Bab 2

  Zola sudah sampai di kontrakan, suasana di kontrakkan masih sepi. Ternyata Vita belum pulang dari tempat kerjanya.

  Zola langsung mandi, setelah selesai dia bergegas memasak mie instan dengan potongan cabe.

  Tiba-tiba terdengar pintu terbuka. "ternyata kamu sudah pulang." sapa Vita pada Zola.

  "Kamu ingin makan juga?" tanya Zola pada Vita.

  "Mau aku, sekalian pakai saos ya." permintaan Vita pada Zola.

  Zola membalas dengan anggukkan, setelah jadi mie milik Vita dia letakkan dimeja makan.

  "Vita."

  "Ada apa." jawab Vita yang masih menikmati mie hangatnya.

  "Akhir ini, kenapa bayangan itu semakin terus terlihat." ucap Zola pada Vita.

  "Memangnya hal itu masih menganggu kamu?" tanya balik Vita pada Zola

  "Semua nampak jelas dengan waktu yang berdekatan." jawab Zola yang menceritakan apa yang terjadi.

  "Sudahlah, manusia mempunyai takdir mereka masing-masing. Apalagi pembicaraan ini sudah berulang kali kita bicarakan." jawab Vita yang fokus menikmati makan malam mereka.

  Zola hanya duduk terdiam, memang apa yang Vita katakan memang benar adanya.

  Makan malam mereka selesai, Vita lebih memilih istirahat dikamarnya sedangkan Zola duduk terdiam dengan meratapi nasibnya.

  Zola pun keluar dari kontrakannya, dia memilih keluar mencari udara segar. Dia berjalan sembari menikmati suasana malam.

  Tiba-tiba saja dia melihat bayangan itu lagi, dan lebih mengejutkan mereka pria yang tadi pagi yang sempat mampir di cafe tempat kerjanya.

   "Mereka kan." Zola langsung mengikuti mereka bertiga, dan terjadilah peristiwa yang begitu mengejutkan dia pria itu sudah terkapar dilantai.

  Zola pun kaget dan memilih keluar dari tempat itu, tapi sia-sia saja ada tangan yang menarik tangannya.

  "Kamu mau pergi kemana." pria itu menatap wanita itu dengan tatapan tajam.

  "Maaf aku salah jalan." jawab Zola yang ingin lari, tetap saja ditangan dia ditahan oleh pria itu.

  "Lebih baik kamu diam."nada dingin mulai dia tujukan pada Zola.

 " Tapi aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi. " pria itu makin mendekati.

 " Ingat pesanku, lebih baik kamu diam." pria itu memperingati Zola, Zola pun membalas dengan anggukkan.

  Zola pun akhirnya bisa lolos, dia benar-benar sial kenapa harus berurusan dengan mereka.

  Kembali ke pria itu, pria yang tadi menangkap Zola sibuk sedang menghubungi seseorang.

  Beberapa menit kemudian datanglah seorang pria yang memakai baju jas hitam yang tiba-tiba menghormati pria itu.

  "Iya tuan."

  "Bersihkan semuanya. Jangan sampai ada jejak tertinggal. Periksa juga CCTV didepan, cari seorang wanita yang memakai jaket hitam menutupi kepalanya."perintah tuannya pada pria itu.

 " Wanita tuan? " tanya pria itu.

 " Iya, kamu cari identitas wanita itu secepatnya." perintah tuannya.

  "Baik tuan Aron." pria itu langsung pergi meninggalkan tempat itu.

  Kembali denga Zola yang baru saja sampai di kontrakkan, Zola masih mengingat kejadian itu. Dan betapa mudahnya pria itu melakukan itu.

  "Sepertinya pria itu terlalu berbahaya." jawab Zola yang sudah dapat menebak pria itu bukan pria biasa.

  Zola pun tak mau memikirkan kejadian itu, dia memilih untuk tidur.

  Pagi hari

  Zola sudah sibuk di dapur membuat teh hangat untuk dirinya dengan Temannya yang masih sibuk dikamar.

  Datanglah Vita yang sudah rapi dengan baju kerjanya. Vita langsung duduk didepan Zola.

  "Makasih." ucap Vita yang begitu menikmati teh hangat buatan Zola.

  "Oh iya, mungkin aku akan pulang agak malam." pamit Vita pada Zola.

  "Ya sudah, kebetulan juga aku masuk siang." jawab Zola.

  Vita pun sudah siap akan berangkat, Vita dan Zola keluar bersama. Kebetulan Zola ingin pergi ke mini market mereka pun berpisah di halte bus. Setelah Vita masuk ke dalam bus, tiba-tiba saja pandangan Zola melihat sesuatu yang aneh pada diri Sahabatnya.

  "Tidak mungkin." dengan suara lirih dengan mata berkaca-kaca. Zola mulai melihat bayangan hitam itu dibelakang Vita. Dia benar-benar tak bisa menahan kesedihan itu.sepertinya tanda-tanda itu nampak memperjelas jika akan terjadi sesuatu.

  "Semoga itu tidak benar." Zola benar-benar terpuruk dengan apa yang dia lihat. Dia benar-benar melihat bayangan hitam itu muncul dibelakang Vita.

  Zola mulai mengontrol emosinya, berharap tidak terjadi sesuatu pada sahabatnya.

  Zola memilih kembali ke kontrakannya, dia benar-benar menangis. Jika mana itu akan terjadi pada sahabatnya.

  Tiba-tiba saja Handphone miliknya berdering.

  Dilayar tertera nama sahabatnya,Zola segera mengangkat panggilan dari temannya.

  "Hallo Vit." sapa Zola pada Vita.

  "Maaf, ini saya dari rumah sakit harapan. Mau mengabarkan jika atas pasien Vita permata berada di rumah sakit." jawab perawat itu yang mengabari Zola.

  Tiba-tiba saja Zola menangis. "Tidak mungkin." lirih Zola yang menahan tangisannya.

  "Teman saya tidak apa-apa kan?" tanya Zola.

  "Lebih baik mbak Zola segera ke rumah sakit." jawab perawat itu. Sambungan telepon langsung terputus.

  Zola dengan cepat memakai jaket dan bergegas pergi ke rumah sakit itu.

  Akhirnya Zola tiba, disana Zola langsung ke ruang UGD. Disana ada salah satu perawat yang mengarahkan dirinya keruang Vita sekarang.

  Setelah masuk alangkah kagetnya dia melihat tubuh sahabatnya yang sudah tertutup dengan kain putih.

  Ditempat itu, Zola menangis melihat sahabatnya yang sudah tiada. Zola menangis dengan memeluk tubuh temannya yang selama ini menemani dirinya dalam kesendiriannya, bahkan menjadi teman curhatnya keluh kesahnya selama ini.

  Zola benar-benar terpukul dengan kehilangan sahabat yang dia sayangi. Zola pun didekati perawat, dia di tuntun untuk menunggu diruang tunggu.

  Zola pun mengabari kedua orang tuanya, reaksi kedua orangtuanya sangat syok mendengar jika putri mereka meninggal.

  Keluarga dari Vita langsung menuju rumah sakit melihat kondisi putri mereka. Apalagi kejadian ini berawal dari tragedi tabrak lari yang dimana pelakunya anak remaja yang sebenarnya belum cukup umur untuk mengendarai mobil.

   Zola pun tidak lupa berpamitan pada temannya jika dia tak bisa masuk kerja karena dia sibuk dirumah sakit mengurus beberapa urusan dirumah sakit.

  Pada akhirnya, keluarga dari Vita berangkat untuk mengurus acara pemakaman di tanah kelahiran dia.

  Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam, dia baru saja sampai dikontrakan. Tatapannya masih sedih dengan kenangan terakhir dia masih bersama Vita.

  Dihari terakhir makan bersama dengan mie kuah yang dia suka bahkan minuman teh terakhir dia minum. Semua menjadi kenangan terakhir untuk dirinya bersama Vita.

  Dia makin menjadi menangis setelah dia masuk kedalam kamarnya, Dia menangis sejadi-jadinya dengan ekpresi yang benar-benar syok dengan kejadian yang menimpa dirinya.

    Zola pun langsung keluar dari kamar Vita, dia benar-benar syok setelah mengingat sahabatnya itu.

  Dia berjalan dengan tatapan kosong, dia masih tak bisa melupakan Vita yang selama ini menemani dirinya disaat kesulitan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!