Pagi hari di Kota Milan
Seorang wanita menyibak gorden jendela berwarna pastel silver, membiarkan matahari menyinari ruangan tersebut. Seorang gadis masih bergelung di dalam selimut tebalnya tanpa memedulikan pagi yang sudah tiba, sepertinya mimpinya sangat indah, mungkin Si gadis sedang bermimpi bertemu pangeran entahlah, siapa yang tahu....
" heiii baby, Nia sayang.... Bangun ini sudah pagi, Daddy dan yang lainya sedang menunggu dibawah". sebuah tangan mencoba menarik pelan selimut yang digunakan gadis itu, berharap ada sahutan. Namun........
"Zzzzzzzz".
" Nia jangan berulah ayo bangun! titah wanita yang tak lain adalah Anneth. Jangan sampai di hari pertama mereka tinggal disini anak gadisnya membuat malu. karena geram pada anaknya yang tidak juga bangun, akhirnya Ia pun menarik kuat selimut yang menggulung menyerupai kepompong tersebut hingga si gadis tersebut jatuh dari atas kasurnya.
Dugggghh.....
" Akhhhh....Mom apa yang kau lakukan?" teriak Nia sambil memegang kepalanya yang terbentur lantai, Ia masih belum sadar akan keadaan sekarang.
" Heh...Pemalas, bangun sudah pagi. Apakah kau lupa kita dimana?" Anneth menarik Nia kearah kamar mandi.
" Jangan membuat malu". Tambahnya lagi.
" Bersihkan dirimu, lalu turun kebawah. Cepat.....Orang-orang sudah menunggu." Anneth keluar dari ruangan yang sudah menjadi kamar putrinya di rumah itu.
Meja Makan
" Bagaimana honey, Nia sudah bangun?" tanya Phillippo pada istrinya yang baru saja tiba di ruang makan tersebut.
" Ya sudah honey, dia masih membersihkan diri dan mungkin sebentar lagi dia akan tiba". Jawab Anneth.
Dimeja makan itu terdapat juga dua orang lelaki muda yang telah menjadi saudara tiri Nia.
Beberapa menit kemudian terdengar suara sepatu yang melangkah dari anak tangga membuat semua orang di meja makan menoleh kan kepala mereka keatas untuk melihat gadis yang mereka nantikan sedari tadi.
" Ohhhh hai....Selamat pagi semuanya, maaf aku sudah biasa bangun terlambat. Lain kali kalau sarapan, kalian duluan saja tidak perlu menunngguku". Kata Nia sembari menarik kursi tepat disebelah ibunya, lalu duduk dengan manis.
" Nia please. Jangan berbuat ulah". Anneth memperingati Nia dengan tatapan tajamnya seakan menembus tubuhnya.
" Anneth honey, sudahlah". Phillippo menggenggam jemari istrinya, seakan berkata sabarlah menghadapi anak tidak tau diri ini.
" Baiklah...Nia sebelum melanjutkan sarapan kita, kau pasti sudah tau bukan kalau kau punya dua orang kakak sekarang, jika ada masalah apapun bisa beritahu mereka. Jangan sungkan kita adalah keluarga sekarang". Tambahnya lagi agar putrinya itu tidak sungkan meminta bantuan pada saudara-saudaranya.
" Iya sir". Rupanya dia belum terbiasa memanggil pria paruh baya yang sudah menjadi ayahnya dengan panggilan daddy.
"Baiklah adik manis, sekarang kau adalah adikku jadi apapun yang menjadi keluhanmu segera beritahu aku". rupanya anak pertama Phillippo menyukai Nia. Namun tidak tahu untuk kedepannya, Nia bahkan enggan menjawab perkataan kakak lelaki pertamanya.
" Semuanya selamat makan".
Beberapa menit selanjutnya hanya dentingan alat makan yang terdengar di ruang makan tersebut. Sepertinya Nia sangat menikmati hidangan para chef ternama ini, mungkinkah menjadi kaya raya kita akan menikmati hidangan terbaik sepanjang kita menginginkannya.
Selepas sarapan, satu persatu anggota keluarga Corradeo berangkat melakukan kegiatan mereka seperti biasa. Hanya tersisa Nia dan Anneth di rumah beserta para pelayan.
"Mom...Apakah ada ruang baca atau perpustakaan disini?" Rupanya Nia bosan berdiam diri seperti ini.
"Ya ada. Ayo Mommy antar sekalian memperlihatkan semua ruangan di rumah ini". Jawab Anneth mengajak anaknya berkeliling di rumah besar itu.
"Ini ruang Gim, kalau mau olahraga disini juga bisa , peralatannya lengkap". Anneth memperkenalkan ruangan yang dilewatinya pada Nia.
" Mom...Aku hanya butuh buku saat ini, sebaiknya tunjukkan saja jalan kearah sana". Kata Nia yang sudah bosan berkeliling di rumah besar itu.
" Baiklah..Baiklah, ayo mommy antar ke sana sekarang."
Sepanjang hari ini Nia hanya berada didalam ruang baca sambil mengamati beberapa buku bacaannya. Ternyata dia sudah membaca buku lumayan banyak, namun belum juga ada tanda-tanda berhenti. Nia sudah terbiasa membaca, bahkan jika membaca dalam sehari penuh Ia tidak akan bosan, yup...dia seorang yang gemar membaca, dalam kamusnya tertulis tiada hari tanpa membaca.
…………………Bersambung…………………
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Myumy rev
Mungkin Nia masih belum beradaptasi kali ya, ayo Nia buka hatimu itu saudara tiri juga pada baik
2023-07-05
0