“Selamat pagi Nyonya,,,” ucap Abi.
“Pagi Abi,,, sudah mau ke kantor?” tanyanya yang diangguki oleh Abimanyu.
“tunggu sebentar Abi, Tuan belum keluar dari kamar,,, kamu tunggu lah dulu di meja makan,,, sekalian kita sarapan bareng.” Ajak Anisa.
“Tidak usah Nyonya,,, saya sudah sarapan tadi di rumah,,”Tolak Abimanyu yang tidak enak hati untuk ikut bergabung sarapan dengan mereka.
“Ah Bohong banget tuh Bun,,, Emang sarapan apa tadi di rumah?” Tanya Arumi yang baru turun dari tangga.
Abimanyu pun tersentak kaget apalagi melihat sang pujaan hati begitu cantik walaupun masih memakai baju piyama. Namun seketika tersadar Ketika bunda Anisa bertanya.
“Benarkan kamu belum sarapan? Ayo sekalian,,” ajak Anisa.
“eh,,, Iya Nyonya,,” balas Abimanyu dan mereka pun sarapan Bersama.
“Sayang, kapan kamu mulai ke kantor membantu ayah?, ayah ini sudah tua,,, mulai lah sekarang sayang,,, ayah tidak tahu sampai kapan ayah akan bertahan dengan kondisi ayah seperti ini,,, mungkin sebentar lagi ayah akan segera menyusul nenek dan kakekmu,,,, sebelum waktunya datang ayah ingin lebih banyak menghabiskan waktu bersama kamu dan bundamu sayang,,, sebelum ayah tiba pada waktunya.” Ucap Barata disela sarapan nya, yang membuat Istri dan anaknya juga Abimanyu menghentikan makan nya.
“Apaan sih ayah,,, ayah itu akan terus sehat,, orang lagi sarapan juga,,, Arum males ah,,” ucapnya menghentikan makannya dan berlalu meninggalkan mereka di meja makan. Namun sejenak langkahnya terhenti ketika sang ayah melanjutkan ucapannya.
“Arumi,,, mau kemana sayang? Ayah belum selesai bicara,,, tolong duduk sebentar.” Ucap Barata.
“Apalagi ayah,,, Arum males kalau ayah ngomong – ngomong tutup usia,,, Arum yakin ayah akan sehat sehat terus.” Jawab arumi.
“Kita tidak tahu waktu kita sampai kapan sayang, ayah hanya ingin melihat kamu berkeluarga dan meneruskan perusahaan kita sayang, jadi tolong jangan kamu tolak permintaan terakhir ayah ini.” Ucap Barata.
“Ayah sudah lah,, ayah akan sehat, ayah akan terus menemani bunda sama Arum,,, dan Arum pasti akan segera berkeluarga juga membantu ayah di kantor. Jadi tidak perlu khawatir, iya kan Arum?” tanya Annisa yang sedikit berharap anaknya mengiyakan keinginan ayahnya.
“Arum gak suka ayah bilang seperti itu,,, Arum benci ayah kalo ayah bicara seperti itu lagi.” Ucapnya sambil berlalu meninggalkan kedua orang tuanya dan juga Abimanyu.
“Abimanyu,,, tolong bujuk dia untuk segera membantuku diperusahaan dan bimbing Arumi ketika dia sudah bersedia bergabung di Perusahaan ki jujur dengan penyakit saya yang sering kambuh sekarang-sekarang ini, rasanya,,,” ucapan nya terhenti Ketika tangan sang istri mengusap lembut lengannya.
“Sudahlah ayah,,, nanti Arumi juga akan datang sendiri ke perusahaan untuk membantumu,,, Arumi kan baru datang tadi malam,,, kenapa ayah langsung bertanya padanya,,, dan bunda yakin ayah akan selalu sehat dan akan terus menemani bunda juga Arumi.” Ucap sang istri memberikan semangat kepada suaminya.
Ia tahu kenapa Barata langsung meminta anaknya untuk membantu dan menggantikan anaknya di perusahaan,, karena setelah ia melakukan check up kemarin, dokter pribadinya menyarankan untuk Barata banyak-banyak istirahat.karena kalau sampai jantung nya kambuh kembali,,, akan sangat membahayakan hidupnya.
“Iya tuan, saya akan membujuk nona agar segera membantu dan mengambil alih tanggung jawab tuan di perusahaan, dan saya juga akan membantunya sampai dia bisa bertanggung jawab sendiri.” Jawab Abimanyu.
“Sudah,,, ayo teruskan sarapannya,,, bunda mau menyusul dulu Arumi ke kamar.” Pamit Anisa sambil membawa nampan untuk sarapan anak kesayangannya yang terhenti karena pembicaraan sang ayah yang membuat dia merasa sedih.
“Bun, setelah sarapan ayah langsung pergi sama Abi ke kantor.” Ucap Barata yang diangguki Anisa.
**
Dikamar Arumi,,, ia termenung hingga ia tersadar Ketika mendengar ketukan di pintu kamarnya.
Tok,,, tok,, tok
“Sayang bolehkah bunda masuk?” tanya Anisa.
“Masuk saja bun,,, pintu gak dikunci.” Ucap Arumi.
“Sayang kenapa kamu tidak menyelesaikan sarapanmu sayang,,, ini bunda bawakan lagi.” Ucap Annisa.
“Arumi sebel sama ayah,,, Arumi benci sama ayah,,,” ucapnya sambil memeluk bunda.
“ayah bersikap seperti itu karena ingin melihat kamu sukses dan ikut mengembangkan perusahaannya yang ia rintis sejak dulu, ayah ingin mengajarkanmu langsung bagaimana bertahan dan memajukan bisnis keluarga kita. Dan ayah pun sudah mulai Lelah mungkin karena penyakitnya, kemarin dokter menyarankan ayah untuk lebih banyak beristirahat.” Ucap bunda nya.
“Arumi tahu bun, tapi kenapa ayah berbicara seolah ayah menyerah dengan penyakitnya, dan gak mau berusaha untuk menemani bunda dan Arumi lebih lama.” Ucapnya sambil menangis.
“Sudahlah sayang, kita tidak tahu jatah kita untuk hidup itu sampai kapan,,, ayahmu hanya ingin tidak menyia-nyiakan pengalamannya dan ingin segera membagikannya kepadamu sayang,,,” ucap sang bunda dengan senyum manisnya.
“Arumi ngerti Bun, cuman kenapa ayah berbicara seolah dia akan pergi meinggalkan kita semua,, Arumi gak mau ayah menyerah sama penyakitnya,,, dan Arumi yakin, ayah akan menemani Arumi, hingga Arumi punya anak nanti.” Ucap Arumi dengan isak tangisnya dipelukan Anisa.
“Bukan begitu sayang,,, ayah hanya ingin segera istirahat saja dan membimbing kamu mengambil alih perusahaan dan menjalankannya hingga maju dan tambah sukses lagi.” Ucap Bunda yang mengusap sudut mata nya,,, karena ia pun sama sedihnya dengan sang anak.
“Iya tapi kan bun,,,” ucapan nya terhenti karena disela oleh sang bunda.
“Sudah,,, sudah,,, lebih baik kamu teruskan sarapannya,,, setelah ini temani bunda ke mall, ada yang harus bunda temui dan setelah itu kita bisa shopping bareng,,, soalnya nanti setelah kamu disibukkan dengan pekerjaan di kantor mana sempat buat hanging bareng lagi sama bunda.” Ucapnya.
“Iya bun…” ucap Arumi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Regrater
Puitis dan indah
2023-10-25
0