Setlah merasakan beberapa menu khas eropa, kini ketiga sahabat itu pun berjalan-jalan seraya melihat keindahan kota eropa. banyak sekali manusia yang berlalu lalang dengan menaiki sepeda dan berjalan kaki, tidak seperti di indonesia yang bahkan manusia nya enggan dan gengsi untuk berjalan kaki
"pemandangan ini sangat jarang kita temui di indo ya al"
alana pun mengangguk menyetujui ucapan lucy "di indo mah orang pada gengsi yang punya mobil mewah ialah yang disegani dan yang berjalan kaki dianggap remeh"
"ahhh..... lagi pula udara disini sangat sejuk dan segar, beda dengan kita yang penuh dengan asap serta polusi udara"
"kapan ya negara kita akan seperti ini ?" tanya bila menatap kedua sahabatnya
"mungkin suatu hari nanti bil" sahut alana seraya menghirup udara dan menghembuskannya perlahan "jika membaca buku di daerah sana pasti sangat tenang" tunjuk alana ke sebuah lapangan luas yang dipenuhi oleh pohon-pohon yang rindang
"untuk piknik juga asik, sekali-sekali kita bisa refreshing disini" sahut lucy yang langsung diangguki oleh alana
"tentu disini akan membuat kita tenang dan fikiran kita bisa stabil dengan baik" ucap alana menyetujui
"habis ini kita mau kemana lagi?" tanya sabila seraya menatap kearah ponsel nya
"ini sudah sore, mari kita beli beberapa makanan dan minuman lalu kita bisa kembali untuk beristirahat" sahut alana
"boleh, aku juga sudah lelah" sahut lucy seraya merentangkan tangannya dan menutup matanya sejenak "uh.... udara nya segar sekali"
.
.
.
.
.
22:00
setelah berjalan-jalan seharian, malam pun telah tiba kini ketiga sahabat itu sudah berada di kamarnya masing-masing beranjak untuk beristirahat
drt...
(ini nomor saya gadis, perkenalan ulang nama saya vante ) -tak dikenal
alana menatap langit-langit pesan itu sedikit gugup, secara tiba-tiba fikiran nya pun kembali mengingat kejadian tadi, mengapa gadis ini merasa ada suatu keanehan ?
(baik, aku alana) -you
drtt..
(sudah malam, mengapa belum tidur?) -vante
(ini aku akan segera beristirahat, selamat malam) -you
setelah membalas pesan terakhir pria itu, alana pun segera menutup gorden kamar nya dan segera mematikan lampu, menaiki kasurnya lalu segera menutup matanya untuk beristirahat
namun, ia tak menyangka bahwa ada sepasang mata merah yang menatap dalam kegelapan, vante berhasil menemukan dimana tempat tinggal gadis itu dan ini saatnya menatap keindahan mangsa nya
vante sedikit memiringkan kepalanya, menatap indah alana yang sudah tertidur pulas "ternyata mangsa ku seindah ni..."
namun tak lama setelah itu vante pun langsung menghilang dan pergi menuju gedung bekas yang menjadi tempatnya menenangkan dirinya.
dibawah rembulan yang redup ia menatap keadaan malam yang amat tenang dengan taring yang ia tunjukkan dengan bebas tak lupa dengan mata merah nya, kini waktu yang ia nanti-nanti setelah mendapatkan mangsa yang ia mau, dan boom ia akan kekal didunia ini tak seperti manusia bodoh yang hanya hidup sementara dan mati menjadi bangkai
namun seketika beberapa ingatan muncul dibenaknya "oh ya aku hampir lupa untuk tidak berjumpa dengan pendeta, manusia satu itu sedikit berbahaya" gumam vante seraya mengingat-ingat beberapa manusia yang harus ia jauhi
"pendeta,, dukun,,, lalu apa ya satu lagi astaga aku melupakannya sial !" ucap vante kesal seraya kembali mengingat-ingat sesuatu yang ia lupakan sepanjang malam, ia vampire tentu nya ia tak pernah tidur di setiap harinya bahkan selamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments