Bab Empat

Syafira dan Garvin sampai di kantor pada pukul satu siang. Mereka tadi telah membahas sedikit tentang data perusahaan. Setelah makan siang keduanya kembali ke kantor.

Saat tiba di kantor, banyak mata karyawan memandangi Garvin. Diakui Syafira, pria itu memang sangat tampan dan berkharisma. Dia saja jika masih berusia muda dan belum menikah pasti tertarik dengan laki-laki di sampingnya ini.

Syafira langsung menuju ruang pimpinan. Ternyata di sana telah duduk dengan manisnya Arya dengan sekretarisnya berada di atas pangkuan. Mungkin dia tak menyangka jika istrinya akan ke kantor di jam makan siang ini.

"Apa pekerjaan seorang sekretaris sekarang sudah merangkap dengan memuaskan atasan?" tanya Syafira dengan suara di buat setenang mungkin. Dia tak mau terbawa emosi yang akan membuat dia menjadi terlihat seperti cemburu. Padahal sejak melihat suaminya dengan Kinara bercinta, rasa cintanya pada Arya telah mati.

Sekretaris itu langsung turun dari pangkuan Arya. Tangan Syafira terkepal menahan amarahnya. Dalam hatinya bertanya, apakah ini yang suaminya lakukan selama ini? Apakah dia terlalu bodoh hingga baru mengetahui semua ini? Dibelakangnya Garvin berdiri dengan tersenyum.

Garvin telah mendengar apa yang terjadi antara Syafira dengan suaminya. Semua inilah yang menjadi alasan wanita itu melakukan audit.

"Mau apa Mami ke sini? Semua yang Mami lihat itu tak seperti yang Mami pikirkan. Aku dan Desy tadi hanya becanda. Kelelahan bekerja, sedikit bacanda itu biasa'kan?" Arya balik bertanya.

Desy hanya bisa menunduk. Dia mungkin malu karena ketahuan kelakuannya. Siapa pun tahu siapa Syafira. Istri dari Arya. Tentu sekertaris itu takut kelakuannya di beberkan di kantor.

"Becandanya enak banget ya. Sampai pangku-pangkuan. Oh, iya. Aku mau sampaikan, mulai hari ini ruangan ini akan aku tempati. Kamu nanti bisa tempati ruangan yang sesuai dengan jabatanmu. Desy, kamu beritahukan semua pimpinan masing-masing devisi jika akan ada rapat satu jam lagi!" ucap Syafira dengan tegas.

"Baik, Bu!" jawab Desy. Dia lalu keluar dari ruangan dengan tetap menunduk.

Arya yang tidak terima dengan sikap istrinya lalu berdiri. Mendekati Syafira dan berdiri seperti menantang istrinya itu.

"Sebenarnya apa maumu! Apa kau lupa, lima belas tahun sudah aku membantu perusahaan dengan menjadi pemimpin. Apa kamu kira perusahaan ini akan berkembang pesat jika kamu yang pimpin? Dasar wanita tak tahu terima kasih!" ucap Arya dengan suara tinggi.

"Aku atau kamu yang tak tahu terima kasih? Apa kamu lupa jabatan kamu sebelum menikah denganku? Laki-laki mokondo seperti kamu ini tak layak dan tak pantas berada di sini! Aku yang akan mengambil alih semuanya!" ucap Syafira tak kalah emosinya.

Mendengar Syafira mengejeknya sebagai pria mokondo membuat harga dirinya terinjak. Apa lagi ada pria lain yang mendengarnya. Tangan Arya terangkat ingin menampar pipi istrinya itu, tapi belum sampai ke pipi wanita itu, tangannya ditahan Garvin. Pria itu lalu menghempaskan dengan keras tangannya.

"Kamu laki-laki atau banci?" tanya Garvin, hal itu makin membuat Arya naik darah. Wajahnya tampak memerah menahan amarah .

"Siapa kau ...? Jangan ikut campur dengan urusan rumah tanggaku!" ucap Arya dengan emosi.

"Aku akan ikut campur, jika melihat ada pria yang ingin melakukan kekerasan pada wanita. Bahkan aku tak akan segan melaporkan ke pihak yang berwajib!" ucap Garvin dengan penuh penekanan.

"Apa kamu sebenarnya adalah selingkuhannya Syafira? Belum resmi berpisah, sudah berani membawa pria lain. Laki-laki seperti ini yang perlu kamu curigai, pria muda yang mengejar tante-tante hanya untuk diporoti uangnya," balas Arya.

Garvin tampak tak terpengaruh dengan ucapan pria itu. Justru dia tersenyum menanggapinya.

"Membalikan fakta. Jelas-jelas tadi kau yang berselingkuh, sekarang balik menuduh aku yang selingkuh dengan Bu Syafira. Apa kamu tak pernah berkaca?" tanya Garvin dengan suara penuh penekanan.

"Sudahlah, Garvin. Percuma melawan orang seperti Arya. Hanya buang-buang waktu. Sebaiknya kita lanjutkan pekerjaan yang tadi," ajak Syafira.

Syafira berjalan menuju kursi kebanggaan suaminya. Duduk dengan manisnya. Garvin duduk berhadapan. Mereka berdua langsung membuka laptop dan berkas yang tadi sudah mulai dikerjakan.

Arya masih terus berdiri di tempat semula. Memperhatikan keduanya bekerja. Setelah cukup lama berdiri, akhirnya dia memilih duduk di sofa. Satu jam kemudian seperti perintah Syafira para atasan masing-masing devisi berkumpul untuk rapat.

Desy mengetuk pintu ruang kerja pimpinannya itu. Dia masih takut atas kejadian tadi. Takut jika akhirnya dia dipecat. Beberapa kali mengetuk, baru terdengar sahutan dari dalam. Desy masuk setelah ada perintah.

"Maaf, Bu. Apa rapat akan segera di mulai?" tanya Desy dengan suara gemetar karena ketakutan.

"Ya, sebentar lagi aku masuk!" ucap Syafira. Lalu dia mengajak Garvin untuk ikut. Dia tak pedulikan suaminya yang juga berada di ruangan itu.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya pintu ruangan rapat terbuka dan Syafira memasuki ruangan dengan langkah tegap yang penuh kepercayaan diri. Sebuah senyuman samar terlihat di wajahnya saat dia mengambil tempat di depan meja rapat.

"Selamat Siang, semua," sapa Syafira dengan suara jernih yang membuyarkan kegugupan yang terpancar dari wajah para karyawan.

Semua orang di ruangan merespon sapaan Syafira dengan senyuman dan anggukan kecil. Mereka penasaran dengan alasan rapat ini dikhususkan hanya untuk pimpinan devisi saja, dan lebih penasaran lagi karena mereka tahu bahwa Arya adalah orang yang biasanya memimpin rapat-rapat perusahaan. Tetapi kali ini diambil alih istrinya.

Syafira melanjutkan, "Seperti yang kalian ketahui, Pak Arya adalah pimpinan perusahaan ini dan telah menjadi pemimpin selama bertahun-tahun. Namun, setelah mendiskusikan berbagai hal dengan Pak Arya sendiri, kami berdua setuju bahwa perubahan perlu terjadi untuk kebaikan perusahaan ini."

Mulut para karyawan terbuka lebar, tidak percaya dengan apa yang mereka dengar. Beberapa terlihat khawatir, sementara yang lain penasaran dengan apa yang akan Syafira sampaikan selanjutnya.

"Tepat," lanjut Syafira sambil tersenyum mantap. "Mulai hari ini, saya akan mengambil alih kepemimpinan perusahaan ini."

Ketegangan pun memenuhi ruangan, dan para karyawan tidak dapat menyembunyikan kejutannya. Mereka melihat Syafira sebagai seorang wanita yang cerdas dan berbakat, tetapi tak pernah berpikir bahwa dia akan mengambil alih perusahaan ini.

Syafira melanjutkan penjelasannya, "Ini bukanlah keputusan yang mudah untuk saya ambil. Namun, saya percaya bahwa perubahan ini akan membawa perusahaan ke arah yang lebih baik. Pak Arya dan saya telah berdiskusi dan dia pun sepenuhnya mendukung ini."

Satu per satu, ekspresi wajah karyawan berubah dari terkejut menjadi rasa hormat. Mereka menyadari betapa besar tekad dan keberanian yang dimiliki Syafira dalam mengambil langkah ini. Mereka merasa yakin bahwa kini perusahaan ini akan memiliki pemimpin yang baru, tetapi tidak kalah tangguh dan mampu membawa perusahaan ini menuju kesuksesan yang lebih besar.

Rapat pun berlanjut dengan detail-detail mengenai rencana dan visi yang akan dijalankan oleh Syafira sebagai pemimpin perusahaan. Semakin lama rapat berlangsung, semakin yakin para karyawan bahwa Syafira adalah pilihan yang tepat untuk memimpin dan mengembangkan perusahaan ini.

Setelah rapat selesai, suasana di kantor Syafira berbeda dari sebelumnya. Semangat para karyawan terlihat lebih tinggi, dan mereka bersama-sama berkomitmen untuk bekerja sama dengan Syafira menuju masa depan perusahaan yang lebih baik.

Sedangkan Arya keluar dari kantor dengan tangan terkepal. Dia merasa malu atas semua keputusan yang diambil istrinya itu. Dalam hatinya pria itu berkata, akan menanyakan ini lagi di rumah. Dengan perasaan yang masih dipenuhi emosi dia pulang ke rumah.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Ayu galih wulandari

Ayu galih wulandari

Idiiih laki2 kok gk tahu berterima kasih ,bersyukur ,pantes aja wong dia gk tahu malu ..

2024-05-09

2

Ani Ani

Ani Ani

padan muka kauselikoh lagi

2024-03-17

0

jaran goyang

jaran goyang

𝘨𝘰𝘰𝘥

2024-03-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!