Adam duduk di samping tempat tidur Sophia di ruang rawatannya, wajahnya dipenuhi dengan kekhawatiran yang dalam. Dia memperhatikan Sophia yang tertidur dengan lelap, hatinya dipenuhi dengan campuran perasaan cemas dan harapan. Setelah beberapa saat, dia memutuskan untuk membangunkannya, menyadari bahwa mereka perlu melanjutkan perjalanan mereka ke ruang bawah tanah.
Dengan lembut, Adam meraih tangan Sophia dan menggoyang-goyangkannya perlahan. "Sophia," bisiknya dengan suara lembut. "Waktunya untuk bangun, sayang. Kita harus melanjutkan petualangan kita."
Sophia merasa dikejutkan dari tidurnya yang nyenyak, matanya terbuka perlahan. Dia melihat wajah Adam di depannya, dan senyum kecil terbentuk di bibirnya. "Adam," gumamnya dengan suara lembut. "Kamu kembali."
Adam mengangguk dengan senyum penuh kasih. "Ya, aku di sini. Kita harus segera pergi ke ruang bawah tanah. Tikus Penasehat menunggu kita di sana."
Sophia mengangguk, merasa antusias dengan petualangan yang menantang. Dia bangkit dari tempat tidurnya dengan cepat, mengikuti Adam ke pintu kamar. Mereka berdua melangkah keluar menuju lorong rumah sakit jiwa yang sunyi, siap untuk melanjutkan perjalanan mereka.
Mereka melintasi lorong-lorong yang sepi dengan hati-hati, memperhatikan setiap suara dan gerakan di sekitar mereka. Keduanya merasa tegang dengan antisipasi akan apa yang mungkin mereka temui di ruang bawah tanah yang misterius itu.
Akhirnya, mereka tiba di pintu masuk ke ruang bawah tanah. Adam menatap Sophia dengan penuh keyakinan. "Kamu siap untuk ini?"
Sophia mengangguk, hatinya penuh dengan keberanian. "Aku siap."
Dengan hati yang berdebar-debar, Adam membuka pintu, mengungkapkan lorong gelap yang terbentang di depan mereka. Mereka memasuki ruang bawah tanah dengan langkah yang mantap, siap untuk menghadapi apa pun yang mungkin menunggu mereka di dalamnya.
Tetapi begitu mereka masuk ke dalam, mereka terkejut oleh kegelapan yang menyelimuti ruangan. Tidak ada cahaya yang menyinari jalan mereka, dan mereka merasa seolah-olah mereka tenggelam dalam kegelapan yang tak berujung.
"Sophia, di mana kita sekarang?" tanya Adam dengan suara cemas.
Sophia menggenggam erat tangan Adam, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Aku tidak yakin, Adam. Tapi kita harus tetap maju. Kita tidak boleh menyerah sekarang."
Mereka berdua melanjutkan perjalanan mereka melalui kegelapan yang mencekam, hati mereka dipenuhi dengan ketegangan dan ketidakpastian. Mereka mencari-cari tanda-tanda keberadaan Tikus Penasehat, tetapi tidak ada yang bisa mereka temukan.
Tiba-tiba, suara gemuruh mengerikan memenuhi ruangan, membuat Sophia dan Adam melompat kaget. Mereka saling bertatapan, hati mereka dipenuhi dengan ketakutan yang mendalam.
"Apa itu suara itu?" tanya Sophia dengan gemetar.
Adam mendengarkan dengan cermat. "Aku tidak yakin. Tetapi kita harus tetap waspada."
Mereka melanjutkan perjalanan mereka melalui kegelapan, hati-hati mengikuti suara gemuruh yang semakin keras. Semakin dalam mereka masuk, semakin tegang mereka merasa.
Akhirnya, mereka tiba di sebuah ruangan yang luas, di mana sebuah cahaya samar-samar menyinari sekeliling mereka. Mereka melihat Tikus Penasehat duduk di tengah ruangan, matanya bersinar dengan kebijaksanaan yang luar biasa.
"Sophia, Adam," ucap Tikus Penasehat dengan suara tenang. "Kalian telah sampai di tempat yang tepat. Di sini, kalian akan menemukan jawaban atas semua pertanyaan kalian."
Sophia dan Adam menatap Tikus Penasehat dengan penuh antusiasme dan keingintahuan. Mereka tahu bahwa petualangan mereka baru saja mencapai titik balik yang menentukan, dan mereka siap untuk menghadapi apa pun yang mungkin terjadi selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Asseret Miralrio
Semoga terus terinspirasi dan bisa memberikan karya terbaik untuk kita semua, thor 🙏
2024-02-23
0