Syafira telah melakukan visum dan langsung mengajukan gugatan cerai di pengadilan agama. Dia tak akan sudi lagi menjadi istri Arya. Setelah mendaftar gugatan cerai, dia pergi ke sebuah kafe.
Hingga sore Syafira duduk di sana. Tak tau harus kemana. Dia ingin ke perusahaan. Namun, belum siap untuk bertemu dengan suaminya.
Perusahaan itu sebenarnya milik Syafira. Dia meminta suaminya yang memimpin agar Arya disegani dan terpandang. Tapi, mulai besok dia akan mengambil alih semuanya.
Syafira menghubungi salah seorang temannya. Dia ingin bantuan pria itu untuk mengaudit ulang data perusahaan. Kenapa selalu merugi selama tiga bulan belakangan ini.
***
Malam harinya Syafira memutuskan pulang. Dia harus kuat menghadapi semua. Seharusnya mereka yang keluar, bukan dia. Pikir wanita itu.
Dengan ragu Syafira melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Semua lampu masih padam. Gelap. Seperti tak ada penghuni. Dia menghidupkan seluruh penerangan.
Syafira menutup mulutnya agar tak keluar suara, dia kaget melihat Kinara yang tidur di sofa hanya dengan menggunakan pakaian dalam. Pasti kelelahan setelah bermain dengan suaminya.
"Pantas Kinara meminta aku berhentikan saja Bi Sum, pasti agar dia dan Arya bisa bercinta dengan bebas," gumam Syafira dalam hatinya.
Tiga bulan lalu, Kinara mengusulkan agar Syafira memberhentikan BI Sum. Alasannya karena dia telah besar, dan bisa bantu-bantu. Tidak perlu ada pembantu. Diakui Syafira, anak angkatnya itu memang rajin dan mau membantu bersih-bersih. Dia dan Arya sering memujinya.
"Lebih baik aku pergi dari rumah ini, menjijikan bila ingat semua ruangan di sini mungkin pernah mereka gunakan untuk melakukan perbuatan-perbuatan mesum!" gumam Syafira lagi. Dia melangkah menuju kamarnya.
Saat akan masuk, langkah Syafira terhenti karena namanya di panggil. Dia sebenarnya enggan menanggapi.
"Akhirnya Mami pulang. Mi, aku mohon, restui hubungan aku dan Papi. Aku minta maaf jika ini menyakitkan bagi Mami. Tapi seiringnya waktu, aku yakin Mami akan terbiasa dan bisa menerimanya. Dari pada Papi berselingkuh dengan wanita lain. Bukankah Mami menyayangiku?" tanya Kinara.
Syafira menarik napas dalam. Semua dia lakukan untuk menghilangkan emosi. Dia tak ingin terlihat menyedihkan dihadapan sang anak.
Delapan tahun dia menjaga dan merawat Kinara dengan penuh kasih sayang. Tak percaya jika dia tega mengkhianatinya. Tahun ini gadis itu baru saja menyelesaikan pendidikannya. Syafira berencana memasukan ke perguruan tinggi ternama di Singapura. Beruntung dia belum mendaftarkan putri angkatnya itu.
Syafira membalikan tubuhnya menghadap sang anak. Dia tersenyum simpul menanggapi ucapan Kinara.
"Siapa bilang aku tak merestui hubungan kamu dan Papi?" tanya Syafira dengan ucapan yang penuh penekanan.
"Jadi Mami akhirnya merestui hubungan kami?" tanya Kinara dengan tersenyum. Dia berdiri dan memungut pakaiannya yang berserakan di lantai. Syafira menahan amarahnya dengan mengepalkan tangan.
Kinara berjalan mendekati Syafira. Saat anak angkatnya itu ingin memeluk, wanita itu menghindari. Dia jijik melihat banyaknya tanda merah di tubuh sang putri.
"Kanapa Mami tak mau dipeluk? Katanya Mami merestui hubungan kami?" tanya Kinara dengan heran.
"Aku memang merestui hubungan kalian. Itulah sebabnya aku minta cerai, biar tak ada penghalang lagi untuk kalian berdua. Dan jangan peluk aku, karena aku jijik," ucap Syafira.
Setelah mengucapkan itu, Syafira masuk ke kamar dan menguncinya. Dia tak ingin melihat wajah putri angkatnya itu lagi. Sangat menyakitkan. Apa yang tidak dia berikan untuk Kinara? Semua yang terbaik dia usahakan untuk gadis itu. Semua karena dia ingin sang putri menjadi penerusnya.
***
Pagi hari setelah berpakaian rapi Syafira keluar dari kamarnya. Dia ingin sarapan sebelum ke kantor. Hari ini dia berencana akan mengaudit data perusahaan.
Syafira melihat Kinara yang duduk sambil memeluk lengan suaminya Arya. Sebenarnya itu hal yang biasa anaknya itu lakukan. Namun, dulu Syafira mengira itu karena sayangnya seorang ayah pada anaknya.
Syafira merasa bodoh. Selama ini dia pikir suaminya tulus menyayangi Kinara. Yang tidak habis pikir, kenapa harus anak angkat mereka yang usianya masih delapan belas tahun. Belum dewasa.
"Mami, sudah bangun?" tanya Arya seperti biasanya dengan nada lembut. Syafira mengakui jika suaminya tipe pria romantis dan penyayang. Wanita manapun akan mudah luluh dengan ucapan manisnya.
"Mi, aku dan papi akan segera menikah. Perutku akan semakin membesar. Aku mohon Mami merestuinya," ucap Kinara tanpa perasaan.
Syafira yang akan menyantap sarapan roti bakarnya jadi mengehentikan kegiatannya itu. Dia menatap tajam ke arah gadis itu.
"Aku pasti merestui. Kalian berdua jangan takut," jawab Syafira dengan tersenyum.
"Terima kasih, Mi," ucap Kinara.
"Mi, kami minta maaf. Aku tahu apa yang kami lakukan ini pastilah sangat menyakiti Mami. Namun, aku mohon pengertian dari Mami. Semua juga bukan hanya kesalahan Kinara. Mami yang sering ke luar kota membuat papi kesepian. Hingga Papi khilaf saat malam itu kami tidur sekamar. Jadi sekali lagi, kami mohon pengertian dari Mami. Papi masih mencintai Mami. Tapi Papi juga menyayangi Kinara. Apa lagi saat ini di rahimnya Kinara ada benih Papi. Sekali lagi, Papi mohon pengertian dari Mami," ucap Arya dengan suara lembut.
"Aku merestui pernikahan kalian. Makanya aku telah mendaftarkan gugatan cerai. Kalian bisa berdua tanpa ada penghalang. Dan satu lagi, mulai hari ini perusahaan aku yang pimpin kembali. Mobil kamu aku yang pakai. Mana kunci mobil?" tanya Syafira dengan nada penuh penekanan.
Tentu saja hal itu membuat Arya terkejut. Dia tak menyangka jika Syafira akan bertindak begini.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Lusiana_Oct13
Tendaaaanggggg lah 22 dari rumah itu
2024-08-25
0
Lusiana_Oct13
kenapa gk di usir aja 22 dari rumah
2024-08-25
0
Maria Magdalena Indarti
suami nebeng aja banyak tingkah.
Libas abis
2024-05-12
0