Menjalar Bak Api

Televisi canggih berukuran besar itu menampilkan berita yang sudah berulang kali ditayangkan. Sedangkan manik yang melihat berita itu merasa sangat cemas, tangannya tampak bergetar seolah menakutkan hal besar.

"Bagaimana ini? Bagaimana sekarang? Aku.... aku..." Melodi sudah bolak balik di ruangan santainya, dengan telinga dan mata yang tidak lepas dari benda bernama televisi itu.

Sungguh melodi tidak percaya, dirinya tertangkap kamera terlebih lagi bersama sang putri. Mau mengelak bagaimana, karena wajahnya terpampang jelas di sana ditambah dengan wajah putrinya yang juga terekspos. Seolah rahasia yang sudah lama ia simpan sebaik-baiknya akhirnya ketahuan juga.

Melodi sengaja mematikan ponselnya karena Berita ini, dipastikan sosmed dan nomornya telah diisi dengan pertanyaan bahkan dari manger serta agensi yang menaungi dirinya.

"Aku tidak ingin kehilangan hasil kerja keras ku, impian ku..... tapi...." Melodi terduduk lemas dengan pemikiran yang sangat kacau.

Melodi sedang berada didalam dilema yang luar biasa. Jika di klarifikasi semua ini adalah benar, bahwa dirinya memiliki seorang putri. Dipastikan karier nya akan hancur karena otomatis dirinya berbohong, ditambah dengan sosok suami yang tidak ada.

Tapi jika dia mengatakan Cinta bukan putrinya dan video serta foto itu adalah hoaks, hatinya tidak bisa menerima itu. Bibirnya tidak bisa mengatakan bahwa dia tidak memiliki seorang putri. Cinta adalah hidupnya, penyemangat dirinya yang berjuang sendirian setelah kejadian yang tidak baik terjadi padanya.

"Demi apapun, aku sungguh bingung.... Cinta.... karir ku?" Melodi meringkuk di sofa dengan berita yang membicarakan dirinya, sedangkan Cinta tengah tertidur pulas dengan kebohongan melodi semuanya baik-baik saja, ditambah rasa lelah bercampur sakit di kakinya yang telah diobati.

Sedangkan bibi yang bertugas disana, tidak dapat mengatakan apapun. Dia bisa melihat dengan jelas, kekhawatiran besar melanda sosok wanita yang memperkerjakan dirinya dengan sangat baik itu. Jujur saja, dia tidak tau dan tidak pernah bertanya, hanya bisa menduga-duga mengenai sosok ayahnya Cinta yang ia besarkan bersama melodi.

"Nyonya, ayo makan dulu. Nyonya belum makan sejak kemarin." Tampak wanita paruh baya itu mendekati Melodi yang frustasi dengan berusaha waras.

"Aku tidak lapar bi. Bagaimana Cinta? Dia masih tidur kan?" Tanya Melodi yang takut jika putrinya mendengar hal ini, maka dia akan sakit. Melodi tidak ingin itu terjadi, dia tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada putrinya.

"Masih tidur nyonya. Ditambah dengan obat yang diminum Nona cinta, dia tertidur pulas."

"Aku sangat bingung bi.... aku sangat bingung." Ujar Melodi.

"Nyonya, bibi tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Tapi bibi tau, nyonya adalah wanita yang baik. Kenapa tidak....." Wanita paruh baya itu menghentikan ucapannya sejenak.

"Bisa bibi ambilkan makanan, aku lapar." Bibi segera pergi mengambilkan makanan.

Melodi tau kemana pembicaraan wanita yang bekerja padanya itu. Pastinya dia akan mengatakan untuk menghubungi ayah Cinta, tapi itulah rahasia yang Melodi kubur sedalam dalamnya.

"Dia tidak berhak tau. Pria egois sepertinya tidak berhak tau. Cinta hanya milikku, hanya milikku. Aku bisa jadi kedua orang tuanya." Tapi tampaknya pemikiran itu terkikis karena berita mengenai dirinya yang dipertanyakan saat ini.

Air mata melodi akhirnya mengalir tanpa dimintanya, mungkin kenangan yang seharusnya ia lupakan perlahan memutar kembali bak video. Masih teringat jelas oleh Melodi, hubungannya yang kandas sehingga ia berjuang sendirian untuk hidup.

"Aku benci padamu, sangat! Aku sungguh benci!" 

Bersambung.......

Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.

Episodes
Episodes

Updated 68 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!