BMr.K 10.

"Ra, hari ini kamu libur kerjanya nak?" Tanya bunda yang sedang membereskan pakaian yang telah di lipat.

"Tidak bunda, Aira masih masuk. Kebetulan jam kerjanya sedang direvisi, jadinya akan tetap bekerja diwaktu akhir pekan." Aira berkilah untuk menutupi apa yang telah terjadi padanya dan juga pekerjaannya.

Bunda dan abangnya belum mengetahui jika dirinya tidak bekerja lagi tempat yang lama, bahkan bekerja tanpa menerima gaji ditempat yang baru pun ia rahasianya. Hal itu membuat kepala Aira terasa sakit untuk memikirkannya, namun jika ia menolak pekerjaan itu. Sama saja dirinya mengali lubang kematiannya sendiri.

"Mau abang anterin, Ra?" Shaka menawarkan diri.

"Tidak usah bang, biar Aira naik kendaraan umum saja. Bunda juga sepertinya sedang butuh bantuan abang, Aira berangkat ya." Aira langsung berpamitan kepada bunda dan Shaka.

Berjalan sambil menikmati segarnya udara di pagi hari, langkah kaki itu kini menuju halte bis yang berada tak jauh dari rumahnya, sedikit bersenandung menunggu kedatangan angkutan umum yang ada. Ketika tiba pun, mereka harus berpacu dengan waktu agar tidak tertinggal.

Saat tiba di perusahaan, Aira kembali dihadapkan dengan tatapan sinis dari para karyawan lainnya. Dimana berita mengenai dirinya kemarin telah menyebar, bahkan ada yang berpendapat jika Aira adalah jalang yang berlindung dibalik pakaian tertutupnya.

"Huh, harusnya aku tidak mencari masalah dengan tuan aneh itu." Gumam Aira melanjutkan langkahnya menuju ruang kerjanya.

"Ra, kamu sudah sampai?" Sapa Helen, teman satu profesi dengannya.

"Iya, yang lainnya?" Aira melihat masih begitu sepi sekali.

"Biasa, mereka selalu menunggu disana. Mau melihat wajah bos katanya, kamu yang sabar ya." Helen mengetahui apa yang telah dialami oleh Aira.

"Terima kasih, aku siap-siap dulu ya." Aira pun menganti pakaiannya dan mengambil peralatannya.

Mereka berpisah menuju tempat tugasnya masing-masing, akan tetapi ketika Aira keluar dari ruangan tersebut. Dirinya disambut oleh beberapa orang seniornya, dengan tatapan tajam seperti mata pisau.

"Hei kamu anak baru, jangan coba-coba mengadu lagi. Atau kamu akan habis berhadapan dengan kami, mengerti!" Yola, senior Aira yang berbicara.

"Iya kak, maaf." Aira tidak ingin mencari masalah baru.

Berlalu dari mereka, membuat Aira harus menghela nafas beratnya. Merasa begitu berat masalah yang kini ia hadapi, ingin menghindar namun semuanya telah terjadi.

Masuk ke dalam ruangan milik bos mereka, Aira langsung mengerjakan apa yang sudah menjadi tugasnya. Tanpa ia sadari dari awal, ada seseorang yang menatapnya dengan begitu erat. Ketika kain pel yang digunakan Aira menyentuh sesuatu, lalu itu membuat dirinya menjadi kaget.

"Tu tuan!" Tubun itu menjadi tegang.

"Apa? Baru sadar? Ambillah kotak obat disana." Kenzo berjalan seperti biasa dan duduk di sofa.

Aira segera melaksanakan apa yang diperintahkan, kemudian ia menyerahkannya kepada Kenzo.

"Ini tuan." Meletakkan kotak obat dihadapan Kenzo.

Alangkah kagetnya Aira ketika mendapati Kenzo membuka baju kemeja yang ia kenakan dihadapannya, langsung saja Aira menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Kenapa?" Kenzo merasa heran akan sikap Aira.

"Itu, itu tuan. Kenapa anda membuka baju disini?" Masih dalam ketakutannya.

Takh!

"Aduh." Aira meringis tatkala keningnya disentil oleh Kenzo.

"Pikiranmu itu, aku hanya memintamu untuk mengobati luka ditubuhku. Dasar wanita ninja." Seringai Kenzo yang tidak habis pikir akan jalan pikiran Aira.

"Ta tapi tuan." Aira takut.

"Tapi apa? Kamu mau membantah perintahku?" Ketus Kenzo.

"Ti tidak tuan."

Kenzo membalikkan tubuhnya, terlihatlah punggungnya yang terkena senjata tajam, perlahan Aira membuka kedua telapak tangannya dan melihat ke arah punggung Kenzo. Terdapat kain kasa putih yang sudah berubah warna menjadi merah pekat, dan perlahan Aira mengambil kotak obat tersebut.

"Tuan, apa tidak ke rumah sakit saja? Sepertinya luka tuan ini sangat besar dan juga dalam, perlu adanya tindakan tuan." Aira membuka kain kasa tersebut dan ia begitu kaget melihat luka itu.

Tiba-tiba saja tangan Aira langsung mendapatkan tarikan yang cukup kuat, sehingga membuat dirinya jatuh dalam pangkuan Kenzo.

"Aaaaa!" Teriak Aira.

"Sstthh, bisakah bibir ini tidak berteriak. Atau kamu mau berada dalam posisi seperti ini terus?" Tatap Kenzo pada kedua bola mata indah itu dan menempelkan jari telunjuknya didepan bibir mungil milik Aira.

"Tuan, lepas. Ini tidak baik, tolong biarkan saya berdiri." Aira memberontak untuk melepaskan diri, karena Kenzo menahan pinggang Aira.

"Semakin kamu memberontak, maka jangan salahkan aku jika terjadi sesuatu." Senyuman Kenzo begitu membuat Aira ketakutan.

"Ta tapi."

Belum saja kalimat tersebut lengkap tersebutkan, wajah Kenzo sudah begitu dekatnya dihadapan wajah Aira. Itu membuat Aira menarik wajahnya, namu sayangnya kepala Bagian belakangnya tertahan oleh lengan kekar Kenzo.

"Wanitaku, kau adalah wanitaku." Ujar Kenzo dengan tatapan rayuannya.

"Ti tidak!" Aira mendorong sekuat tenaga yang ia miliki untuk lepas dari Kenzo.

Namun hal tersebut tidak berlaku, kekuatan yang dimiliki oleh Kenzo begitu kuat. Tatapan Aira tertuju pada luka yang terbuka pada punggung tersebut, memberanikan diri. Aira memukul luka tersebut dengan kepalan tangannya, sehingga membuat Kenzo berteriak dan melepaskan Aira.

"Argh!" Erang Kenzo.

"Sedari awal, anda sudah mempermainkan saya. Dan kali ini, anda pun mencoba membuat saya seperti wanita hina. Dasar pria bre****ek!" Aira begitu marah akan sikap Kenzo dengan berlinangan air mata.

"Kenapa? Aku tidak mempermainkanmu, takdir yang membawa kita untuk bertemu. Dan aku menyakini jika dirimu adalah milikku, apa ada yang salah? Tentu tidak, Kenzo Brakher tidak mengenal kalimat salah."

"Seharusnya kamu bahagia, bisa menjadi wanitaku. Dimana diluar sana para wanita memperebutkan posisi ini, kamu begitu manarik sayang." Tatap Kenzo.

"Saya tidak sudi menjadi wanita anda, anda benar-benar pria buruk." Aira berjalan menuju pintu untuk keluar dari ruangan tersebut.

Terlihat sebuah pisau kecil melayang mendahului tubuh Aira dan tertancap pada pintu yang belum terbuka, seketika hal itu membuat Aira terdiam dan tubuhnya bergetar.

Terpopuler

Comments

Dhevandra Alfariano_03

Dhevandra Alfariano_03

tuan Kenzo pelan" donk jangan langsung klaim Aira jatuhnya pelecehan kasihan aira

2024-03-04

3

lihat semua
Episodes
1 BMr.K 1.
2 BMr.K 2.
3 BMr.K 3.
4 BMr.K 4.
5 Bmr.K 5.
6 BMr.K 6.
7 BMr.K 7.
8 BMr.K 8.
9 BMr.K 9.
10 BMr.K 10.
11 BMr.K 11.
12 BMr.K 12.
13 BMr.K 13.
14 BMr.K 14.
15 BMr.K 15.
16 BMr.K 16.
17 BMr. K 17.
18 BMr. K 18.
19 BMr. K 19.
20 BMr.K 20.
21 BMr.K 21.
22 BMr.K 22.
23 BMr.K 23.
24 BMr.K 24.
25 BMr.K 25.
26 BMr.K 26.
27 BMr. K 27.
28 BMr.K 28.
29 BMr.K 29.
30 BMr.K 30.
31 BMr.K 31.
32 BMr.K 32
33 BMr.K 33
34 BMr.K 34.
35 BMr.K 35.
36 BMr.K 36
37 BMr.K 37
38 BMr.K 38
39 BMr.K 39.
40 BMr.K 40.
41 BMr.K 41.
42 BMr.K 42
43 BMr.K 43
44 BMr.K 44
45 BMr.K 45.
46 BMr.K 46
47 BMr.K 47
48 BMr.K 48
49 BMr.K 49
50 BMr.K 50.
51 BMr.K 51.
52 BMr.K 52.
53 BMr.K 53.
54 BMr.K 54.
55 BMr.K 55.
56 BMr.K 56.
57 BMr.K 57.
58 BMr.K 58.
59 BMr.K 59.
60 BMr.K 60.
61 BMr.K 61.
62 BMr.K 62.
63 BMr.K 63.
64 BMr.K 64.
65 BMr.K 65.
66 BMr.K 66.
67 BMr.K 67.
68 BMr. K 68.
69 BMr. K 69.
70 BMr. K 70.
71 BMr. K 71.
72 BMr. K 72.
73 BMr.K 73.
74 BMr.K 74.
75 BMr.K 75.
76 BMr.K 76.
77 BMr.K 77.
78 BMr.K 78.
79 BMr.K 79.
80 BMr. K 80.
81 BMr. K 81.
82 BMr. K 82.
83 BMr. K 83.
84 BMr. K 84.
85 BKr. K 85.
86 BKr. K 86.
87 BMr. K 87.
88 BMr. K 88.
89 BMr. K 89.
90 BMr. K 90.
Episodes

Updated 90 Episodes

1
BMr.K 1.
2
BMr.K 2.
3
BMr.K 3.
4
BMr.K 4.
5
Bmr.K 5.
6
BMr.K 6.
7
BMr.K 7.
8
BMr.K 8.
9
BMr.K 9.
10
BMr.K 10.
11
BMr.K 11.
12
BMr.K 12.
13
BMr.K 13.
14
BMr.K 14.
15
BMr.K 15.
16
BMr.K 16.
17
BMr. K 17.
18
BMr. K 18.
19
BMr. K 19.
20
BMr.K 20.
21
BMr.K 21.
22
BMr.K 22.
23
BMr.K 23.
24
BMr.K 24.
25
BMr.K 25.
26
BMr.K 26.
27
BMr. K 27.
28
BMr.K 28.
29
BMr.K 29.
30
BMr.K 30.
31
BMr.K 31.
32
BMr.K 32
33
BMr.K 33
34
BMr.K 34.
35
BMr.K 35.
36
BMr.K 36
37
BMr.K 37
38
BMr.K 38
39
BMr.K 39.
40
BMr.K 40.
41
BMr.K 41.
42
BMr.K 42
43
BMr.K 43
44
BMr.K 44
45
BMr.K 45.
46
BMr.K 46
47
BMr.K 47
48
BMr.K 48
49
BMr.K 49
50
BMr.K 50.
51
BMr.K 51.
52
BMr.K 52.
53
BMr.K 53.
54
BMr.K 54.
55
BMr.K 55.
56
BMr.K 56.
57
BMr.K 57.
58
BMr.K 58.
59
BMr.K 59.
60
BMr.K 60.
61
BMr.K 61.
62
BMr.K 62.
63
BMr.K 63.
64
BMr.K 64.
65
BMr.K 65.
66
BMr.K 66.
67
BMr.K 67.
68
BMr. K 68.
69
BMr. K 69.
70
BMr. K 70.
71
BMr. K 71.
72
BMr. K 72.
73
BMr.K 73.
74
BMr.K 74.
75
BMr.K 75.
76
BMr.K 76.
77
BMr.K 77.
78
BMr.K 78.
79
BMr.K 79.
80
BMr. K 80.
81
BMr. K 81.
82
BMr. K 82.
83
BMr. K 83.
84
BMr. K 84.
85
BKr. K 85.
86
BKr. K 86.
87
BMr. K 87.
88
BMr. K 88.
89
BMr. K 89.
90
BMr. K 90.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!