Di luar Markas Casanova, Sasaki tidak menyangka bahwa hutan lebat yang diceritakan malah lebih mengerikan daripada yang ia bayangkan. Pohon-pohon dan segala sesuatu yang berhubungan dengan alam berukuran tidak wajar, bahkan hewan-hewan di hutan juga berukuran besar sehingga membuatnya terlihat seperti monster.
Namun, tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena kehadiran Celeora di atas Markas Casanova menciptakan penghalang bagi monster untuk tidak mendekat. Kemampuan intimidasinya mencapai radius 2 kilometer, dan bahkan saat ini dia belum serius menggunakan kekuatannya.
Sebelum berangkat, Sasaki membuat profil untuk grup mereka yang akan menuju ke kota. Sasaki akan berperan sebagai pedagang, sedangkan Agasaki Gelix dan Neel akan menjadi penjaga. Profil lainnya adalah mereka berdua harus bersikap seperti saudara untuk menghindari kecurigaan.
Sasaki tidak melihat dua tanduk di kepalanya Neel, padahal tanduk merupakan ciri khas seorang Demon. Ia pun bertanya, "Di mana tandukmu?"
Neel tersenyum, "Terima kasih banyak atas simpatinya, Tuan. Kehilangan tanduk adalah suatu kehormatan untuk tugas ini."
"Alasan yang masuk akal, tapi mencabut tanduk pasti menyakitkan." pikir Sasaki.
Sementara itu, Agasaki Gelix merasa gelisah tentang sesuatu, dan dia tidak bisa menahannya. "Tuan, saya tidak bisa menerima Anda mengenakan pakaian norak seperti itu!" teriaknya.
Sasaki tersinggung, padahal dia mengenakan pakaian pertamanya ketika berada di dunia WMSO. Di saat yang sama, Neel dan Agasaki Gelix merasa tersentak karena seseorang dari belakang meninju kepala mereka, menyebabkan keduanya merasa kesakitan.
"Jangan berpikiran sempit. Tuan Sasaki memakai pakaian seperti itu untuk berbaur dan tentunya bukan untuk menarik perhatian," ucap Rein Vamos De Lante.
Kedatangan Rein Vamos De Lante membuat keduanya langsung bersikap sopan. Dia membawa tas berisi alat-alat yang bisa dijual untuk membuat profesi pedagang terlihat lebih meyakinkan.
Sasaki baru saja menemukan sosok yang bisa diandalkan dan berkata, "Aku ingin kamu selalu berpikir ke depan karena sementara, Casanova ada di bawah pimpinanmu!"
Tuannya menepuk bahu seolah memberikan kepercayaan. Seketika, Rein Vamos De Lante menjawab dengan tulus, "Tuan Sasaki, saya akan melaksanakan perintah Anda dengan kemampuan terbaik saya."
Sasaki segera berlari ke utara. Dia hampir pingsan karena aura pembunuh yang dipancarkan oleh Rein Vamos De Lante. Di saat yang sama, seekor rubah putih mengikuti Sasaki dari belakang.
Rubah putih tersebut adalah hewan peliharaan Leobert Messa yang diperintahkan untuk memandu jalan mereka keluar dari jangkauan intimidasi Celeora.
Sasaki menyadari bahwa semakin jauh dari Markas Casanova, ukuran pepohonan tampak normal seperti hutan biasa. Tiba-tiba, hewan peliharaan Leobert Messa berhenti.
"Messa, jelaskan!" Sasaki ikut berhenti.
Di Markas Casanova, Leobert Messa menggunakan Kemampuan Kontrol Hewan yang memungkinkan dia untuk merasuki hewan peliharaannya. Dia menjelaskan, "Di sungai ada empat orang yang sedang diserang oleh sekelompok bandit."
Sasaki menggunakan Kemampuan Penglihatan Jarak Jauh untuk melihat situasinya. Ia melihat seorang gadis muda, seorang pria, dan seorang wanita hamil bersembunyi di dalam kereta kuda. Sementara itu, dua pria berbaju zirah lengkap sedang bertarung dengan para bandit. Namun, mereka kalah jumlah dan akhirnya terbunuh.
Para bandit segera menangkap ibu hamil, sementara mereka berdua bisa saja kabur. Namun, bandit menodongkan pisau ke perut wanita hamil sebagai bentuk ancaman.
"Jauhkan pisau itu dari ibuku!" seru gadis muda itu dengan bahasa yang aneh, tapi Sasaki mengerti bahasanya.
Para bandit segera menghalangi jalan kabur dan mengacungkan pisau. Pria tadi yang merupakan suami dan seorang ayah diberi pilihan untuk hidup, yaitu merelakan tubuh putrinya untuk dipermainkan agar dirinya sendiri bisa kabur.
Gadis muda bernama Milla bingung, sedangkan ayah memelototi istrinya seolah tidak peduli.
Wanita yang sedang hamil itu langsung berteriak, “Milla, tinggalkan mama!” Mulutnya langsung ditutup.
Milla terlambat karena ayahnya mendorongnya dan meninggalkan mereka berdua. Bandit itu tertawa meskipun dia berhasil melarikan diri, dia tidak akan selamat karena hutan itu penuh dengan binatang buas. Milla tidak percaya dengan apa yang ayahnya lakukan dan sekarang agar ibunya selamat, dia harus merelakan dirinya.
Bandit itu langsung memegang tangan Milla dan bersiap mempermainkan tubuh gadis muda itu. Namun, jiwa seorang ibu tidak menyerahkan putrinya begitu saja. Ia melawan meski perutnya sedikit tersayat, tetapi usahanya sia-sia.
"Milla!" teriaknya sambil menangis.
Bandit itu merobek pakaian Milla. Dia berkata, "Tidak apa-apa. Milla, ingin kalian berdua aman." Kata-katanya ditujukan kepada ibu dan adiknya yang masih dalam kandungan.
“Hahaha, kau naif....” Sebelum tangannya menyentuh tubuh Milla, kepala bandit itu tiba-tiba dipukul keras hingga pecah.
Milla terbaring pasrah dan berlumuran darah. Dia menatap seorang pria yang sedang tersenyum.
"Ya ampun, aku tidak tahan. Apa semua kejahatan di dunia ini hanya nafsu?" Sasaki membersihkan tangannya.
Bandit itu langsung panik dan berteriak, "Siapa kamu!"
"Mengapa aku harus memberi tahu seseorang yang akan mati?" tanya Sasaki.
Sasaki mendekatinya dan dia berteriak, "Jangan mendekat! Atau, aku akan membunuh ibunya!"
"Hei, lihat ke belakang!" Seraya menunjuk.
Agasaki Gelix dan Neel telah membunuh para bandit yang menahan ibu Milla. Ibu Milla kini dalam pelukan putrinya yang merasa lega.
"Sudah selesai!" Neel menyembuhkan luka pada perut ibu Milla.
"Neel, apa anak dalam kandungannya juga baik-baik saja?" tanya Agasaki Gelix dengan ekspresi cemas.
"Lukanya tidak terlalu dalam," jawab Neel sambil melirik Tuannya.
Untuk pertama kali, Sasaki merasakan sensasi membunuh makhluk hidup. Dia menatap untuk beberapa detik ke arah mayat bandit yang dia bunuh.
"Aku sudah membunuh dan tidak merasakan apa pun. Apa karakter ini mengubah kepribadian?" pikir Sasaki.
Milla mendekati Sasaki sambil membungkuk hormat dan berkata, "Terima kasih banyak telah membantu kami!"
"Gelix, Neel. Jaga mereka berdua selama aku pergi. Aku ingin memastikan sesuatu." Sasaki segera menghilang.
Sudut pandang berubah menjadi ayah Milla yang berhasil kabur. Dia berhasil melihat jalan setapak dengan memutari lokasi para bandit.
"Aku berhasil, aku berha—" (diam karena tangannya tiba-tiba terpotong)
Dia segera berteriak dan berbaring di tanah dengan luka yang terus berdarah. Dia juga melihat seorang pria memegang potongan kedua tangannya.
"Tanganku! Kembalikan tanganku!" teriaknya sambil menyeret tubuh ke arah pria itu.
Sementara itu, Sasaki kembali memotong kaki ayah Milla menggunakan pisau dan sekali lagi membuatnya berteriak.
"Aku tidak merasakan apa pun. Setidaknya, aku masih bisa membedakan antara yang baik dan yang jahat. Orang ini tidak pantas hidup!" pikir Sasaki dengan tatapan dingin.
Sasaki mengeluarkan pistol dari Fitur Item dan titik tembak diarahkan ke kepala ayah Milla yang masih berusaha bergerak menggunakan mulutnya. Dia pun mengakhiri hidup ayahnya Milla dalam satu tembakan.
"Setidaknya, rasa kemanusiaan tidak mengganggu jalanku untuk mencapai puncak kejayaan Casanova di dunia baru ini!" pikir Sasaki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments