Bab 2

Kelima remaja tanggung kini sedang berjalan keluar kelas setelah terdengar suara bel menandakan waktunya semua siswa dan siswi pulang sekolah.Keempat remaja itupun menjadi pusat perhatian karena selain tampan mereka terkenal karena menjadi pemain basket di sekolah mereka.

"Al, jadi elo benar-benar nggak ikut basket lagi? tanya Guntur .

" Iya".

"Jujur ya kita berempat itu ngerasa kehilangan elo tau,rasanya ada yang kurang setelah elo memutuskan untuk keluar dari tim kita".kata Irwan terlihat sedikit sedih sedangkan Iwan dan Indra hany menjadi pendengar saja.

" Maaf ya telah membuat kalian kecewa."ucapnya dan keempatnya pun mengangguk hingga tanpa terasa kelima remaja itupun kini sudah berada di halaman parkir.

"Elo mau gue antar Li?tanya Irwan.

" Tidak usah gue bawa sepeda kok".

"Gue kira elo nggak bawa sepeda. Terus sepeda elo taruh di mana? tanya Irwan sambil melihat -lihat sekeliling halaman parkir.

"Sepedanya gue titipin dengan pos satpam, nggak pantas kalau parkir di sini hampir semuanya mobil nanti sepeda mengganggu pemandangan".ucapnya dan membuat keempat temannya pun tertawa.

"Elo ada, ada aja sih Li, elo nggak usah bicara seperti itu kita semua itu sama di hadapan Tuhan.Jadi tidak usah bicara seperti itu lagi jujur gue nggak suka elo merendahkan diri elo".

" Iya,kita berempat tulus temenan sama elo Li".kata Guntur mewakili keempat temannya.

Ali pun tersenyum

"Terima kasih, karena kalian sudah menerima gue jadi teman kalian".ucapnya dan keempatnya pun mengangguk.

Ali pun melihat jam berada di tangannya waktu sudah menunjukkan pukul 1 kurang.

"Gue cabut duluan ya".izin Ali karena sudah waktunya untuk masuk kerja.

" Iya Li hati-hati di jalan".kata Iwan mewakili keempat temannya.

"Iya".jawab Ali sambil berjalan menuju ke pos satpam untuk mengambil sepedanya.

"Selamat siang pak Rizal".sapanya sesudah sampai.

Laki-laki itupun menoleh dan melihat seorang remaja yang sangat di kenalnya itu kini sudah menaiki sepedanya.

" Selamat siang den Ali, sudah mau pulang ya?

"Iya pak".

" Ali pamit ya pak".

"Iya den hati-hati di jalan".

"Iya pak terima kasih".jawabnya sambil menggoes sepedanya keluar dari halaman sekolah elit itu.Sungguh dirinya benar-benar bersyukur karena bisa bersekolah di sekolah elit itu dengan jalur beasiswa.

Kedua kaki remaja tanggung itupun terus menggoes sepedanya menuju restoran tempat nya bekerja.Panasnya sinar matahari menerpa kulit tangannya yang putih terlihat sedikit berubah berwarna sedikit merah.

15 menit kemudian akhirnya dia pun sampai di tempat kerjanya.Setelah memarkirkan sepedanya di halaman belakang restoran remaja itupun langsung melangkahkan kakinya menuju ke restoran lewat jalan belakang khusus untuk para karyawan restoran.

"Kamu baru sampai Al".sapa seseorang yang kini sedang bersiap-siap untuk bekerja.

Ali pun mengangguk

"Iya bang Wisnu".

" Elo udah makan siang belum?

"Em.. belum bang".jawabnya jujur.

"Ini makanlah".ucapnya sambil memberikan sebungkus nasi dan juga sebotol air minum.

" Tapi bang, bukannya ini makan siang buat abang ".

" Gue udah makan tadi dan yang ini memang buat elo, gue beliin sekalian.Udah ambil makan dulu baru kerja biar elo nggak sakit karena jika sampai elo sakit siapa yang nyari duit buat Nenek dan Ibu elo".

Ali begitu terharu mendengar nya sungguh dirinya sungguh beruntung karena di kelilingi oleh orang-orang yang baik kepadanya.

"Makasih bang".

" Iya,makanlah terus sholat setelahnya baru kerja ".

" Iya bang makasih ".

" Abang tinggal kerja dulu".ucapnya sambil berjalan meninggalkan remaja tanggung itu sendiri di ruang khusus karyawan.Ali melihat nya lalu dia pun duduk kursi dan membuka nasi bungkus dan memakannya dengan penuh syukur.

"Alhamdulillah".ucapnya setelah selesai makan.Setelah nya dia pun mengerjakan sholat zuhur sebelum mulai bekerja.

Ali berjalan memasuki tempat kerjanya dan seorang pun memanggilnya adalah pemilik restoran Bu Maria.

"Ali".

Remaja itupun bergegas mendekat

"Saya Bu".katanya sesudah sampai

" Kamu sudah makan siang?

"Sudah Bu".

" Ya sudah kamu langsung kerja".

"Baik Bu".jawabnya sambil berjala melayani para pengunjung.

Sesaat sang pemilik restoran itupun teringat saat pertama kali remaja itu melamar kerja di restoran nya.

Awalnya dirinya tidak menerimanya karena remaja itu masih di bawah umur tapi remaja itu meyakinkan nya kalau dirinya benar-benar butuh pekerjaan untuk menghidupi Nenek dan juga membeli obat untuk ibunya yan menderita sakit.

Setelah mendengarkan kisahnya akhirnya dirinya pun menerimanya untuk bekerja di restoran nya.

Sifatnya yang supel dan juga berwajah ganteng membuat para pengunjung restoran begitu betah berlama-lama di dalam restoran karena wajah ganteng Ali sepertinya banyak menghipnotis para pengunjung restoran dan membuat keuntungan restoran menjadi bertambah. Ternyata Ali itu anak pembawa keuntungan.

Wanita itupun menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan nya pelan-pelan hingga akhirnya dia pun tersenyum.

"Seharusnya kamu jadi model aja Ali".gumamnya dalam hati lalu dia pun berjalan menuju tangga untuk menuju ke ruangan nya yang berada di atas.

Tepat jam 7 Ali sudah kini sudah bersiap-siap untuk pulang karena status nya yang masih pelajar jadinya jam kerjanya hanya sampai jam 7.

Saat remaja itu menuju keluar halaman restoran tiba-tiba seseorang memanggilnya hingga dia pun berbalik dan dia melihat bang Wisnu berjalan menghampirinya sambil membawa dua kotak nasi di tangannya.

"Ini kenapa nggak di bawa".ucapnya sambil memberikan kepada remaja tanggung yang berada di depannya.

Remaja itupun nyengir

" Maaf bang Ali lupa".

"Lain kali jangan lupa ini jatah kamu".

" Iya bang makasih".

"Iya kamu hati-hati pulangnya".pesannya dan di angguki oleh Ali.

" Ali pamit bang".

"Iya".jawab Wisnu sambil melihat remaja tanggung itupun menggoes sepedanya keluar dari area restoran.

" Kalau gue ada di posisi elo pasti gue nggak akan kuat Li".lirihnya dalam hati lalu dia pun masuk ke restoran.

Siang kini sudah berganti menjadi malam.

Remaja itu menggoes sepedanya menuju kearah apotik langganan nya.

Setelah memarkirkan sepedanya dia bergegas masuk ke dalam apotik yang kini tidak begitu ramai.Penjaga apotik pun tersenyum saat melihatnya.

"Ali".

"Kak Sabil".

" Kamu baru pulang kerja?

"Iya kak.Ali mau beli obat untuk ibu".

Tanpa bertanya lagi wanita itupun langsung mengerti dan langsung mengambilkan obat yang di pesan oleh Ali.

" Ini obatnya ".ucapnya sambil memberikan obat kepada remaja yang berada di hadapan nya.

"Terima kasih".ucapnya sambil memberikan uang kepadanya.

" Sama-sama Ali semoga ibu kamu cepat sembuh ya".

"Terima kasih kak, Ali pamit".katanya dan wanita itupun menganggukkan kepala nya tanda iya sambil melihat kearah remaja tanggung itu dengan perasaan yang susah di ucapkan.

bersambung

Terpopuler

Comments

Yuki Budi

Yuki Budi

syuka ma cerita nya... semangat kakak

2024-05-24

1

Eneng Ersha

Eneng Ersha

up nya jngn sedikit2 thor tanggung bacanya semangat 💪😁😁 tp ceritanya jngn bnyk komplik yg berat biar ga males baca nya soal nya suka kesel dn gondok hati 🤣🤣🤣

2024-02-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!