal peristiwa itu hingga pertemuan mereka yang kedua.
Zola duduk diruang tamu menunggu seseorang. Datanglah 2 orang pria dengan Aron yang datang menghampiri dirinya.
"Ayo kita berangkat sekarang." ajak Aron yang sudah siap. akhirnya mereka masuk kedalam mobil bersama, pandangan Zola masih menatap pada 2 orang pria yang duduk didepan mereka.
"Mereka kan 2 pria yang aku lihat itu." bayangan hitam itu menyelimuti 2 pria tersebut. Zola penasaran apa yang membuat mereka harus mengalami kematian di waktu yang dekat.
Zola menatap tajam kearah mereka, Aron melirik kearah samping wanita itu. Dia masih penasaran dengan apa yang dia lihat beberapa hari yang lalu.
Tiba-tiba saja mobil mereka dihentikan seseorang ditengah jalan. "Tuan, sepertinya ada seseorang didepan kita." ucap pria itu, Aron pun mulai mencurigai.
"Sepertinya mereka sudah bergerak." kata Aron yang sudah tahu pasti itu ulah mereka.
Zola sempat melihat beberapa orang yang berdiri didepan mobil mereka. "Kenapa mereka semua diselimuti bayangan hitam itu." batin Zola yang mulai mengerti sepertinya akan terjadi sesuatu.
tiba-tiba saja orang didepan mereka mulai mengangkat senjata didepan mereka.
Mereka terus menembaki mobil mereka, tapi itu sia-sia saja, karena mobil yang mereka pakai anti peluru. Hingga 2 pria itu siap dengan senjata mereka masing-masing.
"Kalian berdua siap maju." perintah Aron yang juga sedang bersiap mengisi peluru.
Mereka pun keluar, sedangkan Zola bingung dan sedikit takut jika terjadi sesuatu pada mereka semua.
Zola pun maju kedepan duduk ditempat sopir, Aron terlihat bingung.
"Kenapa kamu duduk didepan, cepat sembunyi dibelakang." perintah Aron dengan suara teriakan.
Diluar terdengar suara tembakan yang begitu keras. "Kalau kita tidak lari kamu mau terluka karena tembakan." Zola kini yang bergantian marah pada Aron.
"Dasar keras kepala." ucap Zola yang kesal pada Aron.
Zola langsung menyalakan mesin mobilnya dengan suasana yang cukup menegangkan setelah mobil mereka dihujani tembakan.
Zola dengan cepat menyetir mobil, sedangkan 2 pria itu terkapar jatuh karena terkena tembakan.
Disaat mereka akan lari dibelakang ada beberapa mobil mengikuti mereka, dengan cepat dia menancap gas lebih cepat.
"Hey bisa tidak kamu hati-hati." ucap Aron yang tak begitu yakin jika wanita itu bisa membawa mobil itu dengan cepat.
"Diam saja kamu." teriak Zola yang kesal pada Aron yang selalu menganggu dirinya terus.
"Nasibku kenapa seperti ini, bertemu dengan pria yang begitu banyak musuh. Sekarang aku juga terseret dengan masalah dia." batin Zola yang masih fokus menghindari kejaran dari mereka.
Zola pun secepat mungkin menghindari mereka, hingga diujung sana ada truk yang ingin belok diarah depan mereka
Zola pun menambah kecepatan mobilnya. "Sepertinya sudah saatnya." batin Zola.
"Hey pelan-pelan lihat didepan kita ada mobil." Aron menunjuk didepan mereka ada truk ukuran besar mengarah mereka.
Zola makin menambah kecepatan hingga dia membelokkan mobil mereka hingga menghindar mobil truk ukuran besar.
Aron pun terkejut dengan aksi nekat wanita itu. Akhirnya dia lolos tapi berbeda dengan 2 mobil mengejar mereka langsung menabrak hingga timbulah ledakan yang cukup keras.
Mobil mereka akhirnya lolos. " Akhirnya aku selamat." Zola akhirnya lega bisa lolos dari kejaran mobil itu.
Aron hanya terdiam, yang tak menyangka jika wanita berhasil. Bahkan dirinya bisa menghindar.
Zola menoleh dibelakang. "Diam-diam kamu berani juga ya." ucap Aron yang baru pertama bertemu dengan wanita yang seberani itu.
"Sebaiknya ayo kita pulang sekarang." Zola langsung pulang ke kontrakannya.
Beberapa menit kemudian
Mereka sampai juga di kontrakkan, situasi didalam sepi hanya ada Zola dan Aron.
Aron penasaran dengan beberapa foto yang tertata rapi di tembok. Sedangkan Zola aida didapur mengambil air minum.
Zola pun datang membawa botol minuman dingin dengan gelas. " Seadanya saja." kata Zola yang memberikan minuman untuk Aron.
Mereka pun duduk diruang tamu. "Sekarang kamu berani ya." kata Aron yang terlihat kesal.
Zola menatap tajam kearah Aron. " Kamu sendiri yang memulai, bukan aku." jawab Zola dengan tegas.
"Baiklah, aku akui kamu tidak mempunyai rasa takut kepadaku ." kata Aron yang menatap Zola dengan sinis.
"Kenapa harus takut, yang aku takutkan hanyalah satu. Kematian itu yang bisa membuat aku goyah." Zola mulai bicara apa yang sesungguhnya dia rasakan.
"Kematian sudah sesuai dengan garis takdir mereka , untuk apa kau takutkan ." jawab Aron yang menatap Zola dengan tatapan tajam.
"Jika kau belum mengalami dan melihatnya aku yakin kau tidak akan percaya." kata Zola yang mencoba menjelaskan.
"Terserah kamu mau bilang apa, aku hanya ingin memberikan peringatan untukmu. Jika kamu tahu sesuatu lebih baik diam. Entah kejadian kemarin dan kejadian hari ini." Aron memberikan peringatan pada Zola.
Zola pun terdiam, dia merasakan jika dia diancam oleh Aron. Tapi dia tak memperdulikannya.
Yang terpenting dia tak ingin bermasalah dengan pria satu ini. Apalagi dia sudah bisa merasakan jika pria satu ini begitu memiliki. Sisi gelap yang sengaja dia sembunyikan.
"Baiklah, tapi aku peringatkan juga untukmu. Jangan sekali-kali menganggu kehidupanku. Aku tak akan tinggal diam, ingat kata-kataku." kata Zola yang secara terang-terangan berani memperingati Aron.
Aron pun membalas dengan tatapan sinis, baru kali ini ada wanita berani dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments