Di sebuah kediaman mewah seorang gadis sedang sibuk di ruangan kerja pribadinya.
Remaya (Ibu Jingga)
Jingga, kamu di dalam sayang? Ayo siapan, jangan lupa hari ini kita mau ke rumah Eyang Rani.
Jingga
Iya Mi. Jingga ingat kok. Bentar lagi Jingga siapan. Nanggung banget dikit lagi.
Remaya (Ibu Jingga)
Oke sayang. Jangan sampai kita terlambat ya!
Tak lama Jingga keluar dari ruang kerjanya dan mempersiapkan diri untuk acara makan malam di rumah sang nenek dari pihak ibunya.
Remaya (Ibu Jingga)
Cantik banget sih putri mami. Kamu persis Eyang Rani waktu muda.
Jingga
Mami bisa aja. Jingga kan mirip mami!
Di rumah Eyang Rani....
Eyang Rani
Cucu eyang udah dateng. Eyang kangen banget. Kamu itu, mentang-mentang udah megang perusahaan papa kamu, kamu jadi sibuk dan lupa sama eyang.
Jingga langsung memeluk sang nenek
Jingga
Eyanggg..., maaf ya Eyang. Jingga janji akan lebih sering ngunjungin Eyang ke sini.
Eyang Rani
Itu baru cucu Eyang. Eyang loh tinggal sendirian, tiada yang menemani. Mami kamu juga suka sibuk di restoran. Pak De kamu, tau sendiri mereka engga pulang udah tiga tahun. Kacang lupa kulitnya. Udah enak di luar negeri, lupa punya orang tua di sini.
Jingga
Eyang, Eyang itu masih sehat, cantik dan pastinya panjang umur. Lagian Pak De juga udah janji akan pulang tahun ini kan, Eyang!
Tiba-tiba ada suara sapaan yang berasal dari luar, yang membuat ketiga wanita yang ada di dalam rumah menoleh.
Remaya (Ibu Jingga)
Jeng Queenta, masuk, masuk! Ya ampun tumben datang ke kediaman mami?
Queenta (Ibu Abinama)
Halo Jeng Maya. Iya nih, kita kangen sama tante. Makanya datang kemari.
Queeenta datang bersama suami dan putra semata wayangnya yang bernama Abinama.
Setelah makan malam bersama, Abram suami Queenta meminta waktu untuk berbicara dengan Eyang Rani, Remaya dan Jingga.
Abram (Ayah Abinama)
Jadi kedatangan kami ke sini, kami mau melamar cucu Eyang untuk menjadi istri dari putra semata wayang kami, Abinama.
Comments
Uisie
Sudah mampir ya Kak, semangat terus nulisnya;)
2023-10-02
1