Bagaimana tidak, sudah sejak SMP mereka berpacaran dan setelah selesai kuliah, Arka selalu berusaha agar Steffni mau menikah dan menerima dirinya apa adanya.
•••
Steffni sedang berada dalam ruang rias dan ditemani oleh seorang penata rias pengantin.
Penata Rias Pengantin
Baik, tolong tutup mata nona.
*Ia membungkuk didepan wajah Steffni sambil menggambar bagian kelopak mata gadis itu dengan hati-hati.*
Steffni niana
*Menurutinya, sambil terus tersenyum dengan sangat malu-malu, tidak percaya bahwa dia akan menikah dengan sahabatnya sendiri.*
Apa aku akan kelihatan cantik?
Penata Rias Pengantin
*Tertawa pelan*
kecantikan anda adalah pusat perhatian hari ini dan untuk suami anda hingga selamanya, nona. Kamu cantik dan sangat lembut, saya yakin calon anda pasti sangat beruntung.
Steffni niana
*Tersenyum malu*
Aku yang beruntung mendapatkannya. Dan terimakasih atas pujiannya, aku sekarang merasa lebih baik.
Penata Rias Pengantin
*Mengangguk dengan tersenyum.*
Sama-sama. Saya senang kepercayaan diri anda kembali...
Steffni niana
Semua berkat dirimu...
Saat sedang bercanda, tiba-tiba pintu ruangan diketuk, hingga masuklah seorang wanita paruh baya yang cantik.
Grace Natalie (Mama-nya Arka)
Sudah?
*Menatap Steffni dengan ekspresi datar*
Steffni niana
[ Kenapa mama berbicara dengan ekspresi seperti itu? ] *Bingung dan hanya terus tersenyum dengan lembut*
Akhir-akhir ini Steffni dibuat bingung dengan perubahan sikap calon mertuanya yang sang berbeda dari awal, namun dia berusaha menyakinkan dirinya kalau semuanya baik-baik saja.
Comments