Mila saat ini sudah duduk di sofa ruang tengah rumah Bu Suci. Sejak tadi Mila masih menatap sekeliling.
"Besar sekali rumah Bu Suci. Rumah Mas Adnan saja kalah dengan rumah Bu Suci. Sepertinya, Bu Suci memang orang kaya," ucap Mila yang tampak kagum dengan rumah Bu Suci.
Pandangan Mila tiba-tiba saja tertuju pada foto seorang wanita cantik yang terpajang di ruang tengah.
"Itu foto siapa, apa jangan-jangan itu foto anaknya Bu Suci," ucap Mila menerka-nerka.
Beberapa saat kemudian, Bu Suci datang menghampiri Mila.
"Mila, saya sudah siapkan kamar untuk kamu. Kamu bawa tas kamu, dan kamu bisa istirahat dulu di kamar."
Mila tersenyum dan mengangguk.
"Baik Bu."
Mila kembali menatap foto itu.
"Itu foto anak saya Mila. Namanya Rhea. Dia sudah meninggal dua tahun yang lalu karena sakit,"jelas Bu Suci.
Mila terkejut saat mendengar ucapan Bu Suci.
"Meninggal?"
"Iya. Dia sudah meninggal. Dan saya sengaja masih memajang foto itu untuk mengobati kerinduan saya pada anak saya."
Bu Suci tampak sedih saat mengingat anaknya.
"Maaf ya Bu. Karena saya sudah mengingatkan ibu pada anak ibu lagi."
Bu Suci tersenyum.
"Tidak apa-apa Mila. Ayo Mil, ibu antar kamu ke kamar."
"Iya Bu."
Mila membawa tasnya dan mengikuti langkah Bu Suci. Bu Suci membawa Mila naik ke lantai atas.
Sesampainya di depan kamar, Bu Suci membuka pintu kamar itu dan mengajak Mila masuk ke dalam.
"Untuk sementara kamu boleh tinggal di sini Mil."
Mila tersenyum.
"Makasih banyak ya Bu."
"Iya Mila. Selamat istirahat ya. Ibu tinggal dulu. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa ke kamar saya. Kamar saya ada di bawah."
Mila mengangguk.
"Iya Bu."
****
"Lihat, lihat anak kamu Adnan! sejak Mila pergi, dia tidak mau makan, dari tadi sore, dia cuma bisa menangis dan ngurung diri di kamar," ucap Bu Retno merasa iba dengan kondisi cucunya.
"Biarin saja. Lama-lama juga Aluna akan terbiasa tanpa ibunya."
"Kenapa sih Adnan, kenapa kamu harus ngusir Mila. Dan sekarang kita tidak tahu Mila ada di mana."
Adnan yang sejak tadi masih menatap layar ponselnya mengalihkan pandangannya pada ibunya.
"Bu, sudahlah. Nggak usah khawatirin Mila. Dia itu sudah dewasa. Dia pasti bisa kok jaga diri. Dia itu bukan wanita yang baik untuk aku. Dia sudah mengkhianati aku dengan selingkuh dengan lelaki lain. Sudah sepantasnya dia mendapatkan hukuman yang pantas. Biarin saja dia menjadi gelandangan."
"Benar-benar keterlaluan kamu Adnan. Kamu sudah terlalu gegabah dalam mengambil keputusan. Seharusnya kamu cari tahu dulu kebenarannya. Jangan main tuduh begitu saja tanpa adanya bukti yang jelas."
"Tapi di foto itu sudah benar-benar jelas Bu. Kalau Mila itu sedang mesra-mesraan dengan lelaki lain."
Bu Retno menghela nafas dalam. Dia sudah tahu bagaimana sifat anaknya. Dia itu lelaki yang sangat keras kepala dan egois. Susuh juga untuk memberikan dia pengertian.
"Terserah kamu lah Adnan. Kamu itu memang nggak pernah kasihan sama anak kamu."
Bu Retno bangkit dari duduknya. Setelah itu dia pun melangkah pergi meninggalkan Adnan. Percuma juga dia memberikan nasihat pada Adnan yang masih emosi. Adnan juga tidak akan pernah perduli dengan ucapan ibunya.
Bu Retno masuk ke dalam kamar cucunya. Dia melihat Aluna masih sesenggukan menangis di dalam kamarnya.
Bu Retno melangkah menghampiri Aluna. Dia kemudian duduk di sisi ranjang Aluna.
"Aluna," ucap Bu Retno.
Aluna menoleh ke arah Bu Retno dan menatap Bu Retno dengan deraian air mata.
"Jangan nangis terus Aluna. Kamu harus makan, nanti kamu sakit kalau kamu nggak mau makan," bujuk Bu Retno.
Aluna kemudian beringsut duduk dan menatap lekat neneknya.
"Nenek, hiks...hiks .."
"Tuh kan, nangis lagi. Nenek kan sudah bilang, kalau kamu jangan nangis. Kamu nggak boleh seperti ini terus sayang," ucap Bu Retno sembari mengusap air mata cucunya.
"Kenapa, kenapa Mama harus ninggalin aku, kenapa?"
"Apa mama sudah nggak sayang lagi sama aku Nek? kenapa mama harus ninggalin aku."
Bu Retno meraih wajah Aluna. Dia kemudian menangkup wajah Aluna dan menatap cucunya itu lekat.
"Sayang, mama kamu sayang kok sama kamu. Cuma, dia lagi butuh waktu sebentar untuk menenangkan fikirannya. Biarkan mama pergi dulu. Nanti kalau kamu kangen sama Mama, nenek janji. Nenek akan bawa kamu ke mama kamu ya."
Aluna anak kecil itu sama sekali tidak tahu menahu kalau ibunya pergi, karena di usir oleh ayahnya. Aluna hanya tahu kalau ibunya pergi meninggalkannya tanpa izin darinya.
"Nenek, kenapa mama tidak bisa dihubungi Nek?
kenapa?"
"Nenek juga nggak tahu, mungkin hape mama kamu mati. Atau lupa di cas."
Sejak tadi sudah banyak pertanyaan yang di lontarkan Aluna pada neneknya. Membuat Bu Retno bingung untuk menjawabnya.
"Aluna, makan ya. Nanti nenek ambilkan kamu makan!"
Aluna menggeleng.
"Aku nggak mau makan nenek. Aku mau makan sama mama aja "
Bu Retno menghela nafas dalam.
Gimana ya, cara jelasin ke Aluna, kalau ibunya sudah pergi karena di usir ayahnya. Kalau aku jujur pada Aluna, aku yakin dia pasti akan membenci ayahnya. Tapi sekarang, aku harus cari Mila kemana. Aku tidak tahu di mana Mila sekarang. Sejak dia pergi, hapenya nggak aktif. Sampai sekarang dia juga belum bisa dihubungi, batin Bu Retno.
"Kamu makan sama nenek saja ya. Nanti nenek ambilkan."
"Nggak mau. Aku cuma mau makan sama mama!" ucap Aluna dengan nada tinggi.
"Ya udah kalau kamu nggak mau makan, kamu tidur aja deh. Besok nenek antar kamu cari mama ya."
Aluna menatap neneknya lekat dan tersenyum.
"Nenek yakin, mau bantuin Luna cari mama?"
Bu Retno mengangguk.
"Yakin dong. Aluna sekarang tidur ya."
"Iya Nek."
Aluna membaringkan tubuhnya di atas tempat tidurnya. Setelah itu Bu Retno menarik selimut dan menutupi tubuh Aluna dengan selimut.
"Selamat tidur ya sayang. Semoga mimpi indah. Besok, kita cari mama ya sama nenek."
Aluna tersenyum. Dia kemudian memejamkan matanya untuk tidur.
Setelah Aluna terlelap , Bu Retno menghela nafas.
"Aku mau cari Mila di mana. Dan kenapa nomer Mila nggak aktif. Mudah-mudahan, tidak terjadi apa-apa sama Mila."
Sebenarnya Bu Retno khawatir dengan Mila. Bu Retno tidak tahu, apa yang akan dia katakan pada besannya di kampung kalau Mila pergi karena dia sudah di talak oleh Adnan.
"Adnan, kenapa kamu harus melakukan hal bodoh seperti ini Adnan,"ucap Bu Retno.
Bu Retno kembali menatap cucunya.
"Sepertinya Aluna sudah nyenyak," ucap Bu Retno.
Bu Retno kemudian melangkah pergi meninggalkan kamar Aluna.
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Lela Lela
semangat terus
2023-09-30
1
lovely
asar suami bodoh s Adnan main tuduh sgala
2023-09-23
2