Keesokan harinya.
Tidak seperti hari biasanya. Hari ini Aku berangkat ke Sekolah dengan perasaan yang tidak nyaman dan jauh dari kata Semangat. Padahal biasanya, aku selalu bersemangat pergi ke sekolah.
Semalaman Aku terus berfikir untuk bisa berkelit dari kegiatan kerja kelompok sepulang sekolah nanti. Sungguh aku benar-benar merasa tidak nyaman jika harus benar-benar ikut dalam kegiatan bersama mereka. aku lebih suka mengerjakan semua tugas kelompok seorang diri, meskipun terasa berat jika mengerjakan seorang diri, namun Aku merasa lebih nyaman dan tenang.
Perjalanan yang harusnya di tempuh dalam waktu setengah jam berjalan kaki, kini molor hingga lebih dari 40 menit perjalanan. Mungkin karna merasa tak bersemangat, sehingga laju gerak jalanku pun menjadi melambat. Untungnya aku tiba di sekolah bertepatan dengan bel masuk yang berbunyi, sehingga aku tak terlambat untuk masuk kelas.
"Tumben baru dateng, biasanya udah nangkring duluan di dalem kelas." Ucap Anis ketika aku baru sampai dan duduk di sampingnya.
"Ga semangat gue," Jawabku singkat sambil mengeluarkan buku dan alat tulis keatas meja.
"Lo ga semangat ke sekolah? Lo sakit Al..?" Tanya Anis yang kemudian menyentuh dahiku, mungkin untuk mengecek suhu tubuhku.
"gue ga sakit Anis.... Gue cuma lagi males". Jawabku sambil menepis lembut tangan Anis yang bertengger di dahiku.
"Trus kenapa dong... Setau gue, elo adalah murid yang selalu semangat 45 kalo soal sekolah".
Anis yang masih penasaran masih terus mengajukan pertanyaan yang sebenarnya malas untuk ku jawab.
Aku menghela kasar nafasku sebelum menjawab rasa penasaran Anis.
"Gue....."
"Jangan lupa... Sepulang sekolah, aku tunggu di gerbang depan!" Ucap seseorang yang kini berdiri tepat di depan mejaku.
"Hemmm...... " gumamku tanpa ingin berkata banyak pada siswa yang bernama Rayyan yang masih berdiri tegak dihadapan mejaku ini.
setelah mendengar jawaban singkat ku, Rayyan pun pergi tanpa berkata apa-apa lagi.
"Al.... Jangan bilang elo ga semangat kaya gini gara-gara DOI ya?" Tanya Anis yang sepertinya mulai paham.
dan Aku hanya mengangguk tanpa ingin berucap apa-apa.
" CK... Ga apa-apa kali Al, sesekali lo juga perlu bersosialisasi sama temen-temen yang lain. Apalagi satu kelompok bareng Rayyan, gue jamin tugas lo bakal ringan kalo bareng DOI." Ucap Anis yang kemudian tersenyum lebar dan sedetik kemudian berubah menjadi cemberut setelah ku hunuskan tatapan tajam tak suka pada ucapan Anis.
Memang selama ini Aku selalu mengerjakan tugas berkelompok seorang diri, dan aku tak pernah mengeluh meski memang sedikit merepotkan. Namun itu lebih baik daripada harus berinteraksi langsung dengan anggota kelompokku. kurang baik memang. ( jadi jangan ditiru).
"Sepertinya kali ini aku tak bisa berkelit, mungkin Anis benar, sesekali aku harus berinteraksi dengan yang lain."
Lamunanku terhenti saat kedatangan guru yang mengajar di jam pertama. Aku dan semua murid di dalam kelas fokus pada pembelajaran yang sedang berlangsung.
Tepat pukul 9.30 bel berbunyi sangat nyaring dan cukup lama terdengar. Hal yang jarang terjadi sebenarnya. Dan setelah bel selesai berbunyi. Sebuah pengumuman dari ketua kelas membuat seisi kelas berteriak riuh. Hari ini sekolah memulangkan muridnya lebih awal, sontak saja semua siswa di kelasku berteriak kegirangan. Namun berbeda denganku yang benar-benar merasa hari ini sungguh, arghhhh...... Tak berpihak padaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Indah Dewi
Lah belum komen apa apa kok udah bersambung aja🤦🤣
2024-07-04
0
Bilqies
semangat anisss 💪💪
2024-05-23
0
Darien Gap
ok pov 1 nya bagus...3 flower dulu
2024-05-23
0