Pahit dan manis kehidupan Mamah

Author Pov

Satu hari sebelum tindakan korupsi yang dilakukan oleh papah Sisy. Ajeng sudah gelisah, ingin sekali dirinya menghentikan aksi tidak terpuji suaminya tersebut.

Kamar

Ajeng sedang melepas semua perhiasan yang ia kenakan, agar nanti dapat tidur nyenyak. Tiba-tiba, Adinata masuk ke dalam kamar dengan masih bercakap dengan seseorang melalui telepon. Ajeng tahu betul apa yang sedang suaminya bicarakan melalui teleponnya itu

“Pahh, aku mau ngomong”, minta Ajeng

“Aku tau banget kamu mau ngomong apa sekarang, jadi stop ajak aku bicara, aku capek yaa jeng”, jawab Adinata dengan sangat ketus

Entah apa yang merasuki Ajeng, hidungnya terasa panas dan matanya sangat perih. Ia sunggu tidak tau harus melakukan apa. Dan tiba-tiba, satu kalimat terucap dari dirinya dengan suara yang sudah serak

“Aku yang capek mas”, Kata AJeng dengan nada yang tinggi, dan mata yang sudah berkaca-kaca

“Lebih baik Miskin materi mas, daripada kaya secara hina kaya gini”, satu kalimat yang tidak bisa lagi dibendung oleh Ajeng

Kalimat-kalimat itu sangat sukses membuat Adinata sangat marah

“Denger yaa Ajeng, Aku mati matian untuk mempertahakan jabatan dan kekayaan ini bukan hanya untuk kamu Ajeng, tapi untuk anak kita satu-satunya, Sisy”, Balas Adinata

“Apa kamu pernah nanya ke Sisy, dia siap gak dengan kenyaataan kalo papahnya ini ternyata seorang koruptor, pernah gak masss”, jawab Ajeng yang sudah berdiri dihadapan Adinata

“Sisy gak akan dapet kenyataan buruk kalo kamu tetep diam, liat saja, jika ini semua terbongkar dan Sisy tau, kamu akan menjadi orang yang paling bersalah”, jawab Adinata dan segera meninggalkan kamar

Flashback

Adinata bukannlah berasal dari keluarga kaya, ayahnya dulu merupakan anak buah kapal pesiar dan ibunya hanyalah ibu rumah tangga, yang sesekali mendapat tawaran untuk memasak makanan untuk beberapa acara. Sedangkan, Ajeng merupakan anak dari keluarga yang cukup berada, ayahnya seorang Dokter, dan ibunya seorang pengusaha kerajinan tangan di Bali. Orang tua Ajeng dan Adinata merupakan sahabat sesama sekolah dulu, tetapi karena jarak dan kehidupan dewasa, mereka tidak lagi saling bertukar kabar. Sampai akhirnya mereka berdua, bertemu di dalam acara keluarga, yang mana Adinata membawa orang tuanya ke rumah Ajeng.

Awalm mula, Ajeng dan Adinata bertemu. Mereka berdua bertemu dengan tidak sengaja di Bali, saat Ajeng sedang berkunjung ke toko mama nya dan saat Adinata sedang berusaha mencari kerja. Dahulu, Adinata berkunjung ke toko ajeng untuk membeli tas untuk ibu Adinata.

Toko Mama Ajeng (The Kartini)

“Yang ini ada warna lain ?”, Tanya Adinata, sambil memegang tas anyaman berwarna kuning cerah

“Adaa, warnanya hanya tinggal coklat, merah, hijau botol, dan putih. Kamu mau dibawain yang mana ?”, Tanya Ajeng kembali

“aku mau lihat yang warna putih dan coklat, boleh”, Minta Adinata

“Bolehh, tunggu sebentar aku ambilkan”, Jawab Ajeng

Beberapa menit kemudia, Ajeng datang dengan dua tas ditangannya, disaat itu pula Adinata merasa, bahwa Ajeng sangatlah cantik dan juga Anggun.

“Ini tas nya, heyyy, ini tas nya”, Kata Ajeng yang berusaha memyadarkan Adinata dari lamunannya

“Ohhh iyaa, tapi saya bingung. Semuanya bagus”, Kata Adinata

“Beli semuanya saja”, Jawab Ajeng sambil tersenyum lebar

“ahahaha, belum bisa, aku baru saja mendapatkan pekerjaan, jadi uang ku belum cukup banyak untuk beli semua ini”, Jelas Adinata

“Wahhh hebat, kamu sudah bekerja. Kalau aku masih berkuliah, kalo begitu kamu mau denger pendapat ku gak ?”, Kata Ajeng

“Wahhh dengan senang hati, tolong pilihkan satu yang paling bagus menurut kamu !”, Kata Adinata

“hmmmm menurutku, lebih bagus jika yang coklat, warna ini netral, tapi tidak pasaran. Untuk semua warna baju, aku rasa ini bisa menjadi pemanis”, Kata Ajeng yang menjelaskan pendapatnya kepada Adinata. Bagi Adinata, sudah tidak penting lagi warna baginya, apapun yang dipillih oleh Ajeng dia akan sangat suka.

“Baik, aku akan ambil yang ini”, Jawab Adinata

Sejak saat itu, Ajeng dan Adinata sering kali tidak sengaj bertemu, karena kantor tempat Adinata bekerja itu melewati toko mamah Ajeng.

Adinata merasakan cinta pandangan pertama kepada Ajeng, dan memtuskan untuk melanglah lebih serius dengan Ajeng. Hubungan mereka, berjalan dengan lancar karena keluarga ajeng, bukanlah tipe orang tua yang memikirkan latar belakang anaknya, jika anaknya sudah mendasarkan cinta pada pasangannya, maka orang tua Ajeng akan sangat mendukung. Ditambah lagi, Ayah Ajeng dan Adinata adalah teman baik semasa sekolah, lengkap sudah restu yang mereka dapatkan untuk membentuk rumah tangga yang manis.

“Kamu kenapa dari tadi senyum terus”, Tanya Adinata

“Tauuu gak, ini memang jodoh. Ternyata papah kita itu temen pas sekolah”, Kata Ajeng

“Ahahaha iyaa, pepatah jodoh gak kemana itu memang benar adanya yaa”, Kata Adinata

“setuju”, Jawab Ajeng

Singkat cerita, mereka berdua menikah dengan acara yang cukup sederhana, ini adalah permintaan dari Ajeng, keluarga kecil mereka sangat amat harmonis, selalu ada kejutan dan kisah romantis yang mewarnai perjalanan rumah tangaa Adinata dan Ajeng, ditambah dengan kehadiran Sisy ditahun ketiga pernikahan Adinata dan Ajeng.

Adinata diberikan modal oleh ayahnya mertuanya, yaitu ayah Ajeng untuk membuka usaha, dan keputusan itu jatuh pada lahan kelapa sawit yang kala itu memberikan peluang yang sangat besar. Ayah mertuannya ini, sangat percaya dengan menantu kesayangannya ini, bisa membuat anaknya jauh lebih bahagia. Maka dari itu, tekad dan semangatnya sangat tinggi, Adinata menambah alurnya untuk mengubah nasib semakin besar tertanam di hati Adinata, ia tidak puas jika hanya menjadi pengusaha. Baginya menjadi seorang pejabat negeri akan membantu dia berkoneksi kepada orang-orang penting. Alasan tersebut yang membuat Ajeng sangat mendukung suaminya

“Kamu yakin mas ?”, Tanya Ajeng untuk memastikan langkah suaminya tersebut.

“ Aku yakin banget Jeng, kamu tenang aja yaa, aku yang bakal bekerja keras. Tugas kamu itu malah yang paling berat, kamu harus temani anak kita nanti belajar dan berkembang”, Kata Adinata sambil memeluk Ajeng

Disaat, Adinata dan Ajeng sedang merintis karir mereka, Ajeng mendapat cobaan yang begitu besar. Orang tua Ajeng tewas dalam kecelakan pesawat Garuda Indonesia jurusan Banda Aceh - Medan, tujuan ini sebenernya awal dari perjalanan pensiun orang tua Ajeng. Kepergian orang tuanya membuat Ajeng seperti kehilangan arah dan semangat hidup. Namun, kekuatan selalu diberika oleh Adinata yang selalu memberikan yang terbaik oleh Ajeng. Bahkan, harta warisan milik Ajeng dikelola langsung oleh Adinata. Bagaiman bisa, Ajeng tidak begitu mencintai suaminya itu, dikala susah ataupun senang Adinata akan selalu ada untuk pelukan yang paling hangat.

Tiga tahun dari kepergian orang Ajeng, Adinata dan Ajeng dikaruniakan seorang putri yang sangat canti, yaitu Sisy. Kehadiran Sisy semakin melengkapi kehidupan Adinata dan Ajeng. Mereka berdua selalu memanjakan akan tunggalnya dengan segala fasilitas nya yang Sisy butuhkan. Bahkan, Ajeng sering sekali belajar dan berkonsultasi soal bagaimana cara mendidik anak yang tepat. Oleh karena usahanya, tidak heran Sisy tumbuh menjadi seorang gadis yan baik, pintar, dan juga humble.

Namun, semua berubah setelah 5 tahun belakang ini, cara kerja Adinata berubah dan hal ini membuat ajeng merasa curiga. Pada akhirnya, Ajeng mengetahui perbuatan memalukan yang dilakukan Adinata. Namun, Ajeng tidak dapat berbuat banyak karena Sisy. Lima tahun hidup dalam kebingungan, resah, dan malu, membuat Ajeng sudah tidak tahan, dan membuat Adinata menjadi sadar akan perbuatannya.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!