Villa Di Tengah Hutan
Auzilen
Tahun Baru Mau Kemana??
Jeren
Ah Anying Cupu Lo Semua
Afraga
Emang Lo Mau Ngapain?
Jeren
Mau Ke Rumah Hantu Kek
Mareza
WKWKWKW ANJIR NGAKAK
Afraga
Lo Sendiri Aja Deh Wkwkwk
Vincent
Terserah Sih Ikut Aja
Afraga
Kerumah Sih Raja Aja
Raja
Nanti Tapi Jangan Pada Nakal Ya
Raja
Tar Digaplok Sama Kakak Gw
Auzilen
Ayolah Liburan Dulu Kita
Vincent
Tidur Aja Lah Capekk
Mareza
Kevilla Punya Kakek Gw Aja Gimana? Mau ?
Vincent
Lah Lo Punya Villa Bang??
Mareza
Kakek Gw Yang Punya
Afraga
Bayar Kagak Villa Nya??
Afraga
Kalo Bayar Skip Males
Mareza
Kalo Pada Mau Ntar Gw Bilang Dulu Ke Bapak Gw
Mareza
Sip Dah Ntar Gw Tanya Bapak Duluu👉
Hildan
Suka Nih Yang Beginii
---------------------------------------------------
Auzilen
Anjing Belom Juga Gw Bilang
Afraga
Tau Gw Lo Mau Ngomong Apa
Auzilen
Bawak Sahabat Deket Rumah Yaa
Afraga
Males Gw Sama Sahabat Lo Itu
Auzilen
Sahabat Gw Cuman 1
Afraga
Sahabat Lo 1,Temen Lo Banyak!
Afraga
Sekali Kali Kita Liburan Bareng Tanpa Ngajak Nyamuk Bisa Ga Sih?
Afraga
Rame Banget Kayak Mau Study Tour
Afraga
Mending Sini Main Ketaman Ada Vincent Sama Jeren Disini
Auzilen
Gamau Ah Nanti Temen Aku Marah
Afraga
Yaudah Kita Mau Jalan"
---------------------------------------------------
Mareza
Bisa Nih Kata Bapak Gw
Mareza
Langsung Kesana Aja Kuncinya Ada Di Gujang
Raja
Beneran Ini? Wkwkw Anjayy
Afraga
Ish Apasih Temen Gw Duluan Itu
Jeren
Ribut Mulu Lo Berdua
Jeren
Yaudah Kapan Nih Kita Mau Pergi?
Vincent
Ya Besok Sih Harusnya,Kan Tahun Barunya Lusa
Raja
Bawa Mobil Berapa Nih?
Afraga
Cukup Kan Bertujuh?
Afraga
Jangan Lah Lo Udah Nyiapin Villa
Mareza
Pakek Yang Fortuner Aja Vin Biar Enak Nanjak Keatas Nya Nanti
Mareza
Digunung Soalnya Tuh Villa
Auzilen
Fortuner Nya Putih Vin?
Hildan
Anjay Jadi Juga Nih Liburan
Afraga
Buruan Weh Keburu Siang Macet
Hildan
Sabar Gw Sama Raja Udah Deket Rumah Jeren
Hildan
Grab Nya Lama Njing
Hildan
Ooiya Ren Kan Lo Sahabatan Banget Nih Sama Afraga
Hildan
Kenapa Ga Sama Afraga Aja?
Jeren
Katanya Gamau Jemput
Vincent
WOILAH AMA TEMEN SENDIRI
----------------------------------------------------
"Kiri Kanan Ku Lihat Saja Banyak Pohon Cemara" Ucap Auzilen
"Emang Itu Pohon Cemara?" Tanya Vincent
"Bodo Gw Ngasal" Nada Tinggi Auzilen
"Baru Ngeh Daritadi Lancar Jaya Eh Sekarang Macet,Anj" Ucap Raja
"Eh Sumpah Macet Apaansih" Ucap Afraga
"Eh Gila Ada Tabrakan Woi,Mobilnya Sampe Remuk Gitu Gimana Penumpangnya?" Ucap Hildan Tiba Tiba
"Dipikir Pikir Ini Liburan Pertama Kita Nggak Sih?" Ucap Raja Kepada Mereka,Mobil Melaju Lambat,Mereka Terjebak Macet Sejak Tadi.
"Lah Waktu Itu Kan Ke Bali?" Ucap Jeren Sambil Memakan Ciki Yang Ada Dipangkuannya.
"Kapan Anjir Ke Bali? Ngayal Lo" Raja Melempar Kan Permen Kopiko Kemuka Jeren Yang Tertawa Tawa...
"Iya Anjir Pertama Kali,Bakal Seru Ini" Timpal Mareza Yang Kini Sedang Mengemudi,Disampingnya Hildan Yang Sibuk Memotret Jalanan Dan Membuka Jendela Mobil....
"Ini Villa Nya Ditengah Hutan Banget Ya Bang??" Tanya Auzilen Pada Marez Saat Ia Sadar Jika Mereka Sudah Masuk Begitu Jauh Kedalam Pegunungan....
"Harusnya Sih Bentar Lagi Sampe,Patokan Yang Gw Inget Itu Masjid Deket Gapura,Nanti Ada Gapura Lurus Aja Sampe Ada Gerbang Nah Tuh Nyampe.
"Macet Banget,Ada Apaansih?" Tanya Vincent Sembari Melongok Kedepan "Ini Orang Orang Rame Banget Pada Mau Kemana Sih?" Lanjutnya Penasaran
"Iya Diatas Gunung Ini Ada Pantai"
Auzilen Tertawa Sambil Memukul Bahu Vincent "Percaya Aja Lo,Kaga Lah,Diatas Ada Tempat Pa-
Ucapan Auzilen Terhenti Saat Vincent Memekik,Mereka Semua Langsung Mendekatkan Wajah Kejendela,Mereka Semua Bisa Melihat Sebuah Mobil Putih Terbalik Disisi Jalan,Mobil Itu Bahkan Tidak Berbentuk...
"Anjir Gw Merinding" Celetuk Hildan Pelan...
"Eh Anjir,Itu Mayatnya?" Auzilen Yang DiSamping Jendela Langsung Membuka Jendela,Mereka Semua Bisa Melihat Jejeran Korban Tabrakan Itu Yang Tergeletak Dijalan,Tubuh Tanpa Nyawa Itu Ditutupi Oleh Daun Besar Seadanya,Hanya Kaki Kaki Pucat Yang Mereka Lihat....
"Eh Demi Apapun Gw Merinding!!"
"Auzilen Tutup Jendelanya!!"
Auzilen Kembali Menutup Jendelanya Saat Hildan Memerintah,Lalu Mobil Mereka Bisa Kembali Berjalan Sebab Kemacetan Berada Dipusat Kecelakaan Tadi
"Feeling Gw Doang Kan Ini?Lo Semua Pada Ngerasa Gak Aneh Kan?" Tanya Auzilen Kepada Seluruh Temannya
"Nggak Udahlah, Bismillah Sampe Tujuan" Jeren Melirik Auzilen Dari Kaca Samping Dasboard
"Kalo Abis Liat Orang Tabrakan Kadang Suka Jadi Gaenak Rasa"Katanya Lagi
Mareza
Gw Cari Gujang Dulu
Mareza
Ditelpon Beliau Ga Ngangkat
Mareza
Gw Di Pos Satpam Yang Deket Gerbang Tadi
Mareza
Kalo Mau Ikut Buruan Turun Kita Ke Pos 2 Dulu
Hildan
Yaudah Lah Gw Sama Bang Marez Aja
Hildan turun dari mobil dan berjalan sendirian, menyusul Marez yang tadi sudah turun lebih dulu. Kini di mobil tersisa lima orang. Afraga merenggangkan tubuhnya dan membuka jendela. "Eh udaranya sejuk banget! Adem pisan." Kata Afragan saat ia menghirup udara pegunungan yang segar. Dadanya terasa ringan dan dingin.
"Mau magrib, mana sih Hildan sama bang Marez, lama," keluh Jeren dari depan kemudi. "Sosoan magrib, lu solat aja kaga," "Solat gue! Tapi magrib doang, makanya kalo kaga solat magrib berasa murtad gue," "Goblok!" Vincent memukul dari belakang kursi dibagian belakang kepala Jeren pelan.
"Gue mau keluar ah," Afraga membuka pintu, kemudian berdiri di sisi mobil sembari melihat- lihat sekitar. Langit mulai menggelap dengan siluet oranye, suara jangkrik dan burung tercampur dengan suara keheningan hutan. Mata Raga berpendar ke sekitar, lalu jatuh pada sebuah villa besar yang cukup megah di balik gerbang tinggi. "Gede banget ni villa, tapi agak horor juga." Bisiknya pada diri sendiri.
Raga tersentak karena tiba-tiba sebuah batu kerikil melayang ke kepalanya, mengenai dahinya membuat Raga langsung menoleh ke samping. "Siapa anjir yang lempar?"
Arah dari lemparan batu itu adalah sebuah semak belukar, dengan pohon-pohon tinggi menjulang yang begitu kokoh. Tidak ada siapapun di sana, namun Raga bisa merasakan sesuatu seolah menatapnya. Semak-semak itu bergoyang, entah karena angin atau karena ada mahluk di sana, suara keheningan malam semakin membuat Raga merinding dan mata Raga seolah terpaku, tak bisa menoleh ke arah lain selain semak itu.
"Ra!" Seseorang memecahkan lamunan Raga, Raga tersentak dibuatnya. "Anjir Hildan! Ngagetin aja!" Raga menemukan Hildan dan Marez yang berjalan ke arahnya saat ia berbalik, jantungnya masih berdegup kencang karena terkejut.
"Jangan ngelamun njir mau magrib!" Kata Marez memperingati, lalu ia menunjukan kunci di tangannya, "Ayo masuk, gue buka gerbangnya dulu biar mobilnya bisa masuk."
Raga mengangguk, ia kembali membuka pintu dan masuk ke dalam mobil, namun sebelum ia benar-benar masuk, Raga kembali melihat ke arah semak-semak itu.
"Bangsat!" Ucap Raga dalam hatinya, sebab ia melihat sebuah tangan melambai ke arahnya.
---------------------------------------------------
Mareza
Disini Ada 5 Kamar...
Raja
Gw Mau Tidur Sama Bang Marez
Auzilen
Gw Sama Vincent Deh
Hildan
Gw Sendiri Boleh Nggak?
Mareza
Gw Sama Raja Berarti
Raja
Lah Lo Gamau Sendiri Bang?
Mareza
Ga Deh Gw Bareng Lo Aja
Afraga
Gw Kamar Yang Diatas Ya Sama Jeren
Mareza
Yaudah Atur Sesuka Lo Pada
Afraga
Mata Lo Gopud Ditengah Hutan
Vincent
Bahan Makanan Yang Tadi Mobil Udah Diturunin Belom?
"Je lu mau mandi nggak?" Tanya Afraga pada Jeren yang kini merebahkan diri di atas kasur, ia melepas hoodienya, menyisakan kaos putih polos dan celana training.
"Duluan Ra, masih pegel gue, udah mana laper lagi, asem," Raga tertawa kecil, lalu menuju kamar mandi di dalam kamar, "Yaudah gue mandi duluan ya!" "Yo!"
Setelahnya Raga masuk ke kamar mandi, ini di pegunungan, wajar jika hawa di sini terasa begitu dingin dan lembab, bahkanRaga bisa melihat cermin di depannya kini begitu berembun dan buram.
"Dingin banget, cuci Muka aja deh gue, males mandi."
Raga membuka kaosnya, lalu meletakkannya di atas gantungan dan mulai membasuh wajahnya di westafel, sesekali Helo melap Badannya dengan tangan, jorok, tapi siapa peduli, airnya benar-benar dingin.
"Asli ini burem banget kacanya," Raga meraih bajunya, lalu menggosok kaca agar ia bisa bercermin di sana, namun embun itu tak hilang, seolah menempel permanen di sana.
"Afragaa!"
Raga mendengar Suara Jeren memanggilnya dan ketukan pintu yang keras, ia kembali meletakkan bajunya dan meninggalkan cermin yang sedari tadi ia gosok. "Apa?"
Raga menatap pintu, tidak ada jawaban dari sana. "Apa Je? Lo kebelet?" Tanya Raga Lagi.
Hening, di balik pintu sana tidak ada jawaban dari Jeren. Jadi Raga memilih untuk bergerak menuju pintu dan membukanya. "Apaan Jeren lo-" ucapan Raga terhenti, tidak ada siapapun di sana. Bahkan kasur yang tadi ditiduri oleh Jeren masih rapi seolah tidak ada yang pernah mendudukinya.
Raga merinding, namun otaknya masih waras, Raga berjalan pelan ke arah pintu keluar kamar sembari tangannya merogon ponselnya di saku, ia membaca pesan di grup chat mereka.
"Jeren lagi ambil makanan sama Raja .... Ucapnya setelah membaca pesan pada grup mereka. "Jadi yang tadi sama gw itu siapa?"
Auzilen
Raga Turun Yok Makan
Mareza
Ini Udah Jadi Makanannya
Afraga
Jeren Tadi Lo Naik Kekamar?
Raja
Dari Awal Masuk Sama Gw Dia
Afraga
Oh Oke Gw Turun Nih
"Wkwkwkw Bodoh Amat Deh,Kagak Takut Gw"
Comments