Yulia perlahan membuka matanya. Saat netrannya melihat sekitarnya, Dia heran. karena Dia merasa tempat ini seperti dia kenal... Sebab tempat ini seperti kamarnya Kamar istana Ratu .
"Lo...ini kan kamarku...? Bukannya aku sudah mati ya...? Kok aku ada di kamarku sendiri..? apa ini yang namanya di alam lain..?"" ucap Yulia heran. Dia melihat kanan dan kiri . Memang benar itu kamarnya. Tak lama mata lentiknya melihat ada seorang wanita yang sedang tertidur di sebelah Kakinya dengan kepala bertumpuh di kasur dekat Kakinya .
"Canlu... Dia Canlu kan...? Kalau Canlu masih hidup Lalu tadi itu...? apakah aku hanya bermimpi...tapi perasaan itu nyata... Dan putraku...? Kalau aku masih hidup apakah Putraku juga masih hidup...?" kata Yulia dalam hati. Perlahan dia bangun , Merasa ada gerakan di atas ranjang, wanita yang tertidur terlihat bangun. dan membuka matanya yang terlihat masih ngantuk . Namun saat matanya melihat Yulia sudah duduk, diapun berseru .
"Yang Mulia....!" serunya dengan cepat. Dia segera bangun dan menatap yulia dengan wajah gembira.
"Ada apa Canlu..?sepertinya kau habis menangis.. ?" ucap Yulia sambil menatap pelayan setianya dengan wajah tanya.
"Mana mungkin hamba tidak menangis saat melihat yang Mulia pingsan tadi...!" ucapnya dengan wajah cemberut. Dia pelayan Yulia yang umurnya setahun lebih muda darinya. Namun Dia wanita yang sangat Dewasa . Gadis ini ikut menjadi pelayanan Yulia sejak Yulia masih berumur delapan tahun. Dia dan sang Ibu adalah pelayan di rumah keluarga Perdana Mentri Wang Yu Ran .
Keluarga Perdana mentri Wang Yu Ran tidak melihat orang dari pangkat dan derajat. Mereka keluarga Yang Ramah , baik dan berjiwa sosial tinggi . karena itu banyak penduduk yang sangat menghormati mereka dengan tulus. Canlu dan Yulia bersahabat sejak kecil. Dan saat Yulia menikah, Canlu memilih mengikuti Yulia dan menjadi Pelayan pribadinya. Saat di istana , sudah beberapa kali Yulia meminta Canlu untuk menikah , Namun gadis cantik itu tidak mau. Dia hanya berkata ingin mengabdi pada Yulia sampai tua. Dan di dalam kisahnya yang dia fikir hanya dalam mimpinya, Canlu mati saat melindungi kedua putranya yang sedang bertempur melawan prajurit jendral She Sao.
"Aku pingsan...?" ucap Yulia kaget sekaligus heran .
"Benar yang Mulia...anda Pingsan saat anda akan keluar ruangan ini ..." ucap Canlu dengan wajah sedih .
"Tapi kau tidak memanggil tabib kemari kan...?" tanya Yulia agak cemas.
"Mana mungkin mengundang tabib... bukankah yang Mulia tidak suka ada tabib yang memeriksa tubuh anda.. dan anda belajar dengan tekun soal pengobatan agar jika anda salit, tidak harus Tabib yang akan memeriksa anda...." ucap Canlu lagi. Yulia terlihat bernafas lega.
"Lalu siapa yang mengangkat tubuhku naik keatas Ranjang...?" tanya Yulia lagi.
"Kebetulan tadi ada Jendral Cun yang datang kemari, dan Dia melihat hamba yang kebingungan, maaf yang Mulia...Jendral Cun yang mengangkat Anda..." ucap Canlu dengan wajah takut.
"Ya Sudah ndak masalah. Tapi sekarang Cun Ma ada di mana...?" tanya Yulia sambil menatap Canlu dengan wajah tanya. Dia tak marah karena Jendral Cun Ma adalah anak buahnya yang sudah dia anggap sebagai Kakak . karena umur Jendral Cun Ma lebih tua dua tahun .
"Beliau kembali dulu karena akan menghadap Kaisar ...katanya nanti akan kemari lagi sepulang dari istana.. Oh ya yang Mulia Ratu.. Yang Mulia Kasar meminta anda menghadap padanya. Tadi kasim kemari saat anda masih pingsan, dan hamba hanya berkata pada dia kalau anda sedang istirahat. Jadi beliau memberi pesan pada hamba agar memberitahukan pada anda , jika anda sudah bangun untuk menghadap yang mulia..." mendengar ucapan Canlu perasaan Yulia sedikit Femiliar .
"Kenapa aku merasakan Femiliar dengan keadaan seperti ini, aku merasa seperti pernah mengalami.. " ucap Yulia dalam hati. Terlihat Yulia berfikir keras. Dia terdiam cukup lama . Namu. usahanya malah membuat kepalanya sakit. akhirnya diapun tidak berani berfikir terlalu keras .
"Baik kita akan kesana...Oh ya Canlu...di mana Putraku...?" tanya Yulia pada wanita setia itu.
"Putra..? Maksud yang mulia..?" tanya Canlu heran. Melihat keheranan di wajah Canlu, Yulia kaget.
"Ada apa ini...kenapa Canlu heran dengan pertanyaanku...? apakah aku tadi tidak bermimpi...?apakah aku kembali kemasan lalu...? dan kalimat tadi yang di ucapkan Canlu adalah kalimat setelah aku bangun dari pingsan sebelum mendengar perkataan Kaisar yang ingin mengambil Sanly sebagai Selirnya ..." batin Yulia. Dia merasakan kenarahan dalam hatinya. Akhirnya Yulia diam sejenak . setelah cukup merendahkan emosinya dia bertanya.
"Tahun dan bulan berapa sekarang,..." tanya Yulia sambil menatap Canlu dengan hati berdebat. Dengan mantap Canlu mengatakan tahun bulan dan hari apa sekarang. Yulia pun tertegun mendengar perkataan Canlu. Karena hari itulah benar - benar hari di mana Kaisar Chan Yu meminta Dia untuk menerima pernikahannya dengan selir Sanly . jadi benar sekali kalau Dia sekarang kembali ke masa lalu di mana dia belum memiliki putra kembarnya . dan saat ini dia sedang mengandung buah hatinya.
Mendengar ucapan Canlu, tanpa terasa air mata kebahagiaan mengalir di wajahnya. Ya...pada saat itu setelah dia siuman dari pingsannya seperti yang Canlu katakan, Dia menghadap perintah dari Kaisar untuk menghadap Dia do ruang pertemuan yang ternyata di hadiri Ayah, sang Kakak tiga bawahannya yang setia , juga Jendral She Sao , Ayah dan juga Adiknya Sanly . dan Di sanalah Kaisar mengancam dia akan menceraikan dan membuang dia keluar dari kerajaan Tanlua. Dan saat itu karena Cintanya dia ketakutan dan memilih menerima Selir Sanly. Dan keputusan itulah yang membuat dia menyesali keputusannya sendiri.
Melihat Yulia menangis, Canlu kaget dan berkata.
"Yang Mulia...!mengapa menangis...?apakah ada ucapan hamba yang salah...?" ucap Canlu dengan wajah kaget .
" Tidak Canlu...aku tidak apa- apa..dan sekarang kau kemasi semua perhiasan dan barang berharga milikku, Sebab kita berdua akan segera pergi dari sini . ambil baju dan barangmu yang penting - penting sajadan bawa kemari... Begitu juga milikku..semua perhiasan kau masukkan kedalam peti. Sisahkan saja beberapa perhiasan yang sering aku pakai pemberian dari Kaisar di dalam kotak perhiasanku . Sedang dari ibuku dan perhiasan yang aku beli sendiri . bisa kau masukkan kedalam kotak lain . Juga semua uang yang kita punya, kalau uang jangan kau Sisahkan , bawa semuanya..." ucap Yulia sambil mulai mengambil barang yang akan mereka bawa.
" Tapi..tapi ada apa ini yang Mulia.." tanya Canlu keheranan.
" Jangan banyak tanya Canlu...waktu kita hanya sedikit...bersalah kau kerjakan perintahku, " ucap Yulia dengan cepat .
"Baik Ratu..." ucap Canlu .
Dia segera pergi kekamarnya . Sedangkan Yulia segera mengambil kain agak lebar untuk membungkus benda yang akan mereka bawa . setelah mengambil kain, Dia mengambil alat tulus. Tak lama terlihat Canlu masuk kedalam kamar Yulia kembali . Saat itu dia merlihat sang junjungan sedang menulis di nakas dekat ranjangnya. Dia tak berani mengganggu , Dia mulai melakukan perintah sang Junjungan . Canlu mulai memasukkan barang dan keping emas dan perak yang mereka simpan selama ini. Terlihat beberapa kotak yang berisi uang dan perhiasan sudah berada di atas ranjang sang Ratu . Tak lama Yulia berhenti menulis dan berdiri serta berjalan kearahnya . Dia memberikan sebuah Surat kepada Canlu.
"Canlu...tolong Kau cari seseorang yang dapat kau percaya. Suruh dia memberikan surat ini pada Bunda. Karena aku Yakin kalau Ayah saat ini sedang berjalan menuju istana ini... dan beri dia beberapa keping perak ..." ucap Yulia pada Canlu .
"Baik yang Mulia... kalau begitu hamba akan pergi dulu..." ucap Canlu .
"Pergilah...ingat...orang yang sangat kau percaya..." ucap Yulia lagi .
"Hamba mengerti Yang Mulia...hamba mohon diri..."Lalu dia segera keluar dari kamar sang Ratu.
Sedangkan Yulia sendiri menatap kepergian sang pelayan dengan wajah terlihat sedih . Dia yakin sang Ayah sedang pergi ke istana, karena saat dia menghadap pada Kaisar Saat itu , Di sana sidah ada Ayahnya juga sang Kakak yaitu Jendral Wang Yau Ran .
Dia ingat saat dia memutuskan menerima Selir Sanly sebagai selir Kaisar , Ayah dan sang Kakak terlihat menatap dengan wajah kecewa kepadanya . Namun saat setelah keluar dari ruangan itu , Yulia bertemu dengan Ayah dan sang Kakak . Mereka menatap Yulis dengan wajah terlihat terlihat tersenyum, walaupun Yulia tahu senyum mereka palsu . Namun sang Ayah tetap bertanya.
"Kau tidak apa- apa kalau Raja mengambil selir...?" ucap Perdana mentri Wang Yu Han . Dan jawaban Yulia saat itu
"Tidak Ayah...tak masalah, bukanya dengan kehadiran Selir Sanly, ada yang membantuku merawat Raja..." ucap Yulia dengan senyum yang dia paksakan semanis dan secerah mungkin. Walaupun di dalam hati dia menangisi kesedihan .
"Baguslah...tapi ingat kau harus tetap bahagia . dan kalau ada apapun, kau harus mengatakan pada Ayah atau Kakakmu . Apapun yang terjadi , Kami akan selalu mendukung keputusanmu. Jangan takut mengambil keputusan . Kita adalah satu keluarga, apapun itu Kami akan selalu berpihak padamu...ingat itu..." kata sang Ayah sambil mengusap kepala Yulia .
"Benar dek...kau adalah adikku satu- satunya, kalau kau menderita, akupun akan dua kali lebih menderita jika melihat kau menderita, jadi apapun yang terjadi, beritahukan pada kami. Kami akan selalu mendukung keputusanmu..." ucap sang Kakak. Lalu Pria tampan dan gagah itu memeluk erat sang adik. Dan sejak saat itulah semua yang terjadi padanya, Yulia tak mampuh mengatakan pada kedua orang tua dan Kakaknya. Hingga akhirnya mereka di tangkap dengan tuduhan pemberontak dan mendapatkan hukuman mati .
Sekarang semua itu tak akan pernah terjadi lagi. Karena doa tahu, apa yang harus dia lakukan . dia sudah mempunyai keputusan, dan keputusan itu akan dia lajukan sebentar lagi. Tak terasa air matanya mengalir di plpi cantiknya. Terlihat senyum Sinis dan penuh kebencian terlihat di wajahnya . tak lama dia segera berbalik serta menatap barang yang ada di atas Ranjang nya . Dia melihat barang yang sudah ada di atas Ranjangnya . Dia menghela nafasnya dengan berat . lalu segera mengambil Cincin ruang yang tidak pernah dia pakai dan tidak pernah dia perlihatkan pada siapapun termasuk pada sang suami. Dia mendapatkan Cincin itu dari sang sahabat yang telah gugur di medan pertempuran saat merebut kekuasaan dari Kerajaan Jurghi . Dan Dia tak pernah menyangka kalau sekarang dia harus memakai cincin ini untuk menyimpan barang yang akan dia bawa untuk kehidupan Dia dan Putra kembarnya . perlahan dia memakai Cincin itu. Dan dengan kekuatannya dia berusaha melihat kekuatan dan luas tempat Cincin ruang miliknya. Dan benar apa yang di katakan sang sahabat dulu saat dia memberikan Cincin ruang itu padanya . Saat itu Sang sahabat mengatakan ,
"Jangankan cuma satu atau dua barang yang akan kau masukkan, Rumah peristirahatanmu bisa kau masukkan kedalam Cincin ini..." ucapnya smbil tertawa. Saat itu Dia hanya ikut tertawa. Dia lalu memasukkan Cincin itu kedalam Cincin ruang miliknya sendiri yang selalu dia pakai . Dan kini Cincin itu merupakan benda yang sangat dia perlukan . Dia memakai Cincin itu, dan teenyata pas sekali di tangannya . Yulia segera memasukkan semua barang yang ada di atas pembaringan kedalam cincin ruang yang dari sang sahabat. Saat itu Canlu masuk. Dia kaget saat melihat barang di atas pembaringan telah hilang.
" Yang Mulia...di mana barang yang ada di atas pembaringan...?" ucapnya heran.
"Aku sudah menyimpannya. Dan sekarang mana barang milikmu..." ucap Yulia dengan lembut. Canlu segera memberikan buntalan yang dia bawa.
"Sekarang kau siapkan sedikit pakaianmu agar mereka tak curiga. Juga persiapkan barang milikku yang akan kita bawa. Jangan terlalu banyak, secukupnya saja. Karena akan mejadi masalah buat kita, Kasar rak akan membiarkan kita membawa barang dari istana ini..." ucap Yulia lembut.
"Baik Yang Mulia..." ucap pelayan Canlu dengan cepat. Walaupun di dalam hati dia tidak tahu apa yang terjadi , tapi dia tetap melaksanakan semua perintah sang Ratu.
Karena dia merasa kalau mereka akan bepergian, Dia meminta pada pelayan dapur, beberapa makanan yang akan dia bawa nanti.
"Yang Mulia kita makan...?" tanya Canlu.
"Baik...ayo..." ucap Siyue sambil beranjak meninggalkan kamarnya dan melangkah menuju ruang makan. Sebab dia tahu. Mereka pergi ke istana nanti tidak dalam keadaan gembira. Tidak seperti tahun itu. Dia yang di panggil ke istana oleh Kasian, merasa kalau akan mendapatkan kabar gembira, dan mereka akan makan siang bersama. Hingga dia tidak ingin makan di istananya sendiri . Tapi sesampainya di istana, dia harus mendapatkan kenyataan, bukan berita gembira tapi ternyata kedukaan yang dia dapatkan, Setelah kembali dari istana, saat itu Yulia tidak mau makan sampai dua hari . Tapi tidak untuk sekarang. Dia akan makan terlebih dahulu. Malah nanti Dia akan menyuruh Canlu untuk membungkus Sisa makanan yang mereka makan, untuk bekal perjalanan mereka.
Setelah selesai makan , Yulia menyuruh membungkus makanan itu. Dan dengan Sigap Canlu membungkus makanan dan memasukkan kedalam buntalan untuk di makan mereka nanti. Setelah selesai makan barulah mereka berdua segera pergi ke istana. Ketika sampai Di istana, Siyue yang tahu di mana mereka harus bertemu dengan Kaisar, segera melangkahkan kakinya ke ruang pertemuan . benar saja, ternyata di sana telah ada Kasim yang telah menunggu kedatangannya.
"Aaah...ternyata ini benar- benar terjadi...aku bukan sedang bermimpi.. Kalau begitu aku sekarang sedang mengandung putra si keparat itu... Maaf sayang ...ibu tidak membencimu. Karena hidup ibu hanya untuk dirimu . maaf jika kita harus menjauh dari Ayahmu. Karena jika kita ada di sini, Ayahmulah yang akan membunuhmu. Lebih baik kita pergi sejauh - jauhnya dari dia...!" ucap Siyue dalam hati . Tanpa sadar dia menfusap perutnya yang datar .
Melihat kedatangan Siyue, Kasim segera memberi salam dan memberitahukan pada Raja atas kedatangan Siyue.
"Yang Mulia Ratu Yulia telah datang..." seru kasim dengan lantang.
Yulia segera masuk kedalam ruang istana pertemuan . Saat Siyue masuk, Dia melihat sang Ayah juga sang Kakak berada di sana, juga Mentri She dan Putrinya Sanly juga berada di sana . Dan di baris belakang mereka , duduk dua perwira kepercayaan Yulia yaitu Perwira Yung dan perwira Tanglu . dan dua jendral kerajaan Tanlua selain sang Kakak. Yaitu Jendral Muda Cun, dan Jendral Muda She Sao Putra pertama Mentri She . Melihat kedatangan Yulia , terlihat senyum Sinis di wajah Sanly. sedangkan sang Kasar terlihat agak marah.
Namun Siyue masuk dengan wajah tenang. tidak ada kekagetan atau cenas di wajah cantiknya. Karena dia sudah tahu apa yang akan terjadi. saat ini persis apa yang terjadi di masa lalu itu. jadi perkataan apapun yang pasti akan keluar dari mulut sang Suami . Yulia sudah tahu .
"Salam Yang Mulia ... Semoga berkah dan panjang umur selalu berlimpah untuk Yang Mulia..." ucap Yulia dengan wajah lembut.
"Sudahlah cepat kau duduk...kenapa kau sangat lambat untuk datang kemari...!" serunya dengan wajah marah.
.
Udahan dulu ya...aku lanjut episode selanjutnya.
Jangan lupa like, vote dan komennya aku tunggu .
BERSAMBUNG .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Erna Masliana
mending jauhkan anak2mu selamatkan mereka
2025-03-27
0
Yulay Yuli
siyue apa yulia, keder aku
2024-11-11
0
Erna Masliana
bagus
2025-03-27
0