Salah seorang siswa dari kelompok pertemanan Drayjer mulai mengatakan sebuah lelucon tentang diriku keteman-temannya sambil memandang kearahku dengan tatapan mengejek.
"Pfffttt....Hey hey...Biarkan sajalah anak itu, dia itu kan bisa sekolah disini hanya karena dia punya "gelar" khusus."
"Hahahah... betul sekali jadi jangan mengganggunya kalau kau tidak mau digigit olehnya" seru Drayjer dengan suara tawa tidak lebih kecil dari temannya yang lain. mendengar lelucon tentang diriku, Drayjer menambahkan satiran yang membuat kata-katanya menjadi bertambah lebih kejam.
"Hey dray, hati-hati kalau bicara, walaupun dia adalah "Penggigit", dia tetap saja murid tercerdas di generasi kita loh. kalau kau tidak hati-hati, nanti dia bisa menggeser posisimu sebagai perwakilan kelas loh." salah seorang temannya yang lain merespon dengan mengeluarkan satiran
"Apa gunanya cerdas kalau tidak bisa mencari muka dihadapan guru" ucapnya sambil tertawa terkekeh-kekeh.
"hahaha!!!"
Mereka terus mengejekku dan tertawa bersamaan bahkan sampai memegang perut mereka.
Mendengar mereka semua mengejekku, aku hanya pergi meninggalkan mereka dengan perasaan yang kesal.
"Suasana disini berisik sekali." Gerutuku dengan nada emosi dan mempercepat langkahku untuk pergi meninggalkan mereka.
Mendengarkan suasana yang sangat berisik ini membuatku mencibir, " aku bisa mendengar dengan jelas apa yang sedang kalian bicarakan!!! Setidaknya bicaralah dengan nada suara yang kecil!"
Ditengah tengah kekesalanku sebuah telapak tangan menepuk bahuku.
"Selamat pagi sang tuan muda penggigit..."
Charles, teman sekamarku di asrama, dan satu-satunya Temanku di Akademi ini menepuk bahuku dari belakang dan kemudian memanggilku dengan gaya yang menjengkelkan.
"Berisik" Aku menepuk telapak tangannya karena kesal.
"Aduduh...sakit sekali..." Charles memegang telapak tangannya dengan memasang ekspresi sedang kesakitan.
"Kalau kau cuman usil saja mending gunakan waktumu untuk bersiap hadapi ujian" ucapku dengan ketus"
"Aku hanya bercanda hahaha... kau nampak aneh sekali hari ini, Andre. Apa kau baik-baik saja? ini belum waktunya jam masuk pelajaran, Bagaimana kalau kita pergi makan dulu?" Charles mengajakku makan sambil mengarahkan jari jempolnya kearah kantin sebagai isyarat.
"Tidak, aku mau makan sendiri. makan bersamamu hanya membuatmu ikut di ejek oleh mereka juga, jadi pergilah kekantin sendiri." jawabku.
"Aku tidak peduli, ayo pergi" Charles menanggapinya dengan Acuh tak acuh, dia menarik tanganku dan kemudian menarikku untuk pergi bersamanya.
"Ehh...tunggu..."
Akhirnya kami pergi ke kantin untuk makan bersama-sama sebelum akhirnya masuk kedalam kelas kami.
***
Berbeda dengan suasana di Lapangan upacara sebelumnya, ruangan kelas ini terdengar amat sangat sunyi, bahkan jika sebuah jarum dijatuhkan kelantai maka suaranya akan terdengar sangat jernih. Semua pandangan siswa di kelas ini tertuju pada pak guru Ejen Sayer yang tengah berdiri didepan kelas dan sedang berbicara.
"Perhatian kepada semua siswa, hari ini kepala eksekutive pasukan akan datang berkunjung ke Akademi ini untuk mengamati siswa yang memiliki potensi tinggi untuk menjadi prajurit elit. Walaupun mata pelajaran saya tidak berkaitan dengan militer, Saya selaku guru mata pelajaran Filsafat tetap berharap kalian semua bisa menunjukkan hasil latihan bertahun-tahun kalian di Akademi ini dengan baik!" ucap guru itu dengan pandangan serius dan nampak terlihat sebuah harapan di dalam nada suaranya
"BAIK PAK!!!" kami serentak menjawabnya.
Kelas telah berakhir, beberapa murid mulai berdiri dari kursinya dan mulai berjalan untuk meninggalkan kelas ini dan meninggalkan beberapa murid dikelas yang sedang belajar atau mengevaluasi pelajarannya kembali.
Aku sendiri hanya duduk sambil meletakkan tanganku ke bawah daguku sebagai menyanggah wajahku dan kemudian mengarahkan pandanganku untuk melihat kearah luar jendela lalu melihat burung-burung yang terbang di udara.
Sama halnya seperti hari kemarin, hanya ada laut, burung dan angin yang tertangkap di panca indraku. Akan tetapi hari ini aku merasakan ada suatu hal yang berbeda, diujung pandangan mataku, diatas sebuah laut yang tertutupi dengan kabut, aku melihat sebuah bayangan kapal raksasa, terlihat besar walaupun aku melihatnya dari jauh. Pandangan mataku terus fokus kearah bayangan kapal raksasa itu.
"WOYY....!!!BANGUN....!!!"
Suara Charles membuyarkan fokusku.
"Aku tidak tidur."
"Aku tahu, aku hanya membangunkanmu dari lamunanmu saja." Charles menanggapinya dengan tawa yang seolah-olah tidak berdosa.
"Aku tidak sedang mengkhayal, lihat itu!" kataku sambil mengarahkan jariku kearah bayangan kapal raksasa itu.
"Woahh! besar sekali! itu benar-benar kapal terbesar yang pernah kulihat seumur hidupku." Charles nampak kagum melihat kapal itu. Dia kemudian melanjutkan, "Sepertinya itu adalah kapal perang yang ditumpangi oleh kepala eksekutive pasukan elit yang disebutkan pak guru Ejen Sayer sebelumnya. Hey andre, jika kita lulus nanti, kita pasti bisa menaiki kapal itu dan menjadi perajurit kerajaan ini." Charles berkata dengan Ekspresi takjub dan penuh semangat.
"Kau mengatakan hal itu seolah-olah itu adalah hal yang mudah. itu bukanlah ujian yang mudah. Kesalahan kecil akan membuatmu meninggal ataupun lenyap." aku menanggapi perkataanya dengan nada serius.
"Yaampun, kau hanya meruntuhkan keberanianku saja." Charles merespon tanggapanku dengan memasang wajah murung.
Melihatnya yang sedang murung seperti itu, aku pun terpikirkan sesuatu di dalam benakku, "Charles, ikut aku, ayo kita latihan untuk persiapan ujian besok" ajakku.
"Eh!? Sekarang!?" Charles nampak kaget.
"Tentu saja" aku mengatakannya sembari berjalan keluar kelas menuju tempat latihan.
***
Aku merentangkan tanganku terlebih dahulu, dan melakukan sedikit pemanasan. Setelah merasakan aliran energi alam yang mengalir didalam diriku menjadi Bach, aku menatap Charles dan perlahan memasang wajah tersenyum dan merasa siap untuk latih tanding melawan Charles.
"Bacher, atau bach" adalah kekuatan manipulasi elemen yang diberikan oleh Akademi ini untuk para siswa yang berprestasi. Kekuatan ini bersumber dari alam sekitar yang masuk dan mengalir di dalam tubuh penggunanya. Kekuatan ini dikendalikan sesuai kemauan sang pengguna. Dan juga, setiap orang memiliki kemampuan manipulasi yang berbeda-beda... Baik itu manipulasi Elemen Air, angin, api, dan masih banyak lagi jenis manipulator Elemen lainnya.
"Peningkatan Bach!" ucapku sambil mengumpulkan energi di telapak tanganku.
Charles mulai menyerang dengan serangan api yang cepat. aku dengan sigap membentuk perisai air, membelah serangan tersebut. Bach juga memberiku kepekaan terhadap setiap pergerakan musuh.
Dengan cepat, aku menyerang kedepan, memanfaatkan kecepatan air. Aku menggabungkan serangan air tajam dan mencoba menguji keterampilan bertahan Charles dengan melemparkan bola bola air yang kemudian berubah bentuk menjadi seperti jarum. Charles yang menyadari seranganku tidak bergeming sedikitpun, dia hanya menatap seranganku dengan seksama. Setelah jarum-jarum yang kulemparkan hampir menyentuh dirinya, dia dengan sigap membuat gerakan yang cepat. bagaimanapun, tidak kalah gesit dariku, dia melompat dan menghindari serangan-serangan dariku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments