Tak terasa sudah satu tahun Deka dan Vita menjalin hubungan hingga saat ini hubungan mereka baik baik saja, tanpa Vita ketahui
diam diam Deka sudah menyiapkan rumah untuk mereka tinggali jika mereka menikah nanti. Bahkan mbah uti saja tak tau soal itu, Deka berani mengambil perumahan yang dekat dengan perumahan milik orang tua Vita dia berfikir nantinya Vita ga terlalu jauh jika ingin berkunjung atau ada masalah darurat dia langsung saja bisa datang hanya dengan berjalan kaki.
Deka memang tak mampu membeli rumah itu secara kes, dia memilih berhutang pada bosnya dan mencicil dengan gajinya, bos nya yang sangat percaya dengan kinerja Deka pun tak ragu, dia pun memberikan pinjaman itu pada Deka bahkan sang bos juga mendukung penuh niat Deka untuk berinvestasi dengan properti mengingat bos Deka adalah marketing diperumahan itu maka keinginan Deka untuk memiliki rumah disana menjadi lebih mudah.
Malam itu seperti biasa, seperti pasangan muda mudi lain nya mereka pun keluar untuk sekedar makan dan nongkrong dilapangan, disana banyak muda mudi yang juga membawa pasangan mereka tak terkecuali dengan Deka dan Vita.
Menurut Vita Deka adalah pemuda yang sangat baik dia sangat menjaga kehormatanya bahkan sejauh ini mereka belum melakukan sesuatu yang melanggar aturan, jika bertemu paling mereka hanya bercanda atau Vita akan bercerita hari harinya disekolah atau Deka yang kadang lelah dengan pekerjaanya.
"Mas, Vita udah lulus Vita mau pamit pergi kuliah ya, bapak udah daftarin Vita kuliah di Malang." ucap Vita.
"Oo bagus itu dek tapi jaga diri kamu baik baiknya jagain semua buat aku." pesan Deka.
"Siap mamasku, minggu depan Vita udah mulai kuliah mas." ucap nya.
"Kita bakalan jauhan dong hehehe."
"Ga papa kan mas?" tanya Vita sedikit takut.
"Ga papa sayang mas malah seneng kamu mau ngejar cita cita kamu, yang penting jangan lupa sama aku." ucap Deka.
"Enggak mamas aku bakal jagain semua buat kamu, mas juga ya." ucap Vita.
"Janji," Deka memberikan jari kelingkingnya pada Vita, Vita pun menyambutnya. tanpa mereka sadari ternyata disekeliling mereka sudah sepi, Deka mengangkat dagu Vita dan meminta ijin menciumnya.
"Vit boleh ga mas minta cium." Vita merasa terkejut tapi juga seneng deg deg an gimana gitu Vita pun mengangguk tanda memberi Deka ijin, Deka mengecup kening Vita ini adalah pertama kalinya mereka melakukan itu, tak sampai disitu Deka pun mencium harum pipi kekasihnya, terahir dia mendaratkan bibirnya kebibir Vita, sungguh sensasi yang luar biasa, gemuruh didada mereka masing masing sungguh tak terelakan, Ini adalah pengalaman nyata Vita pertama kali biasanya dia hanya melihat adengan romantis ini lewat film Korea yang dia tonton, dia membuka sedikit mulutnya memberikan celah untuk Deka memangutnya, benar saja sensasinya sekarang sungguh luar biasa wajahnya menjadi panas dingin, Vita mencoba membalas pangutan itu meski pelan tapi terasa sungguh indah, Deka melepaskan ciuman nya mereka saling menatap malu.
"Makasih." ucap Deka sambil mengelap bibirnya, Vita hanya tersenyum dan mengelap bibirnya dengan malu.
"Kita pulang yok mas."
"Ayok." jawab Deka.
Mereka tak menyadari bahwa bapaknya Vita menyuruh orang untuk membuntuti mereka, kecurigaan bapak Vita ternyata benar bahwa anaknya berpacaran dengan pemuda kampung yang menurutnya tak pantas bersanding dengan putrinya.
Bapak Vita sudah berkacak pinggang diruang tamu, dia terlihat marah mendengar laporan dari orang suruhanya.
"Suruh pemuda itu menghadapku." perintahnya.
"Baik pak." jawab orang suruhan bapak Vita, orang itu pun menunggu didepan pagar rumah Vita sampa Vita dan Deka datang.
Vita turun dari rumah Deka dan orang itu pun segera mendekati mereka.
"Mas, bapak mau ngomong sama sampean (kamu)."
"Oo nggih pakde (Oo iya paman)." jawab Deka, dia pun berani karena merasa tak bersalah. Deka tak mau mengindari apapun yang ada didepanya, mbah uti nya selalu mengatakan padanya jangan pernah menghindari masalah jika tak ingin menambah masalah, ketika mereka masuk kerumah hawa dingin menyerang sanubari mereka.
"Masuk kamar kamu." bentak bapak Vita pada Vita sekatika nyali mereka berdua menjadi ciut.
" Sini kamu pemuda miskin." Deg hati Deka berasa kena tamparan keras, Deka tetap menguatkan hatinya dan berjalan mendekati orang tua kekasihnya.
"Apa kalian pacaran?" tanya bapak Vita.
"Nggih pakde ( iya paman)." jawab Deka jujur, dia tak mau menutupi apapun sekarang.
"Berani sekali kamu." hardiknya.
"Maaf pakde." ucap Deka berusaha meredam emosi orang tua kekasihnya.
"Berapa usiamu?"
"21 tahun pakde."
"Kuliah apa kerja?"
"Kerja pakde."
"Sudah ku duga pemuda miskin sepertimu mana mampu kuliah, apa pekerjaanmu?" penghinaan yang menyakitkan memang, tapi tak ada gunanya mundur toh dia sudah sampai sini.
"Saya kerja di UD jaya pakde." jawab Deka.
"Kamu buruh tambak?" tanya bapak Vita.
"Benar pakde." jawab Deka gugup.
"Berani sekali kali mendekati anaku heh, kamu tak tau siapa aku ngaca mas ngaca kamu siapa putriku siapa, mana mungkin aku mau kasih anaku sama pemuda miskin sepertimu." ucapnya sungguh menyakitkan hati, Deka merasa jantungnya seperti tertusuk pisau beberapa kali, perih sangat.
"Tapi saya cinta sama Vita pakde, saya pasti akan berusaha membuatnya bahagia." jawab Deka penuh percaya diri.
"Heh cinta."
"Memangnya kamu punya apa mau meminang anak saya."
"Pekerjaanmu apa?"
"Penghasilanmu berapa?"
"Yakin kamu bisa mencukupi kebutuhanya."
Kali ini Deka tak bisa menahan lagi tamparan orang tua kekasihnya, dia pun masih berusaha mendapat restu dari orang tua Vita dengan janjinya.
"Saya akan berjanji membahagiaakan Vita semampu saya pakde."
"Semampu mu kamu bilang, aku tak percaya pergilah dan jangan pernah kembali aku tak butuh janjimu ingat jangan pernah temui putriku lagi kamu dengar, dia lebih berharga dari harga dirimu." jeduwwweeerrrr ucapan terahir Bapak Vita sungguh mampu membangunkan sisi lain dari seorang Deka, tanpa pamit dia pun segera keluar dari rumah neraka itu.
Hancur hatinya, kecewa pasti tapi dia bisa apa toh apa yang diucapkan orang tua Vita adalah kenyataan hidupnya, dengan emosi yang berkecambuk didadanya ahirnya Deka pun melajukan motornya untuk segera pulang dan menenangkan diri yang dia butuhkan saat ini hanyalah pelukan mbah utinya.
**IMPIAN DEKA.
Bersambung**....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Truely Jm Manoppo
ihhh sombong amat bpk nya Vita ...
2024-03-31
0
LENY
YA ALLAH SOMBONG DAN MENGHINA BANGET BUKTIKAN DEKA SAMA ORANG TUA SOMBONG ITU KAMU BISA BERHASIL
2023-05-07
0
Wicih Rasmita
semangat Deka💪🏾💪🏾
2023-04-30
0