BAB 5

Sementara iti di paekiran SMA Bina Bangsa terdapat empat cowok tampan, yups ke empat cowok tampan itu adalah ke empat inti Icarus most wanted nya Bina Bangsa ini.

" guys mampir ke cafe dulu yuk, sekalian cuci mata siapa tau ada mba mba pelayan yang cantik kan " usul Cakkra sambil menaik turunkan ke dua alisnya.

" hayu aja gw mah bang " jawab Hansen.

" yaudah kita ke cafe nya keluarga bos Alaster aja, gimana pada mau ngga? " tawar Aditiya.

" mantap tuh, yaudah lets go " sahut Cakra dan Hansen bersamaan dengan semangat 45.

Mereka pun menaiki motor sport masing masing dan pergi dari lingkungan sekolah menuju ke Memorie Cafe.

Mereka pun menikmati sore hari yang cerah, di temani dengan hembusan angin, dan jalanan yang tidak terlalu padat membuat mereka bersemangat untuk nongkrong.

Sesampainya mereka di cafe, mereka pun langsung memarkirkan motor sport mereka. Setelah itu masuk ke cafe yang ramai pengunjung berisikan anak SMA yang sedang nongkrong, maupun anak kuliahan yang sedangan mengerjakan tugas kuliah nya, dan ada pula yang sedang pacaran. Memang karena cafe tersebut berdekatan dengan salah satu universitas.

ke empat inti Icarus pun langsung duduk, pelayan cafe pun datang dan langsung memberikan menu pada mereka.

" tuan tuan sekalian ingin memesan apa " tanya pelayan wanita pada ke empat inti Icarus.

" panggil kaka aja mba " ucap Cakkra kepada pelayan wanita tersebut dengan nada genitnya dan mengedipkan sebelah matanya kepada pelayan wanita tersebut ( emang geh yah dasar buaya rawa ).

pelayan tersebut mengangguk membalas ucapan Cakkra dengan senyum malu malunya karena mendapat kan godaan mata kelilipan oleh Cakkra.

" yaelah ulet sawah, giliran ada cewek aja kambuh lu " ucap Aditiya dengan memberikan tatapan datar dan nada kesal ke pada sahabatnya itu.

" suttt jangan berisik, buruan lu pada mau pesen apa " tanya Cakkra.

" apa aja sih gw mah bang, semua di makan " jawab Hansen.

" kotoran hewan pun lu makan yah bocil? " jawab Cakkra nyeleneh.

" ngga gitu juga konsepnya kutil badak " ucap Hansen sambil melemparkan tisu yang ada di atas meja ke arah Cakkra dengan penuh dendam ( lebay kali kau ).

" kalo lu mau pesen apa bos? " tanya Cakkra kepada Alaster sambil menghindari dari lemparan tisu mautnya Hansen.

" samain " ucap Alaster singkat, padat, dan jelas. Emang geh yah orang ganteng mah bebas.

" yaudah mba cantik, tolong siapkan makanan enak enak di setiap menunya yah, kalo untuk minum nya jus jeruk 3 sama lemon tea nya 1 yah mba " ucap Cakkra kepada pelayan tersebut, dan jangan lupakan nada manisnya semanis madu yang udah basi.

" baik ka mohon di tunggu sebentar yah " ucap pelayan tersebut.

Pelayan tersebut pun langsung menuju ke dapur untuk membuatkan pesanan mereka.

" yang bayar lu " tunjuk Aditiya kepada Cakkra.

Cakra pun menggelengkan kepala nya " No, yang bayar tentu aja si bos, iya ngga bos " emang geh yah cuman Cakkra doang yang ngga ada takut takut nya sama si bos Alaster ini.

" hmmm " jawab Alaster dengan deheman doang. ( bener bener yah orang ganteng mah bebas ya huft ).

Mereka bertiga pun bertepuk tangan dengan serempak, berbahagia karena mendapatkan traktiran makanan mereka yang pastinya akan dibayarkan oleh Alaster.

Seorang gadia berlari dengan tergesa gesa ke dalam cafe.

" lu kenapa telat? " tanya sang senior.

" maaf bang, tadi pas saya naik angkot ehhh angkot nya malah mogok bang, jadi nya saya telat maaf yah bang " jawab gadis tersebut.

" lain kali jangan telat lagi, ntar si bos ngamuk lu mau kena semprot sama si bos? Yaudah sana lu ntar kalo udah selesai ganti baju anterin makanan ke meja sana yah, sekalian beresin meja 5 gw mau beresin yang lain " ucap sang senior dan berlalu pergi ke belakang.

Gadis itu menganggukan kepala nya dan berlalu pergi untuk berganti seragam nya dengan seragam pelayan Cafe Memories.

Alaster sejak tadi melihat gerak gerik gadis itu dan tersenyum.

" ketemu kamu " gumam nya dengan senyuman tanpa di dengar oleh ketiga sahabatnya.

" hoyy lu kenapa senyum senyum gitu kaya orang stres? Awas kesambet ntar lu bos " tanya Aditiya yang tanpa dosa.

Tanpa menjawab pertanyaan sahabat nya itu Alaster pun merubah ekspresi wajah nya menjadi datar kembali dan menatap sahabat nya itu dengan datar.

" ya elah si bis bukan nya ngejawab malah main tatap tatapan " ucap Aditiya tambah nyeleneh.

Tak lama pesanan mereka pun datang, dan yang membawa pesanan tersebut ialah gadis yang sejak tadi Alaster perhatikan.

" silakan, selamat menikmati " ucap gadis tersebut. Setelah gadis itu mengangkat kepalanya, gadis itu melihat dan mengingat wajah Alaster.

" ehhh kamu " ucap gadis itu sambil menunjuk ke arah Alaster.

Aditiya, Cakkra, dan Hansen menatap ke sumber suara.

" iya, kamu yang kemarin nabrak saya dan langsung kabur begitu aja " ucap Alaster datar tapi aneh nya membuat ketiga sahabat nya melongo karena baru kali ini Alaster bicara panjang lebar terhadap orang asing walaupun dengan tampang dan ucapan datar andalannya ( lebay kali kalian bertiga ).

Gadis itu mengangguk dan meminta maaf " Sorry yah, kemarin gw ngga sengaja nabrak lu sumpah. Soalnya kemarin tuh gw lagi buru buru banget jadi ngga sengaja nabrak lu " ucap Seyla meminta maaf dan memberikan alasannya.

Yups gadis yang dari tadi dilihat oleh Alaster adalah Seyla yang bekerja sebagai pelayan di Cafe Memories. Cafe milik orang tuanya Alaster.

Alaster pun hanya mengangguk, setelah itu Seyla pun pamit untuk melanjutkan pekerjaan nya kembali.

Saat Seyla berjalan ia pun hampir terjatuh, jika Alaster tidak gesit bisa kita pastikan bahwa Seyla akan terjatuh dan mencium lantai. Untung saja Alaster langsung memegang lengan dan perut nya Seyla. Seperkian detik mereka saling menatap, dan di buyarkan oleh deheman Aditiya yang tanpa beban itu.

Alaster melepaskan tangannya dan Seyla pangsung meminta maaf dan berterima kasih, ia salah tingkah dan berjalan kembali namun suara bariton Alaster menghentikan langkah nya.

" ikat tali sepatu kamu dulu, biar ngga jatuh lagi " ucap Alaster.

Seyla pun menunduk ia melihat tali sepatunya sudah terlepas. Seyla pun terkekeh dan malu, setelah itu ia pun membenarkan tali sepatu nya terlebih dahulu dan bergegas untuk membersihkan meja yang kotor dengan banyak nya gelas dan piring kotor.

Cakkra dan Hansen menggoda Alaster habis habisan. Tentu saja mereka kicut dengan plototan horor dari Alaster dan lemparan vas bunga pelastik, tentu saja dari Alaster yang langsung kena ke muka Hansen yang gemoy itu. Aditiya hanya tertawa bahagia saja karena dapat bisa melihat wajah Alaster yang merah menahan malu itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!