Ia bisa melihat tatapan tulus dan tawa ceria gadis itu berbaur dengan tawa sang putri. Bagi Ansel Nara berbeda dengan wanita wanita luar yang berebut ingin menjadi istrinya. Nara tak sedikitpun menggodanya, Nara bisa langsung akhrap dengan Queen, berbeda dengan wanita wanita yang dekat dengannya, Nara juga tanpak dewasa dan keibuan saat bersama dengan Queen, berbeda saat berbicara dengannya yang tanpak masih labil.
Melihat betapa akurnya Queen dan Nara. Membuat Ansel kembali berpikir perkaatan sang putri tadi yang meminta Nara menjadi ibunya, ia tau sang putri bersungguh sungguh, ia juga kembali teringat permintaan sang mama tadi pagi agar mencarikan pendamping hidup. Melihat Nara entah mengapa Ansel merasa Nara merupakan kandidat paling cocok menjadi ibu untuk Queen,dan ia bisa belajar membuka hatinya dengan gadis yang sedikit aneh menurutnya itu.
“ om, silangkan makan. Tuh makanan bukan untuk di pandangin loh” omel Nara menyadarkan Ansel, entah kenapa Nara tak merasa cukup tertekan lagi bila bersama Ansel sangat berbeda dengan tadi saat mereka berbicara ketika Ansel tak sengaja menabraknya saat akan pulang bekerja, ia juga merasa Ansel sudah tidak terlalu dingin walau tanpak masih bicara ada kadarnya,beberapa kali sempat tertangkap Nara Ansel tersenyum menatapnya dan Queen. Mungkin karena kebersamaan mereka yang singkat ini mampu membuat Ansel cukup menerima dirinya dekat dengan putri beruang kutub itu.
“ ya, terima kasih telah menyuapi Queen. Maaf membuatmu terganggu” ucap Ansel tulus
“ ya santai aja om. Queen juga makannya nggak belepotan kok, nggak nganggu sama sekali” ucap Nara
“ kan Queen sudah besar, masa makan berantakan. Gimana sih daddy” ucap Queen kesal
“ daddy gak ada loh bilang Queen makannya berantakan, tante Nara yang bilang” ucap Ansel meluruskan
“ om please deh om. Gue masih muda om, jangan panggil tante cukup anak om aja yang panggil tante” ucap Nara memperihatin
“ sorry sorry. Saya nggak bermaksud. Lagian kamu juga manggil saya om, saya juga masih muda” ucap Ansel
“ beda om, saya masih 20 tahun, om umurnya berapa?” tanya Nara
“ 32 masih muda bukan” ucap Ansel dengan bangga. Ia merasa belum terlalu tua walau sudah memiliki anak berusia 6 tahun
“ udah tua tuh om.” Ucap Nara frustasi
“ tante nggak mau di panggil tante?” tanya Queen, ia sudah selesai makan begitu pun dengan Nara sedangkan Ansel masih sisa setengah makanan yang berada di piringnya
“ emm, panggil kakak saja” ucap Nara yang senang sebab Queen akhirnya menuruti perkataannya
“ mama” panggil Queen sembari menggenggam tangan Nara
Hukh.. hukh..
Baik Ansel dan Nara sama sama tersedak mendengar panggilan Queen yang melenceng dari panggilan yang di minta oleh Nara.
“ kok mama sih. Kakak dong” ucap Nara
“ no. Queen mau nya mama. Mama Nara, mama nya Queen” ucap Queen sembari tersenyum.
Melihat senyum dan pandangan berbinar dari Queen membuat Nara tak sampai hati membuat gadis mungil itu kecewa. Nara hanya bila menghela nafas dengan pasrah lalu menganggukan kepalanya.
“ baiklah, terserah padamu saja tuan putri” ucap Nara pasrah,
“ yeyeye, daddy Queen sudah punya mama.blee daddy kalah karna nggak punya istri” ledek Queen sembari menjulurkan lidahnya. Nara tertawa geli mendengar perkataan Queen itu
“ kenapa kamu tertawa?” tanya Ansel yang kesal melihat tawa Nara, ia baru saja menyelesaikan acara makannya
“ ya karna lucu lah om, masa saya harus masang wajah tembok seperti om” ucap Nara
“ wajah saya terlalu tampan bila di samakan dengan tembok” ucap Ansel tak terima
“ putri daddy juga sudah bisa ngejek daddy sekarag emm?” tanya Ansel
“ hahaha, ya.., daddy kalah. Bilang dong sama mama Nara agar mau jadi istri daddy. Kalau mama Nara sudah menikah dengan daddy kan kita nanti sudah bisa serumah” ucap Queen mengeluarkan pendapatnya
“ nggak gitu juga” cerit Nara di dalam hatinya
“ bagaimana nona? Ingin menjadi istri duda tampan ini?” tanya Ansel sedikit bergurau
“ no. Thanks om duda” ucap Nara sembari tersenyum. Ayo lahmereka baru saja bertemu dan berkenalan, masa langsung di lamar. 2 kali sial berada di dekat Ansel membuat Nara cukup was was, belum lagi bila membayangkan harus bersama sama dengan wajah tampan duda di sampingnya yang sayangnya berbuka tembok membuat Nara bisa kesal sendiri
“ baiklah,1 minggu lagi pernikahan kita nona” ucap Ansel tanpa tau malu, sudah tau Nara menolak malah di suruh akan menikah dengannya 1 minggu lagi
“ what? Minum dulu om. Kalau nggomong suka ngelantur aja” kesal Nara
“ saya tidak bercanda, saya bakan saat ini dalam keadaan yang sangat sangat serius” ucap Ansel membantah ucapan Nara
“ udah malam, waktu nya untuk pulang. Besok kakak juga harus bekerja girl” ucap Nara mengalihkan topik
“ emm, Queen juga sudah ngantuk mama” ucap Queen dengan mata yang sayu menahan ngantuk sebab menunggu perdebatan unfaedah dari Ansel dan Nara
“ lihat tuh om dud, anaknya dah ngantuk” ucap Nara
“ om dud?” tanya Ansel
“ ya om duda” ucap Nara polos
“ tak ingin memperpanjang perdebatan dengan gadis aneh di dekatnya, Ansel langsung berjalan kearah Queen dan menggendongnya mereka bertiga menuju kasir terlebih dahulu untuk membayar makanan mereka lalu keparkiran mobil. Ansel terlebih dahulu mengantar Nara, jarak rumah kontrak Nara tidak terlalu jauh dari sana. Setelah mengantar Nara dan memastikan Nara masuk dengan selamat sampai ke rumah kontrakannya, barulah Ansel melajukan mobilnya kearah masion mereka. Sebelum turun dari mobil mewah Ansel, duda anak 1 itu sudah terlebih dahulu meminta nomor telepon Nara. Untuk berjaga jaga bila sang putri ingin berbicara dengan Nara, sebab saat ini Queen sudah terlelap dalam mimpi indahnya, mungkin faktor ia baru sembuh.
“ percaya diri sekali om, astaga” ucapan Nara sembari memutar bola matanya malas
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Mimik Pribadi
Wkwkakk,,,,Kebersamaan mereka ber3 bikin emeeess thor,aku suka,,,,
2023-09-26
0