SMA MERAH PUTIH

Setibanya di sekolah, benar saja aku terlambat, satpam SMA Merah Putih pintu sudah menutup rapat dengan terkunci gembok.

"Pak buka pintunya!" Suara teriakan ku meminta tolong bagaikan masuk kedalam penjara.

Satpam yang masih duduk di pos mendengar suara Diana berteriak menyuruh membukakan pintu. Satpam membawa tongkat segera datang ke pintu gerbang.

"Kamu tau kan ini pukul berapa?" ucap satpam sambil menunjukan tam tangannya.

Diana melihat jam tangannya pak tolong dong buka kan pintu nya sekali aja please. Satpam pun tidak menghiraukan Diana dia kembali ke posnya sambil mendengarkan musik dan secangkir kopi hangat.

Tiba-tiba ada datang seorang laki-laki yang juga telat dari sekolah namanya Galih Iskandar penampilannya kayak preman yang bikin aku ketakutan sudah ditutup ya, dia menyuruh diana masuk pintu belakang. Diana menolak karena ia takut di hukum dan di apa-apain sama galih.

Galih yang terburu buru menarik tangan Diana ke pintu belakang, ternyata bukan hanya mereka yang telat banyak siswa-siswinya yang telat. Tetapi, pintu itu di khususkan hanya kelas IPS yang bisa masuk sedangkan Diana yang kelas IPA tidak boleh masuk. Tetapi, karena Galih adalah pemimpinnya mereka tidak bisa menolak.

Selesai masuk mereka bersembunyi di belakang kelas, sambil menunggu acara upacara bendera mereka berkenalan, Diana sempat ragu dengan penampilan nya.

"Namaku Galih Iskandar" ucap galih yang ingin berkenalan

"Namaku diana Lestari panggil aja din" Ucap Diana dengan ekspresi jual mahal.

Selesai upacara bendera mereka masuk ke dalam kelas. Di kelas Diana termasuk siswi yang pintar, berprestasi dan cerdas tetapi dia memiliki kekurangan ia memiliki sifat arogan dan egois. Berbeda dengan Galih Iskandar siswa yang nakal, ceroboh, bandel tapi memiliki sifat yang baik dan suka menolong.

Dikelas Diana dan Galih berbeda kelas mereka harus berpisah, Diana masuk kelas IPA 1 kelas favorit sedangkan Galih Masuk kelas IPS 3 yang super gak bisa di atur.

Di kelas IPA 1

tok.tok.tok

"Selamat pagi anak-anak" Ucap Bu Dwi sebagai guru matematika.

"Selamat pagi buk" ucap siswi IPA 1 dengan duduk yang sangat rapi.

Bu Dwi segera duduk di kursinya, lalu mengambil buku nya di atas meja sambil menulis di papan tulis."Siapa yang mau mengerjakan soal" tanya Bu Dwi

"Saya, Bu!" hampir semua siswa-siswi menunjuk ingin menjawab pertanyaan.

Bu Dwi menyuruh Diana untuk maju ke depan untuk segera mengerjakan soal di papan tulis, selesai mengerjakan semua orang bertepuk tangan.

"Wah, bagus diana" Ucap Bu Dwi ekspresi tersenyum.

Berbeda halnya di kelas IPS 3.

"Selamat pagi anak-anak" salam pak Soleh baru datang ke kelas.

"Selamat pagi pak!" IPS 3 menjawab salam pak Soleh. Dengan keadaan kelas tidak tertata, siswinya pada sibuk dengan make up, main ponselnya dan sibuk jahil satu sama lain, yang sering menjadi korban yaitu Stefen.

Galih sengaja menempelkan permen karet di bangku Stefan sedangkan 2 temannya Anton dan Gibran mengarahkan Stefan untuk duduk di bangku tersebut. Stefan merupakan siswa terpintar, berkacamata dan cupu. Selalu menjadi bahan perundungan sama teman-temannya, walaupun begitu dia tidak pernah membalas.

Pak Soleh menggelengkan kepalanya, segera duduk dia merasa tidak berniat untuk mengajar di kelas ini tapi apa boleh buat cuma pak soleh lah yang bisa tahan tingkah laku anak didiknya, kemudian pak soleh menulis soal di papan tulis.

"Siapa yang mau mengerjakan soal ini?" tanya pak Soleh kepada muridnya.

Mereka pada sibuk dengan sendirinya, tidak memperdulikan Pak soleh yang berada di hadapannya. Pak soleh mengambil penggaris kayu lalu menghempaskan ke meja.

"Diam semua!" teriak pak Soleh semua siswa pun terdiam seketika.

"Siapa yang mau mengerjakan soal di papan tulis" tanya pak Soleh sedang kondisi marah.

"Saya pak!" jawab Stefan yang menunjuk jari seorang diri.

Saat Stefan berdiri mau mengerjakan soal tiba-tiba semua murid tertawa terbahak- bahak karena melihat celana Stefan yang tertempel permen karet.

"HaHaHa" teriak siswa-siswi IPS 3 sambil terdengar di kelas lainnya

Pak Soleh yang geram melihat tingkah laku siswa-siswinya marah besar dia menanyakan perbuatan siapa? Tetapi tidak ada satupun yang mengaku akhirnya Pak Soleh menyuruh seluruh seluruh muridnya untuk keliling lapangan.

"Galih yang tak tega menunjuk jarinya saya pak, saya juga pak" Galih dan kedua sahabatnya mengakui perbuatannya, semua orang menghela nafas.

"Kalian lagi! Kalian lagi! Saat bel Istirahat kalian harus di hukum hormat bendera". Marah Pak Soleh.

Galih, Anton dan Sandi merasa kesal mereka menyalahkan satu sama lain, tapi Pak Soleh tetap memberi hukuman sama mereka atas perbuatannya.

Tet... tet...tet... Suara bel berbunyi waktunya istirahat.

Terpopuler

Comments

Maria Susanthi

Maria Susanthi

Bikin kesel

2023-12-02

0

Jeankoeh Tuuk

Jeankoeh Tuuk

dr jaman dulu sy di IPA ..memang serius, beda dg di IPS msh agak bisa santai

2023-11-29

0

Lauraaa♑️

Lauraaa♑️

Saya begitu terlibat dalam emosi dan perasaan tokoh-tokohnya.

2023-11-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!