"Jangan terlalu keras padanya Kris!" seru Ray dengan nada seolah sedang mengejeknya. Pria itu beranjak dari duduknya, "Aku tidak akan memaksamu semua keputusan ada ditanganmu. Tetapi setelah aku keluar dari ruangan ini maka tidak akan ada lagi kesempatan kedua untukmu. Kris penjarakan orangtuanya seumur hidup!" raut wajahnya mendadak lebih dingin.
Tentu saja mendengar hal itu membuat Bela tak berkutik, "Apa yang kau inginkan dariku? Kenapa harus aku?" pekiknya berteriak memenuhi ruangan.
"Kau yang lebih tahu apa yang kuinginkan."
Bela diam sejenak sembari memikirkan nasib kedua orangtuanya, "Baiklah.. sampai aku bisa melunasi semua hutang-hutang itu, kau tidak menyentuhku."
"Tidak masalah." dengan santai Ray segera meninggalkan ruangan kerjanya.
Selesai menandatangani kontrak Kris menunjuk seorang pelayan pribadi khusus untuk nona mudanya, "Ling mulai sekarang nona Bela adalah nona muda disini, penuhi semua kebutuhannya."
"Baik tuan Kris.." lalu menatap Bela, "Mari nona saya antarkan kekamar nona.."
***
Terpana saat melihat semua kemewahan vila membuatnya berdecak kagum, Oh ya ampun sebanyak apasih kekayaannya? Diakan kaya bisa mendapatkan wanita yang selevel dengannya.. tapi kenapa harus aku sih? Menyebalkan. "Tck!" tak sadar jika dirinya telah mengumpat.
"Nona mengatakan sesuatu?"
"Aaa tidak, kakiku tersandung tadi." bahkan pelayannya saja pendengarannya sangat tajam. Aku harus lebiu berhati-hati lagi.
Pintu kamarnyapun terbuka Ling menggerakan tangannya dan mempersilahkan Bela masuk, "Silahkan nona, ini adalah kamar nona." kamar yang terletak dilantai 1 sedangkan kamar tuan mudanya ada dilantai 2. "Semua pakaian dan makeup dan kebutuhan lainnya sudah disediakan, jika masih ada yang lain silahkan beritahu saya."
"Baiklah terimakasih, aku mengerti."
"Jika begitu saya undur diri terlebih dahulu, selamat beristirahat nona." seru Ling dengan senyum yang mengembang.
Bela menutup pintu kamarnya dan mencoba untuk melihat-lihat semua yang telah mereka siapkan, "Wah mewah sekali aku jadi ingin tahu sebenarnya sekaya apasih pria balok es itu?"
***
Makan malampun tiba para chef sudah menyiapkan hidangan makan malam, semuanya terlihat begitu nikmat membuat Bela jadi tidak sabar lagi ingin segera menyantapnya.
Hidungnya mengendus pelan aroma makanan yang ada didepannya.
Sepasang kaki melangkah mendekati meja makan, seorang pelayan segera menarik kursi untuknya. "Selamat malam tuan Ray, silahkan makan malamnya sudah kami siapkan sesuai dengan permintaan anda." seru pelayan tersebut dengan sangat sopan.
Ray menggerakan tangannya sebuah isyarat agar mereka semua pergi, sekarang dimeja makan itu hanya ada tuan muda Ray dan wanitanya.
"Makan saja sesukamu, mungkin rasanya tidak akan cocok dengan perutmu yang kampungan itu."
Terus saja menghinaku, dasar bangsawan aneh! Kau yang ingin aku jadi wanitamu, tapi malah kau juga yang menghinaku! "Terimakasih tuan muda Ray, aku pasti akan menghabiskan semua makanan kota ini agar perut kampunganku bisa dengan cepat beradaptasi." senyum kesalnya mengembang dengan paksaan.
"Hmph! Benarkah.. bukankah itu sangat bagus?"
Mereka berdua mulai menyantap makan yang sudah dihidangkan, Ray yang sejak tadi memperhatikan gerakan tangan Bela tiba-tiba saja menyelanya.
"Sesuaikan kecepatan makanmu denganku." Bela sama sekali tidak menggubrisnya dan hal itu membuat Ray kesal, dia mengetukan telunjuknya diatas meja berkali-kali, "Hey kau tidak dengar?"
"Hm? Aku kelaparan bukankah aku sudah mengatakannya tadi? Aku akan menghabiskannya."
"Tanganmu!"
"Kenapa?" Belapun jadi ikut memperhatikan tangannya.
"Kubilang sesuaikan kecepatan tanganmu denganku." memberinya contoh, "Seperti ini."
"Begini?"
"Lebih pelan lagi!"
Bukannya Ray tadi mengatakan agar Bela menyesuaikan kecepatan tangannya? Tapi apa ini yang ada justru Bela malah dibuat memperlambat kecepatan tangannya, lebih lambat dari Ray.
Tuan Ray apa yang sedang kau rencanakan?
Beberapa menitpun berlalu saat Ray sudah menyelesaikan makan malamnya namun Bela masih setia menyantap sisa makanan dipiringnya.
***
Selesai makan malam Ray menyuruh pelayan untuk memanggil Bela, "Pelayan panggilkan nona mudamu suruh dia datang kemari."
"Baik tuan, segera saya panggilkan."
Bela yang sedang asyik menonton tv didalam kamarpun merasa terganggu dengan suara ketukan pintu kamarnya, "Oh ya ampun siapa lagi yang menggangguku?"
"Nona, tuan muda memanggil anda.. tuan muda menunggu nona diruang -" pintu kamar terbuka, "Maaf mengganggu nona tapi tuan muda menunggu anda."
"Iya baiklah aku mengerti."
Bela segera melangkahkan kakinya menuju ruang kerja sang tuan muda.
Sebelum dirinya meraih handle pintu, dirinya sudah dibuat terkejut terlebih dahulu pasalnya pintu itu terbuka dari dalam ruangan.
"Silahkan masuk nona tuan muda sudah menunggu anda." seru pelayan lainnya yang ternyata ditugasi untuk membukakan pintu tersebut.
Bahkan dia punya pelayan khusus pembuka pintu, pft haha 🥴
"Apa yang sedang kau tertawakan?"
"Tidak ada.. ada apa kenapa kau memanggilku?"
"Aku kehilangan buku ini cepat kau temukan untukku." Ray memberinya sebuah memo kecil yang bertuliskan buku bisnis kelas atas.
Pantas saja kau sekaya ini.
"Hey kau dengar tidak?" Ray kembali menyodorkan memo tersebut agar Bela segera meraihnya.
"Ya tunggu sebentar disini. Aku akan mencarinya terlebih dahulu." Belapun segera berbalik badan lalu melangkah cepat masuk keruangan sebelah untuk mencari buku yang dimaksud.
Saat masuk kedalam lagi-lagi dirinya dibuat terkejut, "Apa-apaan ini? Kenapa ruangannya tidak ada rak buku?" perlahan emosinya mulai menguasai, "Oh Tuhan lihatlah manusia itu dia sungguh sengaja melakukannya!" geram Bela tak percaya dengan apa yang baru saja dialaminya, diapun melangkah keluar dan menemukan seorang pelayan yang kebetulan lewat.
"Lian.." yang dipanggil menoleh, "Kemari.." seru Bela memanggilnya sembari menggerekan tangannya.
"Saya, nona?"
"Iya.. ayo cepat kemari.."
Sesuai permintaan akhirnya Lianpun berdiri tepat dihadapan nona mudanya, "Nona membutuhkan sesuatu?"
"Ya tentu saja karena itu aku memanggilmu kemari, ini coba kau bantu aku mencari buku tuan muda yang hilang."
"Nona maafkan saya tapi selain tuan muda dan yang diperintakahkan secara langsung oleh tuan muda tidak ada yang boleh masuk keruangan baca ini nona."
"Hah?" Kau pasti ingin mengerjaikukan? Iyakan?
"Maaf nona saya tidak bisa membantu, jika nona punya kebutuhan lain katakan saja. Jika tidak ada saya permisi dulu nona."
Mau tidak mau Belapun kembali melangkah masuk kedalam ruang baca itu, dirinya menghela nafas dengan kesal sungguh malam ini adalah malam yang sangat menyebalkan untuknya.
Masih mencoba mencari buku yang dimaksud Belapun memaksa kedua kakinya untuk melangkah masuk kedalam sebuah ruangan, "😱 dasar tuan muda gila, kenapa tidak bilang jika semua buku-bukumu ada di ruangan bagian dalam."
Butuh dari sekedar semangat untuk mencarinya karena kenyataannya sudah setengah jam ia mencari namun masih belum menemukannya juga.
Naik turun tangga lipat, mencari buku dimulai dari rak susun bawah hingga rak susun atas, "Aaa menyebalkan sekali sih! Kemana bukunya kenapa tidak ketemu sih?"
1 jampun berlalu Bela menyerah dia juga merasakan tubuhnya sangat lelah sekali, "Akan kulanjutkan besok pagi sajalah, aku sangat mengantuk." Bela menyandarkan tubuhnya di dinding sudut rak buku dan tertidur.
Ray yang ternyata sejak tadi memperhatikannya dari rekaman cctv tak dapat menyembunyikan senyumannya. Hatinyapun tergerak untuk menemuinya, ditangannya kini sudah ada selimut yang cukup tebal untuk menyelimuti Bela.
Sebelum pergi meninggalkan Bela diruang baca itu, Ray sedikit membantunya dengan meletakan buku yang ia maksud diatas susunan buku lainnya dirak susun paling bawah.
Sebuah senyum terukir dikedua sudut bibirnya yang merah, Berikutnya tidak akan mudah.
##
typo text lagi? mianhe 🙏🙏🙏
ooops jangan lupa votte like komennya yaaa , klik ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Jack Daniel
kok sama kaya daniah jg saga nih cerita🤔🤔🤔
2021-04-25
0
Turholiyah
dasar rey keterlaluan
2021-04-20
0
Wong Dezo
audio kok gk lnjot gmnan ni
2021-02-23
0