Di pagi hari saat aku terbangun, seseorang masuk ke dalam tendaku dan berkata, "Bangun, anak manja!" Sambil mengeluarkan aura yang mengerikan. Entah kenapa, aku terbiasa dengan aura seperti itu dan dalam hati berkata, "Pasti Kreig." Defripun membalikan tubuh dan melihat, dan ternyata benar, itu Kreig. Defri pun bangun dan akan pergi keluar tenda menuju ke aula untuk menemui Kestrel.
Kreig berkata kepada Defri, "Jangan kecewakan semua yang ada di sini. Tak perlu tergesa-gesa."
Defri pun menjawab, "Aku berusaha semaksimal mungkin." Entah kenapa, setelah aku menjawab, aura Kreig semakin mengerikan.
Sesampainya di aula, Kestrel berkata, "Lama sekali hari sudah mau siang." Defri hanya bisa meminta maaf. Tak lama setelah itu, seorang anak perempuan ahli sulap berlari lagi menuju Kestrel. Akupun penasaran mengapa anak perempuan itu sangat menyukai Kestrel.
Anak perempuan tersenyum sambil meloncat kecil berkata, "Kestrel, Kestrel!"
Kestrel sambil meledek berkata, "Anak cengeng sudah bangun."
Anak perempuan menuju Kestrel dan memeluk kaki Kestrel sambil melihat wajah Kestrel dengan senyuman berkata, "Aku sudah tidak cengeng lagi, Kestrel. Kapan mengajari aku sulap lagi?"
Kestrel tertawa berkata, "Kamu terlalu cepat, 100 tahun."
Anak perempuan panik sambil memegang leher berkata, "Ekkkhhh, aku akan mati duluan!"
Kestrel tertawa dan berkata, "Satu tahun lagi akan kuajari jika kamu semakin membantu satu sama lain di sini, dan yang paling penting, tidak menangis saat melakukan kesalahan."
Anak perempuan tersenyum dan mengangguk berkata, "Oke, oke!"
Kestrel tersenyum lebar berkata, "Kamu tidak terlambat?"
Anak perempuan kaget sambil malu, "Ehh, bibi dan paman akan memarahiku!" anak perempuan itu berlari kepadaku, "Kakak juga semangat, ya!"
Defri tersenyum dalam hati, 'berpikir mengapa anak perempuan itu tidak diajari juga.'
Kestrel berlari dan berkata, "Ayo ikuti aku, kita terlambat!"
Defri menjawab, "Oke!" sambil mengejar Kestrel.
Di area gurun pasir yang panas, Kestrel meminta agar aku sedikit lebih cepat dengan kecepatanku. Dia mengatakan bahwa dengan kecepatan seperti itu, aku akan terkejar oleh cerates. Aku berpikir dalam hati, 'Panas banget ini gurun pasir! Ngotak dikit laa woyyy.' Saat melihat kaki Kestrel, aku teringat perputaran angin di kakinya seperti anak perempuan tadi, tapi ini terlihat lebih rapi.
Kestrel berkata, "Ayo, lebih cepat!" Kestrel meningkatkan kecepatan larinya.
Aku menjawab, "Oke!"
Entah kenapa, saat melihat Kestrel, gerakan Kestrel melambat. Sepertinya Defri bisa menyusulnya. Tapi sayangnya, Defri terjatuh karena kelelahan. Dalam hati, Defri mengeluh tentang panasnya dan mengatakan bahwa 'Kestrel ga ngotak.' Tiba-tiba, seluruh tubuhku tersiram air. Defri merasa lega, penasaran siapa yang menyiram tubuhku.
Kestrel berkata, "Bagaimana? Udah enakan?" sambil tertawa.
Defri menjawab, "Kestrel, terima kasih."
Kestrel menghentikan sihirnya dan berkata padaku untuk mempelajari sihirku sendiri. Defri merasa bingung karena lupa dengan penjelasan David kemarin.
Kestrel menjelaskan, "Setiap makhluk bisa melakukan sihir minimal satu. Menurut pengetahuanku, dunia ini masih banyak hal yang belum bisa dijelaskan. Cara melakukan sihir pun beragam, jadi pelajari saja."
Defri mencoba menggunakan sihir seperti "Fire dengan tangan kanan," "Ice Shoot dengan tangan kiri," "Healing dengan mengangkat kedua tangan," dan "Shield Earth dengan menyilangkan tangan kedepan," tapi tak berhasil.
Kestrel berkata sambil duduk, "Fokuslah, terlalu tergesa-gesa tidak baik."
Defri terdiam, berfikir tentang teknik yang dilakukan Kestrel dan anak perempuan tadi saat kakinya dilapisi udara yang berputar.
Defri fokus, merasakan energi di sekitar, dan mengumpulkannya di telapak kaki. Tiba-tiba, kakiku terasa dingin, dan saat aku melihat, kakiku seperti berubah. Energi tadi hilang. Kestrel hanya menatapku dan tertawa. Rasanya kesal sekali.
Tapi kemudian tersadar, cara melakukannya.
Defri bertanya, "Bisakah aku minta tolong kepadamu?"
Kestrel tertawa menjawab, "Hahahaa, apa itu?"
Defri bertanya, "Apakah kamu bisa membuat senjata dari elemenmu seperti yang dilakukan David?"
Kestrel menjawab, "Itu sedikit rumit, tapi ku perlihatkan."
Defri meminta tolong, "Bisa dilakukan dengan perlahan?"
Kestrel menegaskan, "Kulakukan semampuku."
Kestrel melakukan gerakan kuda-kuda seperti pertahanan menggunakan tombak. Tidak lama kemudian, kumpulan angin menyelimutinya, membentuk sebuah senjata seperti tombak tetapi tidak berwujud.
Kestrel menjelaskan, "Ini wujud dasar sebuah senjata sihir. Lihat dan pelajari saat Defri membuatnya lebih terlihat."
Tak lama setelah itu, angin yang menyelimuti semakin menekan dan membentuk tombak dengan panjang 3 meter, berwarna biru, dan diselimuti angin di ujung bilahnya.
Kestrel: "Bagaimana? Apa ini cukup?
Jika ingin lebih mudah, aku beri saran. Jangan membuat senjata yang mirip dengan milikku. Itu akan menyulitkanmu jika kamu melempar atau menjatuhkan senjatamu dan menabrak suatu objek. Senjatamu akan kembali ke wujud semula, namun jika kamu melemparnya senjatamu memberi serangan seperti senjata asli sebelum kembali ke wujud semula."
Defri mencoba dengan gerakan kuda-kuda seperti Kestrel, fokus mengumpulkan energi, dan mentransfernya ke tangan kanan. Tidak lama kemudian, udara menyelimuti tanganku, dan aku mencoba membuat sebuah pisau.
Tanpa sadar, sebuah pedang dengan bilah kecil berukuran 1 meter terbentuk, diselimuti angin di ujung bilahnya.
Saat Kestrel melihatku, Defri merasakan aura makhluk yang sangat panas mendekati arah Kestrel. Dengan refleks, aku mengumpulkan tenaga tambahan ke tanganku dan berteriak, "Kestrel, pergi dari sana! Defri ingin melempar!" Kestrel dengan cepat terbang menjauh ke langit.
Saat itu juga, Defri melemparkan pedangku. Seketika, ular bertanduk Cerates berukuran besar muncul dan membuka mulutnya, ingin melahapku. Dengan percaya diri, pedangku menembus mulut cerates.
Ternyata, seranganku tidak cukup, dan Cerates melanjutkan serangannya kepadaku. Namun, Defri merasakan energi dalam tubuhku membuat gerakan Cerates melambat. Dengan mudah, Defri menghindari serangannya. Serangan demi serangan Cerates berhasil kukhindari, tapi aku tidak bisa menyerang balik, hanya menunggu waktu. Defri khawatir apakah Defri akan kehabisan tenaga atau cerates akan bosan menyerangku.
Saat itulah, Kestrel mengembalikan keadaan dengan cepat. Dia memukul kepala cerates ke atas, mengagumkanku. Serangan Kestrel menerbangkan Cerates dan memotongnya menjadi 10 bagian.
Kestrel: "Ayo, kembali."
Defri bertanya kepada Kestrel, "Kenapa dagingnya tidak diambil?"
Kestrel menjawab, "Kita tidak bisa memakannya."
Defri dengan bingung menjawab, "Kenapa?"
Kestrel menjelaskan, "Cerates ungu adalah jenis yang beracun."
Aku bingung dan bertanya, "Tapi cerates itu belum sempat mengeluarkan racunnya."
Kestrel menjawab, "Kamu tidak menyadari saat cerates itu mengeluarkan racunnya, seranganmu tadi membuat cerates itu meminum racunnya sendiri. Memang cerates bisa menetralisir racunnya sendiri, namun butuh waktu minimal 3 jam. Ketika berhasil membunuh cerates sebelum racunnya hilang, kita tidak mendapatkan apapun. Coba perhatikan Cerates yang sudah kupotong setelah 10 menit."
[Setelah 10 menit, bangkai cerates itu perlahan hancur menjadi debu.]
Kestrel tersenyum berkata, "Ayo, kembali, Kreig mungkin khawatir."
[Perjalanan kembali menuju markas Fraksi Frostwood]
Defri dengan kesal menjawab, "Mana mungkin."
Kestrel memberi pengertian, "Memang sifatnya keras, namun dia sangat perhatian."
Defri merengungkan ucapaan Kestrel dan menjawab, "Ya, mungkin."
Kestrel berkata, "Nakk, apa kamu tidak mencari keluargamu?"
Defri yang bimbang menjawab, "Ya, mungkin aku akan mencarinya."
Kestrel dengan senyum berkata, "Jika boleh kutebak, kamu akan mencari ibumu terlebih dahulu."
Defri pun kaget dan berkata, "Bagaimana kamu tahu? Dalam hati, aku sangat khawatir dengan ibuku."
Kestrel menjelaskan, "Seorang ayah akan berhasil jika seorang anak lebih khawatir terhadap ibunya daripada ayahnya."
Defri yang tidak mengerti meminta penjelasan lebih detail kepada Kestrel.
Kestrel menjelaskan, "Seorang ayah tidak akan memperlihatkan kelemahan kepada anaknya dan memberi perhatian tidak secara langsung. Terkadang, ia melakukannya melalui pelantara istrinya. Begitu juga dengan Kreig, bukan hanya Kreig, namun semua orang di Fraksi ini adalah keluarga."
Kreig mengalami insiden buruk yang merenggut nyawa anak laki-lakinya dan menantunya.
[Flashback bisa dibaca di chapter 2 tentang latar belakang Kreig Frostwood]
Setelah kejadian itu, Kreig berlatih sangat keras dan ingin melampaui diriku. Meskipun Kreig sangat kuat, namun dia tidak bisa bertarung dalam tempo lama.
Menurutmu, bagaimana dengan fraksi ini?
Defri, dengan perasaan takjub, mengatakan, "Luar biasa!" Aku bertanya apakah aku bisa mencari ibuku.
Kreig dengan tegas berkata, "Tidak boleh. Jika kamu hanya mencari ibumu, carilah seluruh keluargamu, dan ingatlah untuk kembali ke fraksi ini. Meski kita jauh sekalipun, kita tetap terhubung."
Defri dengan senang hati dan bersemangat, mengatakan, "Ya!"
[Sesampai di aula, kami semua berkumpul.]
David khawatir berkata, "Apa yang membuatmu pulang semalam ini?"
Kreig tanpa basa-basi, dengan tegas berkata, "Kalian bertarung dengan siapa?"
Suasana menjadi tegang, dan Kestrel membuka tangannya, menunjukkan sebuah barang seperti berlian berwarna ungu.
Kreig pun berlari dan memelukku. David menggunakan kemampuan penyembuhannya untuk kami ber
dua.
Kreig berbisik kepadaku, "Apakah kamu terluka, nak?" Kami mengatakan bahwa kami tidak terluka sama sekali.
Tak lama setelah itu, Kestrel terjatuh.
Defri dan seluruh Orang di Aula sangat kaget melihat Kestrel terjatuh!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments