Bab 3

Charles nampak terlihat kaget, tetapi dia segera merespon seranganku. Dia menciptakan perisai api untuk melindungi dirinya, dan dia berhasil mengurangi dampak serangan yang berasal dariku. Pertarungan semakin memanas, aku dan dia saling mengeluarkan serangan masing masing.

Ditengah-tengah pertukaran serangan jarak jauh, Aku memanfaatkan kecepatan dan kelincahanku untuk mengelabui Charles dengan menembakkan gelembung bola air yang melesat dengan cepat kearahnya, Saat Charles mencoba bertahan dengan membuat dinding api raksasa, aku berlari dengan cepat ke belakang tubuhnya dan memukul punggungnya dengan telapak tanganku hingga membuatnya terlempar sejauh tujuh meter.

"Menyerah?" tanyaku

"Masih belum" balas Charles

Darah tertumpah dari mulutnya hingga membuatnya terbatuk-batuk. Namun seperti yang aku pikirkan, dia tidak berhenti hanya karena hal seperti itu.

Ia lalu bangkit dan memunculkan nyala api dan tangannya, begitu juga dengan diriku yang bersiap menyambut serangannya, dan disore itulah pertarungan antara kami berdua kembali berkecamuk.

kami saling bertarung, menampilkan kemampuan kami dengan lihai di lapangan latihan itu hingga tanpa sadar beberapa siswa melihat pertarungan kami dan juga mengapresiasi pertarungan kami dengan tepuk tangan.

Tidak lama kemudian pertarungan selesai dan kami mengendurkan badan kami masing-masing karena merasa lelah.

"Pergerakan yang hebat, Andre!" teriak Charles, memuji diriku dari jauh.

Aku hanya tersenyum mendengarnya lalu berjalan kearahnya dan pergi ke sebuah pohon rindang untuk beristirahat. Walaupun ini hanya latih tanding, tapi itu sudah cukup untuk mempertajam kemampuan kami saat menjalani ujian besok.

***

Bulan akhirnya muncul menggantikan matahari yang telah terbenam. Kegelapan malam menyelimuti langit dengan warna hitan. Charles dan aku duduk di bawah pohon yang telah memberikan teduh. Suasana damai memenuhi udara malam.

"Andre," seru charles secara tiba-tiba , " sepertinya kemampuan Energi Bacher milikmu semakin meningkat, sudah 7 tahun sejak kekuatan itu berada didirimu, sepertinya kekuatannya memberimu kekuatan yang luar biasa. Aku bisa merasakannya dalam setiap gerakan dan seranganmu sebelumnya."

Aku hanya tersenyum mendengarnya, "Begitu juga dengan dirimu, Charles. Aku juga tidak tau mengapa Bach milikku berbeda dari milik orang lain. Bach yang aku tahu bukan hanya soal kekuatan saja, Charles. Ini bukan hanya tentang bagaimana menyatukan kekuatan fisik dan jiwa di satu tempat. Tapi tentang hubungan antara penggunanya dengan sumber kekuatannya, yaitu Alam sekitar. Jadi Tidak semua orang bisa mengendalikan kekuatan ini dengan baik."

Charles nampak hanya tertawa kecil ketika mendengarkanku menjelaskannya.

Pada saat itu, entah dari mana, suara melodi lembut mulai terdengar. Bagaikan gerombolan pohon bambu yang disapu oleh hempasan angin. Seakan-akan ingin membawa kami ke alam yang berbeda.

Aku juga telah menyadari beberapa hal dari latih tanding bersama Charles sebelumnya. Kami duduk di bawah bintang-bintang, menyaksikan langit yang tak terbatas, merenung tentang kekuatan kami dan tentang ujian akhir di esok hari.

Dalam malam yang sunyi, aku dan Charles berbaring dengan beralaskan rumput sambil menatap bintang gemintang yang ada dilangit, sedikit demi sedikit ingatan masa lalu muncul dipikiranku, ingatan dimana pertamakalinya aku mendapatkan kekuatan bacher ini.

Malam ini berlalu dalam ketenangan, dan kami berdua menutup mata, membiarkan angin malam menyapu wajah kami diatas padang rumput itu sebelum akhirnya kembali ke asrama karena dimarahi penjaga asrama dan di perintahkan untuk tidur di asrama.

***

"Seluruh siswa Akademi dipersilahkan berkumpul dan bentuklah kelompok kalian menjadi 10 grup. Kemudian masuklah kedalam ruangan yang terpisah. Saya harap kalian bisa memberikan yang terbaik di ujian akhir ini" suara guru pemandu itu terdengar ke telinga seluruh siswa.

"Andre, sepertinya kita harus lebih bekerja keras di pertarungan ini" Charles berkata dengan sedikit nada jenaka

"Aku juga tahu" balasku dengan datar.

Charles selalu menyemangatiku dengan raut wajah jenakanya, akan tetapi aku hanya menanggapinya dengan ekspresi acuh tak acuh. Disaat-saat ujian seperti ini mana bisa aku memasang wajah ceria seperti dirinya.

Aku mengabaikan Charles dan berjalan di belakang guru yang menjadi pembimbing kami.

Sesampainya kami disebuah ruangan yang besar, serempak kami terkejut dengan adanya sebuah kandang, atau lebih tepatnya adalah penjara raksasa. kami semua berdiri tepat dihadapan penjara tersebut.

"Baiklah dengarkan semuanya! ujian akhir kali ini adalah, kalian harus mampu bertahan dari serangan monster yang berada didalam penjara ini. Adapun yang menderita luka berat ataupun kematian, maka otomatis akan gagal dan dinyatakan gugur. Tanpa berlama-lama lagi, pertarungan ini dimulai!

"GROOARR!!! " "SWOOSH!!!"

"AAARGH!!! Tolong!!!"

Sebuah bola api melesat dari dalam penjara itu, serangan itu melesat kearah siswa yang berdiri tepat di depan penjara yang terbuka itu. Serangan dari monster itu membuat mereka terlempar jauh. Monster itu pun mulai keluar dari kandangnya dan Sedikit demi sedikit siluetnya mulai terlihat.

Charles yang sedari tadi diam karena tertegun olehnya, akhirnya mulai berbicara.

"Monster itu besar sekali. Andre, menurutmu monster apakah? dia nampak terlihat sangat kuat, dan juga secara samar-samar, aku juga melihat tanduknya nampak mirip dengan tanduk milik seekor Rusa."

"Aku sebelumnya sudah pernah melihat makhluk itu didalam buku yang tersimpan di perpustakaan. Bukan hanya Tanduknya saja yang mirip seekor Rusa, Charles. Bahkan kulitnya yang bersisik tajam sangat mirip dengan seekor Naga. Ekornya yang menyerupai ekor sapi, wajah yang mirip dengan tengkorak serigala, serta, dia juga mempunyai kuku kaki layaknya seekor kuda. Hanya satu makhluk yang memiliki bentuk seperti itu, hewan itu adalah, Sang Legenda! Kirin Api!"

"A...Apa? Kirin Api...?! Bagaimana mungkin hewan Legendaris bisa terkurung di Akademi ini...?!"

Charles nampak heran dengan keberadaan hewan itu dan dia memasang ekspresi penasaran diiringi rasa takut, bukan hanya dia, tapi aku juga merasakan hal yang sama. Akan tetapi tidak ada waktu untuk memikirkan hal itu, Aku harus membunuh Makhluk itu secepat mungkin agar ini semua bisa berakhir.

Drayjer yang sedari tadi diam karena mungkin telah shock meihat monster itu, nampaknya akan mulai bergerak.

"Sial, aku tidak boleh kalah dari monster itu" dia berkata sengan nada yang kesal

"BOOM.!! BOOM!"

Tepat ketika Dray akan menyerang Kirin Api itu, tiba tiba saja Kirin Api itu menghentakkan kakinya dan membuat Dray terlempar.

Melihat situasinya makin memburuk, aku memberikan isyarat kepada Charles untuk mulai menyerang.

"Charles.. Mulai...!!!"

"Serangan Naga Air...!!!"

"Serangan Phoenix api...!!!

"GROAARR...!!! WHOOSH...!!!

Serangan milikku dan Serangan l Api Charles terbang melesat kearah Kirin api itu. Akan tetapi Kirin Api yang menyadari serangan itu mulai membuat Bola Api yang besar dari mulutnya dan melesatkan bola itu kearah serangan kami berdua dan akhirnya menciptakan ledakan yang besar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!