LIMA

Kata orang Arshaka itu ganteng.

Kata orang Arshaka itu ramah, murah senyum.

Kata orang perempuan yang didekati Arshaka itu adalah perempuan yang beruntung.

Tapi bagiku, dia itu penganggu.

Terus menghantui ku seperti hantu bergentayangan.

Tak henti mendekatiku walau aku sudah sering menolaknya, dan selalu berhasil membuat ku terpaksa angkat tangan.

Pernah sekali aku bertanya padanya, kenapa dia tidak dekati perempuan lain saja, yang seumuran dengannya? Atau dengan juniornya? Atau perempuan lainnya.

Pasti ada dong temannya yang lebih cantik dan menarik ketimbang aku.

Pokoknya bukan aku.

Aku mengatakan ini bukan berarti aku insecure, karena aku percaya dengan kalimat "semua perempuan terlahir cantik, tinggal bagaimana cara seorang perempuan bisa menunjukan dirinya kepada khalayak."

Namun Arshaka hanya menjawab,

"nggak usah cemburu Bi, mata dan hati ku cuma tertuju padamu."

Mendengar itu aku memutarkan mataku jengah.

Tidak sampai disitu saja. Arshaka semakin rutin memberikan ku setangkai Bunga Mawar putih. Entah ia berikan ku secara langsung atau ia kirim melalui kurir Bunga.

Setiap tangkai yang ia berikan padaku, juga terselip sebuah kartu ucapan. Ketika aku baca, kata ucapan dan pujian manis tertulis disana dengan tulisan tangan yang apik.

Terakhir Arshaka mengirimkan Bunga Mawar lagi padaku melalui kurir dengan kata di kartu ucapan:

"see you tomorrow, Bee."

Aku menghela nafas lelah setelah membaca kartu tersebut, mengingat dimana Arshaka memenangkan balapan liar 2 hari yang lalu.

Harusnya kami pergi berdua pas besoknya setelah balapan, namun aku minta diundur dan akhirnya aku memutuskan untuk jadi pergi dengannya besok hari.

Itu juga karena Arshaka sering menganggu ku dengan menelepon ku setiap malam.

Sebagai seorang perempuan normal, aku akui kalau Arshaka memang pandai membuat perempuan kegeeran dan meleleh kayak es krim. Karin saja mulai gemas sendiri dengan sikap manisnya.

Namun firasat ku menguap ragu, berpesan pada diri sendiri bahwa aku belum boleh lengah dengan Arshaka. Di dalam benak ku, Arshaka masih sesosok asing. Juga aku merasakan sesuatu hal yang berpendar gelap didiri Arshaka. 

Aku tidak tahu kenapa aku bisa berperasaan seperti itu, tapi aku tetap memilih mengikuti intuisi ku.

Bagiku, Arshaka begitu dekat dengan ku namun sulit tergapai. 

Entahlah, aku saja tidak mengerti dengan kalimat yang barusan ku buat sendiri.

"akhir-akhir ini kamu suka melamun sendiri, kamu ada masalah?"

Aku melirik ke samping ketika satu tangan Arshaka menggangu pandangan ku. Lalu aku menjawab seperlunya.

"kepikiran tugas numpuk buat minggu depan." kata ku alibi, lalu ia mengelus kepala ku sekilas.

"nanti aja mikirin tugasnya. Sekarang kita happy-happy dulu," cetusnya kemudian. Setelah ia memakirkan mobil di Basement Mall kami keluar menuju pintu masuk.

Jujur mood ku lagi tidak ingin berlalu lalang mengelilingi Mall. Aku bukan tipe perempuan yang menjadikan Mall sebagai kebutuhan primer.

Tapi tak ku pungkuri, Mall adalah tempat terbaik untuk mencuci mata. Dan jiwa missqueen ku juga akan berteriak jika menemukan label diskon besar disini. Apalagi kalau banyak diskon sneakers, suka khilaf.

"kamu lapar nggak? Kamu mau makan apa Bee?"

Oh iya, sekarang panggilan nama ku juga ia plesetin jadi Bee. Katanya biar hati ku bakal melunak sedikit demi sedikit.

Bisa banget si akang cilok pinggiran sekolah.

"aku pengen makan Mie Ayam," sahut ku sambil melirik kiri kanan. Melihat beberapa outlet pakaian fashion yang cukup menarik perhatian ku.

"Mie Ayam di BMK?"

"bukan," aku menggeleng.

"maunya Mie Ayam dipinggir jalan, depan sekolah SMA Sawarna."

"maksudmu Mie Ayam Bang Aidil?"

Aku mengangguk.

Beberapa saat aku tak mendapati dia berkomentar membuat ku melirik ke arahnya. Ku pikir dia marah karena aku mengajaknya makan dipinggir jalan.

Aku melihat Arshaka mengutak atik ponselnya, lalu ia menoleh dan tersenyum padaku.

"aku sudah kabarin Bang Aidil kalau kita mau kesana. Yuk!"

Sekejap aku terkesiap sebelum Arshaka menarik tangan ku.

**********************************

Aku dan Arshaka sudah duduk di tempat makan Mie Ayam Bang Aidil.

Setelah aku dan Arshaka memesan menu, Bang Aidil sibuk membuatkan pesanan dan Arshaka sibuk menelepon seseorang. Sedangkan aku memandangi keadaan SMA Sawarna yang tampak sepi sebab hari ini adalah hari Minggu.

Selain Arshaka dan Leo bersekolah disini, aku adalah salah satu Alumni di sekolah tersebut. Setelah aku lulus, Leo baru masuk sekolah kelas 1 SMA.

Saat aku masih sekolah, Mie Ayam Bang Aidil adalah tempat favorit ku saat aku menunggu angkutan umum lewat. Sebulan sekali aku suka makan Mie Ayam disini, setelah kenyang baru aku akan pulang.

Dua mangkuk Mie Ayam komplit tersaji didepan ku dan Arshaka. Segera aku mengambil sendok dan garpu lalu aku bersihkan dengan tisu. Setelah bersih aku letakkan di mangkuk Mie Ayam Arshaka, dan kembali aku mengambil sendok dan garpu lain lalu aku bersihkan.

"ternyata kamu romantis juga," puji Arshaka setelah meletakkan ponselnya diatas meja. Ia tersenyum melihat ku memberikan sendok dan garpu bersih padanya.

Aku terdiam melihatnya tersenyum padaku. Namun segera aku berdeham singkat.

"aku, romantis?"

Arshaka mengangguk, lalu menyeka bibirnya menggunakan tisu setelah memasukan suapan pertama kedalam mulut.

"jangan lakukan pada pria lain, hanya boleh padaku saja."

"itu hanya sebuah kebiasaan ku jika aku sedang makan diluar," balas ku. Sejak Ibu ku masih ada, sebelum aku memulai kegiatan makan ku beliau akan selalu membersihkan peralatan makan ku menggunakan tisu.

Meski kami makan ditempat higienis sekalipun, beliau akan tetap memperhatikan alat makan kami, memastikan bahwa benda-benda tersebut aman digunakan.

"bagus kalau sudah jadi kebiasaan. Kesehatan ku akan terjamin jika sedang bersama mu."

"aku bukan seorang Dokter yang dapat menjamin kesehatan seseorang," tukas ku datar, sembari melahap Mie memenuhi mulutku.

"aku nggak perlu Dokter atau profesi apapun untuk terus memantau kesehatan ku, aku hanya butuh kamu disamping aku."

Memang dasar jiwa fakboi, terlalu piawai merangkai kata gombalan hingga beberapa pengunjung yang juga makan disini melirik kami sambil senyum-senyum penuh arti.

Aku tidak tahu bagaimana wajah ku saat ini, berusaha aku menahan rasa malu ku dan juga debaran jantung ku karena menjadi pusat perhatian.

Setelah makanan kami habis, Arshaka membawa ku keliling Kota dan berakhir di sebuah Taman. Ramainya pengunjung dan banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan disisi Taman menarik perhatian ku untuk mengelilingi Taman.

Kemudian kami duduk dikursi besi kosong, lalu aku asik memandangi beberapa orang yang sedang bermain sepatu roda. Juga ada beberapa orang yang sibuk dengan kegiatan masing-masing: bersepeda, duduk santai sambil mengobrol, jogging, dan lain-lain.

Tak lama Arshaka menyodorkan permen gulali padaku, reflek aku sumringah senang meraih permen kapas yang sangat aku sukai.

"Bee,"

Aku menoleh ketika Arshaka memanggilku.

"pacaran yuk."

Mendadak aku duduk terpaku memandanginya, bisa aku lihat wajahnya memang terlihat sangat serius membuat ku sulit bergerak.

"aku lagi nggak pengen bercanda."

Ya, kupikir Arshaka hanya bergurau semata. Sebab dia suka mengatakan sesuatu sambil cengegesan tidak jelas. 

Namun ekspresinya kali ini tak sulut sedikitpun, malah semakin terlihat serius menatap ku.

"aku serius Bee. Aku mau kamu jadi pacar ku,"

Aku tak bisa membalas ucapannya, bibirku jadi kelu, sulit mengeluarkan satu katapun padanya. Yang ada nafas ku naik turun karena debaran jantung ku memenuhi rongga dada ku.

Aku pun juga tak sanggup membalas tatapan tajam yang menghunus pada ku.

Padahal aku tinggal mengatakan tidak, atau aku bisa menggeleng kepala ku sebagai tanda menolak.

Namun aku hanya diam tak melakukan apapun, membiarkannya menunggu aku untuk membalas permintaannya.

"kalau kamu masih ragu, nggak apa-apa. Woles aja!"

"tapi aku akan tagih jawaban mu Bee. Aku hanya nerima jawaban iya dari mu." tambahnya lagi, lalu mengacak rambutku sekilas.

Kupikir aku akan kesal dan mencak-mencak melihat sikap memaksanya seperti biasa, namun aku hanya bergeming memandangi Arshaka tersenyum.

Sambil aku berusaha mencerna cermat, sebab aku merasakan sebuah perasaan terselubung memenuhi hatiku saat ini.

**********************************

Terpopuler

Comments

Nuranita

Nuranita

sarwana kn sekolah smax milly.....seangkatan sama sapa milly thor....leo arskha ato bee......penasaran mah aq😅😅😅😅🤗🤗😅

2023-02-12

0

April Lia

April Lia

yg namax cewex yo bilango gk suka kyak apa/gk ska berapa kli pun, tpi klo d kasih perhatiaaaannnn trussss psti bkal melelehh😊😊
iya gkk🤭

2022-03-23

3

Bunga Istiqomah

Bunga Istiqomah

thanks.

2021-11-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!