Pintu lift terbuka secara otomatis begitu Lena sampai di lantai gedung apartemen yang di tuju nya yaitu apartemen Alex, kekasih tercintanya. Pria yang selalu Lena anggap sebagai pria terbaik dalam hidupnya tentunya setelah mendiang ayah tercintanya.
Lena melangkah keluar dari lift. Namun Lena tidak langsung melanjutkan langkahnya. Dia menghela napas kemudian merapikan lebih dulu penampilannya. Ya, Lena ingin selalu terlihat menarik di depan Alex.
“Fiuh..” Lena menarik napas dalam dalam kemudian menghelanya dengan kasar. Setelah itu Lena kembali melanjutkan langkahnya menuju apartemen Alex yang hanya tinggal sekitar 3 meter lagi dari lift.
Bayangan Alex yang terkejut kemudian menatapnya penuh sesal sembari mengucapkan kata maaf karena tidak mengingat lagi hari ulang tahunnya membuat Lena terkekeh geli. Alex memang tidak pernah mengingat hari ulang tahun Lena. Namun Lena tidak pernah marah dan selalu berusaha mengerti. Apa lagi Lena sendiri juga tau bagaimana sibuknya Alex selaku pemilik serta pemimpin di perusahaan tempatnya bekerja.
Langkah Lena terhenti begitu sampai tepat di depan pintu apartemen Alex. Saat tangannya hendak memencet bel, Lena pun tampak berpikir kemudian mengurunkan niatnya memencet bel di samping pintu apartemen Alex sambil menurunkan tangannya. Lena berpikir jika dirinya memencet bel dan Alex yang membuka pintu apartemen tersebut, Alex pasti tidak akan terkejut yang artinya kejutannya gagal.
Lena tertawa sendiri. Dia kemudian memencet beberapa digit nomor yang menjadi kunci apartemen milik kekasihnya itu sehingga terbukalah pintu apartemen serba mewah tersebut. Aroma menenangkan yang juga menyegarkan langsung menyapa indra penciuman Lena begitu pintu apartemen itu dia buka. Hembusan angin pertanda udara dingin AC juga sesaat menerbangkan anak rambut Lena. Lena yakin Alex pasti ada di dalam. Alex tidak mungkin keluar mengingat dirinya yang sedang tidak baik baik saja sekarang.
Lena melangkah pelan masuk ke dalam apartemen mewah milik kekasihnya. Apartemen yang memang dari disain sampai semua barang barang yang berada di dalamnya berharga sangat fantastis.
Lena mengeryit. Dia merasa apartemen itu kosong karena tidak ada tanda tanda keberadaan Alex disana. Padahal Alex mengatakan dirinya berada di apartemen dan sedang mencoba beristirahat karena merasa tidak enak badan.
“Apa mungkin Alex sedang berada di kamar? Ya.. Mungkin dia sedang beristirahat karena merasa tidak enak badan.” Gumam Lena setelah berpikir.
Lena kemudian mempercepat langkahnya menuju dapur. Dia berniat menghampiri Alex nanti setelah menata meja makan menyiapkan makanan yang sengaja dia pesan untuk di makan berdua dengan Alex.
Setelah selesai menata peralatan makan diatas meja, Lena pun bergegas menuju kamar Alex. Namun baru beberapa langkah menjauh dari meja makan, Lena mengeryit begitu indra pendengarannya menangkap suara seorang wanita yang sedang mendesah. Suara itu bahkan berhasil membuat bulu kuduk Lena meremang. Dan lagi suara tersebut berasal dari kamar Alex.
“Apa mungkin itu suara Alex?” Lena mulai bertanya tanya. Meski hatinya menolak itu adalah suara Alex karena yang Lena dengar jelas bukan suara pria, melainkan suara seorang wanita.
Karena penasaran, Lena pun mempercepat langkahnya menuju pintu bercat coklat gelap itu. Kebetulan pintu tersebut juga tidak di tutup dengan rapat membuat Lena bisa mengintip ke dalam kamar Alex tanpa harus mendorong daun pintu kokoh tersebut.
Begitu menilik ke dalam kamar Alex betapa terkejutnya Lena melihat pemandangan yang seketika itu juga membuat hati dan perasaannya hancur.
“Ya Tuhan...” Lena menutup mulutnya yang terbuka akibat dari keterkejutannya. Lena tidak menyangka melihat pemandangan yang sangat menjijikan juga menyesakkan dada itu. Bagaimana tidak? Sekarang Lena melihat dengan kedua matanya sendiri Alex sedang bergumul panas di atas ranjang dengan seorang wanita yang jelas Lena kenal. Wanita itu adalah sahabatnya sendiri, Sherin.
Ya, Sherin begitu pasrah berada diatas kuasa Alex yang begitu lihai bergerak menggagahinya.
Tidak kuasa menahan tangisnya, Lena pun memilih untuk langsung berlari menjauh tanpa berniat menegur kekasih juga sahabat dekat yang sudah Lena anggap sebagai kakak kandungnya sendiri itu. Lena juga enggan terus melihat hal menjijikan yang sedang mereka lakukan.
Sementara Alex dan Sherin, mereka berdua sama sekali tidak menyadari jika Lena memergoki apa yang sedang mereka lakukan. Mereka terus larut dalam kenikmatan itu tanpa tau bahwa Lena telah melihat apa yang mereka berdua lakukan di belakangnya. Sherin bahkan semakin mendesah keras membuat gairah Alex semakin menggebu gebu diatasnya.
Untuk Lena, dengan berderai air mata Lena terus berlari menjauh dari apartemen Alex. Saking ingin menjauh sejauh jauhnya, Lena sampai merasa jarak lift yang biasanya dekat dari pintu apartemen Alex mendadak terasa sangat jauh.
Lena tidak menyangka niatnya memberikan kejutan pada Alex justru malah dirinya yang mendapat kejutan dari Alex. Kejutan yang membuat semua impian indahnya bersama Alex seketika sirna begitu saja.
Lena masuk ke dalam lift dengan tangisannya yang begitu sangat keras. Bahkan saat sampai di lantai dasar gedung apartemen itu, Lena keluar dari lift dengan terus menangis meraung yang berhasil membuat semua orang yang ada di lobi mengeryit bingung juga ada yang menatapnya dengan tatapan aneh. Ada juga yang berbisik mengira Lena adalah orang dengan gangguan jiwa.
Di bawah guyuran hujan deras dengan petir menggelegar, Lena berlari sekencang yang dia bisa. Lena juga tidak perduli dengan banyaknya kendaraan yang sampai berhenti mendadak karena dirinya yang melintas di tengah jalan tanpa menunggu lampu merah menyala. Lena benar benar tidak perduli bahkan pada nyawanya sendiri. Dia begitu kecewa, kalut, bahkan hancur sehancur hancurnya. Melihat kekasih tercinta dan sahabat terdekatnya sedang bercinta begitu panas diatas tempat tidur membuat Lena seperti tidak punya lagi pegangan.
Karena terlalu membabi buta berlari dibawah guyuran hujan yang begitu deras, Lena pun terjatuh yang membuat kedua lututnya tergores aspal kemudian terluka dan mengeluarkan darah. Namun rasa panas dan perih yang terasa di kedua lututnya tidak ada apa apanya jika di bandingkan dengan luka perih di hatinya karena apa yang baru saja dia lihat.
Lena hancur sehancur hancurnya. Impiannya ingin hidup berdua dengan bahagia bersama Alex pupus begitu saja. Lena tidak menyangka jika kekasih yang sangat dia cintai dan dia percaya mengkhianatinya. Apa lagi Alex mengkhianatinya dengan Sherin, sahabat yang selama bertahun tahun sudah Lena anggap seperti kakaknya sendiri karena Sherin yang juga selalu bersikap baik dan penuh pengertian padanya. Bahkan Sherin juga adalah orang yang membuat Lena dekat kemudian menjalin hubungan dengan Alex. Sherin juga adalah tempat curhat segala masalah bagi Lena. Sherin selalu memberinya petuah baik. Sherin selalu memberikannya solusi terbaik jika Lena sedang di himpit oleh masalah. Entah itu masalah pada hubungan Lena dengan Alex atau masalah lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
🍃🦂 Nurliana 🦂🍃
waah 🫨 baru di awal baca udah di bikin ded degan
2023-09-28
0
patah hati 🥺
2023-07-21
0
Halu
kenapa ga di rekam buat bukti apa di viralkan gitu 🤭
2023-06-14
1