BAB 19 - Tidak Begitu

Bima lepas kendali hingga tidak sengaja meninggi. Tatapan tajam dari Lengkara membuat pria itu seketika tersadar untuk menjaga mulutnya, lagi dan lagi Bima dibuat mati kutu di hadapan Lengkara.

"Maaf, dia terlalu lambat, Lengkara."

Memang faktanya demikian, asisten rumah tangganya terlalu lambat dengan alasan bingung dimana tempatnya. Beruntung saja Lengkara ada di sisinya, andai tidak mungkin telinga wanita itu akan panas mendengar teguran pedas dari Bima.

Tidak ada pembicaraan, melihat dia sigap begini jelas berbeda dengan Yudha yang melihat darah ketakutan seolah akan terjadi kiamat besar. Bima menangani luka di jemari Lengkara dengan sangat hati-hati, hingga wanita itu mendesis kala merasakan perih di ujung jemarinya.

"Perih?" tanya Bima mendongak, dia bahkan menggentikan kegiatannya demi memastikan jawaban Lengkara.

"Sedikit," jawabnya singkat, padahal Lengkara sudah meringis sepelan mungkin, ternyata masih terdengar juga.

"Tahan sebentar ... apa yang kamu pikirkan sampai seperti tadi?"

Banyak sekali, jika Lengkara luapkan mungkin ruang makan ini akan dipenuhi dengan umpatan dan raungan untuk Bima. Namun, dia hanya menggeleng dan menjawab jika sedang tidak fokus saja.

"Tidak fokus karena apa? Pasti ada alasannya," tutur Bima usai menangani luka di ujung jemari istrinya, tentu saja kembali meminta bantuan pembantu yang tadi hampir terseret dalam amarahnya.

"Belum sarapan mungkin."

"Menyiapkan sarapan bukan tugasmu, untuk apa aku membayar bibi kalau kamu yang sibuk sendiri setiap pagi."

"Karena aku sudah berjanji akan begitu setelah menikah, Bima."

"Ingin saja, aku sakit kepala kalau tidak banyak gerak," jawab Lengkara seadanya, mana mungkin dia akan menjawab dengan sesungguhnya.

Sarapan pagi ini dimulai dengan pertumpahan darah dari jemari lentik Lengkara. Tatapan matanya masih tertuju pada Bima, cara makannya terlalu serius untuk Lengkara yang pasti bergerak walau sedikit jika dia suka rasanya.

"Apa kepalanya harus begitu? Ajaran Yudha kah? Ck, apa iya aku harus begitu juga? Sialan, mana bisa aku begitu."

Tanpa Lengkara sadari, tatapan menghunus Bima ke arah lain justru tetap bisa menangkap pergerakannya. Tanpa aba-aba, pria itu justru mengikuti cara Lengkara hingga membuatnya tersedak seketika.

"Kenapa?" Bima mengerutkan dahi, apa mungkin saat ini salah lagi? Bukankah Yudha sempat mengatakan ikuti saja tingkahnya karena dahulu dia begitu juga demi menyenangkan Lengkara.

"Kenapa ikut-ikutan begitu?"

"En-nak," jawab Bima mengatupkan bibir kemudian, jujur saja dia malu sebenarnya.

"Bukan begitu, kalau enak begini ... mas salah arahnya," tutur Lengkara mengoreksi gerakan Bima yang persis robot, bukan generasi tulang lunak.

"Yang gila siapa sebenarnya, ini akibatnya terlalu percaya ucapan pak Chan."

Bima mengutuk dirinya sendiri yang merasa salah langkah kali ini. Bukannya membuat Lengkara bahagia, dia justru dijadikan bahan olokan dalam gelak tawa. Dia mengetahui sedikit tentang fakta wanita dari pak Chan, salah-satunya kebiasaan menggoyangkan kepala jika makanan yang masuk ke lidah mereka sesuai selera.

Selesai sarapan, seperti kemarin Bima kembali mengulang. Tidak lagi menunggu Lengkara mengulurkan tangan, tapi dia yang lebih dulu berinisiatif memberikan punggung tangannya.

"Bentar, Mas ... kotak bekal dimana?"

Hampir saja Lengkara lupa, semua berawal dari luka di jemarinya. Mendengar pertanyaan itu sontak Bima meneguk salivanya pahit, dia menatap ke arah sang istri dengan tatapan tak terbaca dan mendadak mengingat ucapan Yudha semalam.

"Ketinggalan, hari in_ lusa ya."

Dia ingin menjawab hari ini, tapi baru ingat kotak bekal itu berada di kota yang berbeda. Jelas saja dia butuh waktu untuk menggambilnya, ditambah lagi pagi ini Bima sudah setuju dengan permintaan pak Chan untuk menghadiri rapat secara virtual yang akan dia lakukan di kantor Zean sebagai tempat persembunyian.

Ya, sesuai dengan petunjuk Yudha saja sebenarnya. Khawatir saja jika Lengkara kembali datang ke kantor seperti kemarin. Beruntungnya pagi ini Lengkara tidak banyak protes, dia hanya mengangguk pelan dan membiarkan Bima pergi dari pandangannya.

Tanpa penjelasan, Lengkara sangat paham kenapa jawaban Bima seperti itu. Dalam beberapa hari, pria itu memang diminta tetap di Jakarta oleh sang pemilik skenario, Yudha. Lengkara sempat membaca sekilas pembicaraan tentang itu tadi malam, agaknya Yudha kembali memperingatkan agar Bima tidak salah langkah.

Baiklah, Lengkara masih punya waktu beberapa hari untuk bersiap mengatur rencana selanjutnya. Namun, baru saja hendak masuk Bima kembali dan turun dengan sedikit tergesa. Pria itu menghampiri Lengkara dengan tatapan tak terbaca dan langkah cepat menuju teras.

Jelas saja Lengkara was-was, bagaimana jika pria itu menyadari sesuatu? Bukankah sejak bangun tidur Bima tidak mengecek ponselnya? Tapi bisa Lengkara pastikan tidak akan ketahuan dan sama sekali tidak meninggalkan jejak sedikitpun.

"Tidak ada yang kuhapus ataupun kuusik, tapi kalau ketahuan lawan saja, Ra," batin Lengkara mengepalkan tangan dan sama sekali tidak melepaskan Bima dari pandangan.

"Ada apa, Mas?"

"Aku melupakan sesuatu," jawab Bima mendekat, Lengkara sudah berdegup tak karuan dan memang dia belum siap andai ketahuan.

"Ap-apa?"

Tanpa menjawab, Bima menarik pinggang Lengkara agar lebih dekat dan mendaratkan kecupan di keningnya. Karena merasa kecewa akan dunianya, Lengkara bahkan tidak ingat jika Bima belum mengecup keningnya. Berbeda dengan kemarin, Lengkara merasa yang kali ini berbeda. Kecupan Bima begitu lama dan tidak hanya asal kena.

"Aku pergi, tolong kabari jika ingin kemanapun," ucap Bima lantaran khawatir kejadian kemarin kembali terulang.

"Iya, Mas," jawab Lengkara sama sekali tidak keberatan, sekalipun pergi dia tidak akan ke kantor karena paham dengan permainan yang Bima dan Yudha lakukan dalam beberapa hari ke depan.

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

adning iza

adning iza

caramu kejam yudha

2024-03-05

0

Syahna Amira sy

Syahna Amira sy

sgtu parah kah luka Yudha? sampai harus minta di gantikan peran'a oleh Bima dgn alesan nggak Mao bikin lengkara syedih??? oh oh tp bukan'a malah bikin sakit hati lengkara ya, karena udah dibohongin 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️

2024-01-25

0

komalia komalia

komalia komalia

apa yudha udah engga punya kaki apa cuma lumpuh pasca kecelakaan

2023-10-02

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Berbeda
2 BAB 02 - Seperti Bukan Dia
3 BAB 03 - Apa Salahku?
4 BAB 04 - Apa Aku Berlebihan?
5 BAB 05 - Dejavu
6 BAB 06 - Aku Harus Bagaimana?
7 BAB 07 - Pecah
8 BAB 08 - Ikhlas!!
9 BAB 09 - Mati Kutu
10 BAB 10 - Tidak Sepicik Itu
11 BAB 11 - Sejak Kapan?
12 BAB 12 - Apa Yang Sudah Kita Lewati?
13 BAB 13 - Bukan Bayi
14 BAB 14 - Untukmu Saja
15 BAB 15 - Lega
16 BAB 16 - Maaf
17 BAB 17 - Hancur
18 BAB 18 - Dosis Aman?
19 BAB 19 - Tidak Begitu
20 BAB 20 - Terlalu Jauh
21 BAB 21 - Tidak Sengaja
22 BAB 22 - Maafkan Aku.
23 BAB 23 - Hati - Hati
24 BAB 24 - Titik Temu
25 BAB 25 - Bulan Dikekang Malam
26 BAB 26 - Aku Suamimu
27 BAB 27 - Gila
28 BAB 28 - Ingin Sendiri
29 BAB 29 - Tidak Akan Utuh
30 BAB 30 - Akhir
31 BAB 31 - Jangan Permainkan Putriku
32 BAB 32 - Papa
33 BAB 33 - Sampai Ketemu
34 BAB 34 - Pamit
35 BAB 35 - Tanpa Cinta
36 BAB 36 - Dia Istriku
37 BAB 37 - Luka Itu Nyata
38 BAB 38 - Salah Sakit
39 BAB 39 - Aku Benar-Benar Malu.
40 BAB 40 - Terima Kasih
41 BAB 41 - Masih Sama
42 BAB 42 - Lebih Baik Begitu
43 Give Away Time!!!
44 BAB 43 - Part Of Yudha
45 BAB 44 - Jangan Kasih Obat Tidur
46 BAB 45 - Aku Tidak Bisa Menghilangkannya.
47 BAB 46 - Membutuhkannya
48 BAB 47 - Mantan, Bukan Suami.
49 BAB 48 - Ada!!
50 BAB 49 - Bercandamu Kelewatan
51 BAB 50 - Tidak Banyak Bicara
52 BAB 51 - Hukuman
53 BAB 52 - Jangan Berpaling
54 BAB 53 - Meminta Restu
55 BAB 54 - Jangan Menyiksa Diri
56 BAB 55 - Bukan Presdir
57 BAB 56 - Cari Istri Itu Sulit
58 BAB 57 - Tawaran Lengkara
59 BAB 58 - Menikahlah
60 BAB 59 - Egoislah.
61 BAB 60 - Bencana/Anugerah
62 BAB 61 - Always Lengkara
63 BAB 62 - Kaget Nikah
64 BAB 63 - Salah Kamar
65 BAB 64 - Belum Terjamah
66 BAB 65 - Suhu Yang Sebenarnya
67 BAB 66 - Penantian Tiga Tahun
68 BAB 67 - Di Luar Prediksi BMKG
69 BAB 68 - Kamu Puas?!
70 BAB 69 - Ketakutan Bima
71 BAB 70 - Mirip Artis
72 BAB 71 - Menantu Tak Diinginkan
73 BAB 72 - Titik Temu Yang Sebenarnya
74 BAB 73 - Membingungkan
75 BAB 74 - Mantan Terindah
76 BAB 75 - Jaga Sikap!!
77 BAB 76 - Tawaran Papa
78 BAB 77 - Tidak Akan Baik-Baik Saja
79 BAB 78 - Jangan Diambil Pusing
80 BAB 79 - Seuntai Masa Lalu
81 BAB 80 - Mengulang Kembali
82 BAB 81 - Pelita Kala Gulita
83 BAB 82 - Jangan Ajari Aku
84 BAB 83 - Noda Masa Lalu
85 BAB 84 - Bidadari Tak Bersayap
86 BAB 85 - Bisakah Sedikit Dewasa?
87 BAB 86 - Tidak Durhaka
88 BAB 87 - Aktingmu Bagus - Yudha
89 BAB 88 - Kualat
90 BAB 89 - Bukti Keharmonisan
91 BAB 90 - Bahan Gosip
92 BAB 91 - Harta Tak Ternilai
93 BAB 92 - Penyesalan Sia
94 BAB 93 - Muara Kasih Ibu
95 BAB 94 - Terlambat
96 BAB 95 - Memulai Kembali
97 BAB 96 - Bima's Wife
98 BAB 97 - Maklumi Saja
99 BAB 98 - Tidak Adil
100 BAB 99 - Tak Terduga
101 BAB 100 - Musuh Paling Berbahaya
102 BAB 101 - Tertampar
103 BAB 102 - Menari Di Atas Penderitaan
104 BAB 103 - Berbahaya
105 BAB 104 - Tidak Dapat Diandalkan
106 BAB 105 - Kabar Baik
107 BAB 106 - Terlalu Kentara
108 BAB 107 - Tidak Beres
109 BAB 108 - Serahkan Padaku
110 BAB 109 - Akan Sangat Pahit
111 BAB 110 - Manik Bening Tak Berdosa
112 BAB 111 - Masih Punya Nurani
113 BAB 112 - Andai Kau Tahu
114 BAB 113 - Perlakukan Dengan Baik
115 BAB 114 - Salah Sangka
116 BAB 115 - Happy Anniversary, Pa.
117 BAB 116 - 29 Tahun Tak Terlupakan
118 BAB 117 - Aku Tidak Membencimu
119 BAB 118 - Kembali Menata
120 BAB 119 - Jangan Menatapku Seperti Itu
121 BAB 120 - Nikmati!!
122 BAB 121 - Tidak Sesederhana Itu
123 BAB 122 - Baru Sebentar
124 BAB 123 - Kekeluargaan
125 BAB 124 - Fakta Dunia (Sesal)
126 BAB 125 - Tetap Papa
127 BAB 126 - Raja Tanpa Mahkota
128 Promo Karya - Desy Puspita
129 BAB 127 - Di Bawah Kemilau Senja
130 BAB 128 - Titik Lemah Bima
131 BAB 129 - Dunia Memang Milikmu
132 BAB 130 - Overdosis
133 BAB 131 - Hampir Salah Paham.
134 BAB 132 - Kisah Usang
135 BAB 133 - Cari Uang Itu Susah
136 BAB 134 - Semua Salahku
137 BAB 135 - Tidak Masuk Akal
138 BAB 136 - Cinta Pertama
139 BAB 137 - Sepotong Kerinduan
140 BAB 138 - Mengulang Kembali
141 BAB 139 - Tidak Ada Penolakan
142 BAB 140 - Terbayarkan
143 BAB 141 - Empat Mata
144 BAB 142 - Karma Itu Nyata
145 BAB 143 - Posesif
146 BAB 144 - Potong Timun
147 BAB 145 - Salah Tingkah
148 BAB 146 - Dejavu
149 BAB 147 - Berbisa
150 BAB 148 - Penantian Panjang
151 BAB 149 - Telanjur Basah
152 BAB 150 - Hanya Sekadar Paham
153 BAB 151 - Mesin Waktu
154 BAB 152 - Tidak Sesuai Harapan
155 Promo Karya Baru - Istri Buta Tuan Muda (Yudha)
156 BAB 153 - Tanya Hati
157 BAB 154 - Kamu Duniaku
158 BAB 155 - Sama Iyanya
159 BAB 156 - Beruntung
160 BAB 157 - Akhir Penantian
161 BAB 158 - The King
162 BAB 159 - Pelangi Setelah Hujan
163 BAB 160 - Istri Tak Ternilai (Ending)
164 Bonus Chapter
165 Bonus Chapter #2
166 Bonus Chapter #3
167 Bonus Chapter #4
168 Bonus Chapter #5
169 Bonus Chapter #6
170 The Last Bonus
171 Promo Karya Baru - Berondong Bayaran
Episodes

Updated 171 Episodes

1
BAB 01 - Berbeda
2
BAB 02 - Seperti Bukan Dia
3
BAB 03 - Apa Salahku?
4
BAB 04 - Apa Aku Berlebihan?
5
BAB 05 - Dejavu
6
BAB 06 - Aku Harus Bagaimana?
7
BAB 07 - Pecah
8
BAB 08 - Ikhlas!!
9
BAB 09 - Mati Kutu
10
BAB 10 - Tidak Sepicik Itu
11
BAB 11 - Sejak Kapan?
12
BAB 12 - Apa Yang Sudah Kita Lewati?
13
BAB 13 - Bukan Bayi
14
BAB 14 - Untukmu Saja
15
BAB 15 - Lega
16
BAB 16 - Maaf
17
BAB 17 - Hancur
18
BAB 18 - Dosis Aman?
19
BAB 19 - Tidak Begitu
20
BAB 20 - Terlalu Jauh
21
BAB 21 - Tidak Sengaja
22
BAB 22 - Maafkan Aku.
23
BAB 23 - Hati - Hati
24
BAB 24 - Titik Temu
25
BAB 25 - Bulan Dikekang Malam
26
BAB 26 - Aku Suamimu
27
BAB 27 - Gila
28
BAB 28 - Ingin Sendiri
29
BAB 29 - Tidak Akan Utuh
30
BAB 30 - Akhir
31
BAB 31 - Jangan Permainkan Putriku
32
BAB 32 - Papa
33
BAB 33 - Sampai Ketemu
34
BAB 34 - Pamit
35
BAB 35 - Tanpa Cinta
36
BAB 36 - Dia Istriku
37
BAB 37 - Luka Itu Nyata
38
BAB 38 - Salah Sakit
39
BAB 39 - Aku Benar-Benar Malu.
40
BAB 40 - Terima Kasih
41
BAB 41 - Masih Sama
42
BAB 42 - Lebih Baik Begitu
43
Give Away Time!!!
44
BAB 43 - Part Of Yudha
45
BAB 44 - Jangan Kasih Obat Tidur
46
BAB 45 - Aku Tidak Bisa Menghilangkannya.
47
BAB 46 - Membutuhkannya
48
BAB 47 - Mantan, Bukan Suami.
49
BAB 48 - Ada!!
50
BAB 49 - Bercandamu Kelewatan
51
BAB 50 - Tidak Banyak Bicara
52
BAB 51 - Hukuman
53
BAB 52 - Jangan Berpaling
54
BAB 53 - Meminta Restu
55
BAB 54 - Jangan Menyiksa Diri
56
BAB 55 - Bukan Presdir
57
BAB 56 - Cari Istri Itu Sulit
58
BAB 57 - Tawaran Lengkara
59
BAB 58 - Menikahlah
60
BAB 59 - Egoislah.
61
BAB 60 - Bencana/Anugerah
62
BAB 61 - Always Lengkara
63
BAB 62 - Kaget Nikah
64
BAB 63 - Salah Kamar
65
BAB 64 - Belum Terjamah
66
BAB 65 - Suhu Yang Sebenarnya
67
BAB 66 - Penantian Tiga Tahun
68
BAB 67 - Di Luar Prediksi BMKG
69
BAB 68 - Kamu Puas?!
70
BAB 69 - Ketakutan Bima
71
BAB 70 - Mirip Artis
72
BAB 71 - Menantu Tak Diinginkan
73
BAB 72 - Titik Temu Yang Sebenarnya
74
BAB 73 - Membingungkan
75
BAB 74 - Mantan Terindah
76
BAB 75 - Jaga Sikap!!
77
BAB 76 - Tawaran Papa
78
BAB 77 - Tidak Akan Baik-Baik Saja
79
BAB 78 - Jangan Diambil Pusing
80
BAB 79 - Seuntai Masa Lalu
81
BAB 80 - Mengulang Kembali
82
BAB 81 - Pelita Kala Gulita
83
BAB 82 - Jangan Ajari Aku
84
BAB 83 - Noda Masa Lalu
85
BAB 84 - Bidadari Tak Bersayap
86
BAB 85 - Bisakah Sedikit Dewasa?
87
BAB 86 - Tidak Durhaka
88
BAB 87 - Aktingmu Bagus - Yudha
89
BAB 88 - Kualat
90
BAB 89 - Bukti Keharmonisan
91
BAB 90 - Bahan Gosip
92
BAB 91 - Harta Tak Ternilai
93
BAB 92 - Penyesalan Sia
94
BAB 93 - Muara Kasih Ibu
95
BAB 94 - Terlambat
96
BAB 95 - Memulai Kembali
97
BAB 96 - Bima's Wife
98
BAB 97 - Maklumi Saja
99
BAB 98 - Tidak Adil
100
BAB 99 - Tak Terduga
101
BAB 100 - Musuh Paling Berbahaya
102
BAB 101 - Tertampar
103
BAB 102 - Menari Di Atas Penderitaan
104
BAB 103 - Berbahaya
105
BAB 104 - Tidak Dapat Diandalkan
106
BAB 105 - Kabar Baik
107
BAB 106 - Terlalu Kentara
108
BAB 107 - Tidak Beres
109
BAB 108 - Serahkan Padaku
110
BAB 109 - Akan Sangat Pahit
111
BAB 110 - Manik Bening Tak Berdosa
112
BAB 111 - Masih Punya Nurani
113
BAB 112 - Andai Kau Tahu
114
BAB 113 - Perlakukan Dengan Baik
115
BAB 114 - Salah Sangka
116
BAB 115 - Happy Anniversary, Pa.
117
BAB 116 - 29 Tahun Tak Terlupakan
118
BAB 117 - Aku Tidak Membencimu
119
BAB 118 - Kembali Menata
120
BAB 119 - Jangan Menatapku Seperti Itu
121
BAB 120 - Nikmati!!
122
BAB 121 - Tidak Sesederhana Itu
123
BAB 122 - Baru Sebentar
124
BAB 123 - Kekeluargaan
125
BAB 124 - Fakta Dunia (Sesal)
126
BAB 125 - Tetap Papa
127
BAB 126 - Raja Tanpa Mahkota
128
Promo Karya - Desy Puspita
129
BAB 127 - Di Bawah Kemilau Senja
130
BAB 128 - Titik Lemah Bima
131
BAB 129 - Dunia Memang Milikmu
132
BAB 130 - Overdosis
133
BAB 131 - Hampir Salah Paham.
134
BAB 132 - Kisah Usang
135
BAB 133 - Cari Uang Itu Susah
136
BAB 134 - Semua Salahku
137
BAB 135 - Tidak Masuk Akal
138
BAB 136 - Cinta Pertama
139
BAB 137 - Sepotong Kerinduan
140
BAB 138 - Mengulang Kembali
141
BAB 139 - Tidak Ada Penolakan
142
BAB 140 - Terbayarkan
143
BAB 141 - Empat Mata
144
BAB 142 - Karma Itu Nyata
145
BAB 143 - Posesif
146
BAB 144 - Potong Timun
147
BAB 145 - Salah Tingkah
148
BAB 146 - Dejavu
149
BAB 147 - Berbisa
150
BAB 148 - Penantian Panjang
151
BAB 149 - Telanjur Basah
152
BAB 150 - Hanya Sekadar Paham
153
BAB 151 - Mesin Waktu
154
BAB 152 - Tidak Sesuai Harapan
155
Promo Karya Baru - Istri Buta Tuan Muda (Yudha)
156
BAB 153 - Tanya Hati
157
BAB 154 - Kamu Duniaku
158
BAB 155 - Sama Iyanya
159
BAB 156 - Beruntung
160
BAB 157 - Akhir Penantian
161
BAB 158 - The King
162
BAB 159 - Pelangi Setelah Hujan
163
BAB 160 - Istri Tak Ternilai (Ending)
164
Bonus Chapter
165
Bonus Chapter #2
166
Bonus Chapter #3
167
Bonus Chapter #4
168
Bonus Chapter #5
169
Bonus Chapter #6
170
The Last Bonus
171
Promo Karya Baru - Berondong Bayaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!