(Tersenyum)
Kau benar boy, kita harus memberikan mereka hadiah
Satria Mahendra •Uncle•
(Mengangguk paham)
Theo Mahendra •Daddy•
Boy mau memberikan apa untuk anak-anak di rumah singgah
Rayyan Mahendra (Bocil 10th)
Bagaimana belikan makanan dan mainan saja dad
(Menatap Theo lalu berganti menatap Satria)
Satria Mahendra •Uncle•
Ide bagus Boy, ternyata putra ku sudah cukup dewasa
Rayyan Mahendra (Bocil 10th)
Uncle berhenti di toserba saja
Satria Mahendra •Uncle•
Baiklah boy😊
Sesampainya di toserba Rayyan banyak mengambil beberapa permen,chiki-chiki, Chocolate, minuman susu pisang ia juga tidak lupa membeli mainan robot-robotan, mobil-mobilan, dan boneka.
Theo Mahendra •Daddy•
Sudah semua Boy
Rayyan Mahendra (Bocil 10th)
(mengangguk)
Sudah dad
Theo Mahendra •Daddy•
Biar mereka yang membawa semuanya boy
(menunjuk Bodyguard)
Rayyan Mahendra (Bocil 10th)
Yes dad😉
(berjalan menuju mobil)
Satria Mahendra •Uncle•
Sudah selesai belanjanya boy
Rayyan Mahendra (Bocil 10th)
(Menoleh lalu fokus pada Ipadnya)
Sudah uncle😊
Setelahnya mereka menuju ke yayasan yang merupakan rumah singgah untuk anak-anak terlantar yang di dirikan tuan Theo sebagai wujud cintanya pada mendiang istrinya sesuai permintaan terakhirnya.
Rayyan Mahendra (Bocil 10th)
Mommy pasti senang kan dad, melihat yayasan rumah singgah ini
(menatap rumah singgah ketika sampai)
Theo Mahendra •Daddy•
Itu pasti boy, mommy mu di atas sana pasti senang apalagi melihat putra bungsunya ikut kemari.
(Menghela nafas berat)
Satria Mahendra •Uncle•
Sudah jangan bersedih ayo kita masuk
Rayyan Mahendra (Bocil 10th)
Ayo Uncle
(Antusias)
Rumah singgah ini sudah berdiri tiga tahun lamanya dan saat itu Theo dan Satria rutin mengunjungi dari awal anak-anak di panti ini hanya berjumlah 5 orang hingga kini berjumlah 25 orang.
Ani •Ibu Panti•
Tuan Theo, tuan Satria mari masuk...
(melirik Rayyan)
Theo Mahendra •Daddy•
Iya Bu Ani, perkenalkan ini Rayyan putra bungsu saya..
Ani •Ibu Panti•
Tuan muda Rayyan ayo masuk, anak-anak pasti senang bertemu dengan tuan muda
Rayyan Mahendra (Bocil 10th)
(Hanya mengangguk)
Theo Mahendra •Daddy•
Bagaimana keadaan anak-anak Bu apa saja yang mereka butuhkan
Ani •Ibu Panti•
Mohon maaf sebelumnya tuan, Saya belum sempat melaporkan kalau jumlah anak-anak saat ini 26 orang.
Theo Mahendra •Daddy•
Berarti ada anak yang baru masuk ke rumah singgah ini
Ani •Ibu Panti•
Iya tuan keadaannya memprihatinkan tuan
Rayyan Mahendra (Bocil 10th)
(menyimak percakapan daddynya dan ibu panti)
Satria Mahendra •Uncle•
(Melihat anak-anak yang bermain)
Theo Mahendra •Daddy•
Memprihatinkan bagaimana bu
Ani •Ibu Panti•
Perlu di rawat tuan tapi saya belum bisa membawanya ke rumah sakit, jadi para relawan hanya mengobati seadanya tuan
Theo Mahendra •Daddy•
Bolehkah kami melihat kondisinya Bu
Ani •Ibu Panti•
Tentu saja boleh tuan, mari ikut saya ke kamarnya
Setibanya di kamar yang di maksud mereka melihat gadis kecil yang kepala,lengan,dan kakinya di balut perban karena luka-luka di sekujur tubuhnya
Ani •Ibu Panti•
Namanya Reina anak yatim-piatu kedua orang tuanya meninggal dunia 3 hari yang lalu karena kecelakaan hanya ia yang selamat semua tetangga sudah bergantian menjaganya selama 3 hari ini tapi tidak ada yang sanggup untuk menanggung hidupnya kedepan maka tetangganya mengantarkannya kesini karena memang tidak ada sanak saudara yang ia miliki
Rayyan Mahendra (Bocil 10th)
(mendengarkan semua kisah Reina panjang lebar)
Kasihan sekali
Satria Mahendra •Uncle•
(Menatap Rayyan)
Bersyukur memiliki Daddy bukan
Rayyan Mahendra (Bocil 10th)
(mengangguk paham)
Ia uncle Rayyan masih beruntung
Comments