Sekitar pukul 20.00, suara teriakan seorang perempuan membuat Gevan menghentikan motornya secara mendadak.
Di dalam sebuah gang kecil, terlihat seorang gadis tengah berusaha menghadapi dua orang pria berbadan besar.
Gevan bergegas membuka helmnya, kemudian meletakkan helm itu pada stang motornya.
Dengan cepat Keza berlari mendekati mereka. Ketika salah satu pria hendak menjambak rambut gadis itu, Gevan langsung melayangkan tendangan keras ke arah kepalanya hingga membuat pria itu tersungkur seketika.
Pria 1
Sialan
Umpatnya kesal
Pria itu tak terima dan langsung mengarahkan sebuah pukulan ke arah wajah Gevan.
Beruntung Gevan berhasil menghindari pukulan pria itu.
Tak mau berlama-lama Gevan mulai mengepalkan tangan. Dia langsung membalas pukulan pria itu hingga membuatnya kembali jatuh tersungkur.
Teman si pria itu tak terima. Dia hendak membalas pukulan Gevan, tetapi sebelum berhasil mengenainya, Gevan terlebih dulu menghantamkan kaki pada wajahnya.
Keza langsung memberikan pukulan bertubi-tubi pada wajah mereka berdua.
Darah segar mulai terlihat keluar dari hidung dan mulut mereka, dan saat itu juga Gevan langsung menghentikan aksinya.
Sambil merapihkan pakaiannya, Gevan berjalan mendekati gadis berambut panjang itu. Dia Agatha, seorang siswa kelas 12 SMK yang baru saja pindah rumah kemarinnya.
Gevan bertanya.
Gevan
Lu gak papa, kan?
Agatha mengangguk pelan. Sambil mencoba menenangkan dirinya dia menjawab.
Agatha
Iya. Gue gak papa.
Gevan membuang nafas lega, dia mulai mengajak Agatha untuk segera pergi tetapi selang beberapa langkah saja, hantaman keras dari sebuah balok kayu berhasil mengenai kepala Gevan.
Gevan terhuyung jatuh.
Agatha tersentak takut.
Dengan masih memegang balok, si pria itu berkata.
Pria 2
Anak songong sok-sokan ngelawan! Mampus lu!
Kali ini si pria itu menginjak dan menendang-nendang tubuh Keza dengan keras.
Agatha tak tinggal diam, dia langsung mendorong tubuh pria itu, kemudian merebut balok yang dipegangnnya.
Tanpa berlama-lama, Agatha langsung memukulkan balok itu pada mereka.
Sebenarnya dia tak berani. Tapi kalau tidak melakukan apa-apa, orang yang sudah menolongnya itu akan mati.
Pukulan terakhir Agatha berikan pada pria pertama yang hendak menjambak rambutnya.
Lalu sesaat kemudian, beberapa orang terlihat mendatangi mereka.
Agatha langsung melemparkan balok itu.
Dia menunjuk, kemudian berteriak.
Agatha
TOLONG SAYA, TEMEN SAYA DIPUKULI MEREKA!
Agatha
Mereka orang jahat!
Beberapa orang langsung mendekati Gevan yang masih terkapar, sementara beberapa orang lainnya langsung mendekati pria berbadan besar.
Kali ini Agatha menangis.
Agatha
Uhu...temen saya gimana itu? Dia gak papa, kan?
Dia bergerak mendekati Gevan, kemudian memangkunya.
Agatha
Heh
Agatha menepak-nepak pelan pipi Gevan. Gevan masih terlihat membuka mata tapi dia tidak mengatakan apa-apa.
Ada darah yang mulai keluar dari bagian kening sebelah kanannya.
Agatha bertanya.
Agatha
Lu gak papa, kan? Masih bisa lihat dan denger suara gue, kan?
Orang 1
Saya panggilin ambulance, ya!
Saran seorang wanita. Agatha hanya mengangguk-angguk pelan. Mengiyakan.
Gevan
Gak usah.
Gevan mulai bersuara. Sambil memegangi kepalanya dia berusaha menegakkan tubuhnya.
Sebentar dia melihat ke arah kedua pria itu. Ada beberapa orang yang terlihat menahan mereka.
Orang 1
Kamu gak papa?
Gevan
Gak papa.
Orang 1
Tapi kepala kamu berdarah, mending ke rumah sakit aja. Saya panggilin ambulance ya!
Gevan
Gak usah. Panggil polisi aja buat tangkap mereka.
Tak ada balasan lagi dari wanita itu. Gevan mulai berusaha berdiri, Agatha membantunya.
Sambil memegangi perutnya, Gevan mulai melangkah perlahan.
Karena khawatir, Agatha berjalan mengikuti Gevan.
Sebelum menaiki motornya, Agatha lebih dulu menarik tangan Gevan.
Comments