"besok mama sama papa mau pergi kebandung." celetuk Amira pada pagi hari dimeja makan
"Mau ngapain ma?" tanya agy
"Itu Tante Sera ngajakin ke kondangan keponakannya."
Tante Sera adalah ibunya Miko hal itu tentu saja menarik perhatian Mutia.
"Aku ikut ya." seru Mutia yang kemudian mendapat tatapan dari agy.
Amira menggeleng, "ngapain? besok kan harus sekolah, Miko juga tidak ikut, dan Hani pun ditinggal."
Hani adalah adik perempuan Miko yang sekarang duduk dibangku SMP.
"Oh kirain meraka pergi satu keluarga." cicit Mutia
"Enggak, oh iya kemungkinan mama nginep enggak apa-apa kan."
"Khansa ikut gak?" tanya Mutia
"Ikut, jadi yang tinggal dirumah kamu sama Abang saja."
"Eh gendut." agy melirik Khansa yang Sedang enak-enaknya menyantap makanannya "jangan nakal ya disana."
Khansa mengangguk, "aku gak nakal kok, Abang yang seharusnya ga boleh nakal tau, kalau pulang jangan malam-malam terus dong, kan malem itu Waktu nya belajar biar pinter kayak Khansa."
Agy tekikik geli "hhhehee kamu bisa saja."
"Bener tuh apa yang dibilang adik kamu jangan sering pulang malam, lagian ngapain pulang tengah malam melulu, jangan-jangan kamu ikut balap liar ya." ucap mama nya
"Ya ampun mamaku sayang, aku kan udah bilang kalau malam itu, band ku tampil dicafe jadi ya udah pulangnya malam sampai cafenya tutup." ujar agy menyebut profesi nya sebagai anak band.
"Anak band gitu Loh ma." ucap Khansa yang mendapatkan jempol dari agy
"Terserah kamu lah, asal jangan Makai obat-obatan terlarang."
"Ya enggak lah aku masih bersih tau."
Amira percaya dengan anak-anaknya ia yakin pendidikan yang diberikannya sejak kecil melekat kuat didalam diri mereka.
"Kamu jangan keluyuran ya Mutia kalau mama gak ada dirumah."
Mutia mengangguk patuh
Keesokannya saat disekolah...
"Ih si anjir gak tau malu merah-merah begitu bukannya ditutupin." ucap Adila, yang duduk dengan bunga.
Saat menghampiri Adila dan Bunga Mutia sudah mendengar pembicaraan mereka.
"Merah-merah kenapa?" tanya Mutia
"Itu lihat tuh enggak tau malu banget kan." Adila menunjuk leher bunga yang terdapat beberapa bercak merah.
Melihat itu membuat Mutia terkejut, "ya ampun Bunga leher Lo kenapa? digigit apa kok bisa merah begitu, sakit gak?"
Pertanyaan polos itu tentu saja membuat Adila dan Bunga tertawa terbahak bahak.
"Kenapa? kok ketawa sih." ucap Mutia yang heran
"Ya Lo nanya nya gitu, bikin orang ketawa aja hahaha." ucap Adila
Bunga menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir, "Mutia Lo itu beneran polos atau gimana sih? masa yang kaya gituan aja ga tau."
Alis Mutia terangkat, "maksudnya?"
Adila membisikan sesuatu ketelinganya dan beberapa saat kemudian tampak rona merah menjalar ke seluruh wajahnya.
"Astaga!", Mutia meringis geli, "apaan sih Dil geli dengernya"
"Enak tau coba aja."
Mutia menggelengkan kepalanya berkali-kali, "Enggak ah"
Bunga menatap Adila yang juga menatap nya lalu mereka menunjukkan seulas senyum penuh arti.
"Besok mama sama papa ke Bandung, kata nya om sama Tante juga ikut ya?" ucap Miko
"Iya, kamu kok ga ikut?" tanya Mutia
"Males, oh iya pulang sekolah besok kerumah ya."
"Ngapain?"
Miko menggenggam tangannya, "main doang."
"Tapi kalo sore ada bang agy dirumah."
Miko mengerutkan keningnya sebenarnya sejak tadi pagi ada yang menggangu pikiran nya prihal agy.
Tadi saat berpapasan dengan agy dijalan, agy seperti menatapnya dengan pandangan malas, saat Miko menyapa pun dia hanya menyahut singkat tidak seperti biasanya.
"Bang agy kemarin liat kita ya yang pas hujan-hujanan itu?" tanya Miko
"Iyaa."
"Oh, terus dia bilang apa?"
"Kamu playboy."
"Hahaha"
"Emang bener kan?"
"Iyaa dulu sebelum sama kamu, sekarang enggak lagi."
"Yang bener."
"Bener, janji." Miko mengangkat satu jarinya tanda dirinya berjanji.
"Eh tapi kalo malam bisa dong?" tanya Miko menyambung pembicaraan sebelumnya
"Bisa soalnya bang agy kan ke cafe buat manggung dan pulangnya pun sampai tengah malam."
Miko mengangguk, "okey besok Malam kerumah ya."
Mutia ikut menganggukkan kepalanya, "okey" jawabannya riang.
Keesokann paginya, orang tua Meraka pun hendak berangkat ke Bandung.
"Agy kalau bisa, malam nanti jangan lama banget pulangnya, kasian Mutia sendirian dirumah." ucap Amira sambil berjalan keluar rumah
"Siap bossqu." jawab agy sambil tertawa
"Jangan lupa dikunci garasi mobilnya agy." celetuk papanya dari dalam mobil
"Siap bossqu."
"Alay banget deh bang agy." celetuk Khansa dari balik punggung
"Hhhe ingat ya kamu jangan nakal disana."
"Siap bangku."
"Kok bangku."
"Biar sama kaya Abang tadi ngomongnya hhhihi."
"Bukan bangku kali."
"Udah, udah malah ngobrol ayo Khansa buruan masuk."
"Kok ga satu mobil aja ma sama Tante Sera?" tanya Mutia, dan dia menengok Miko yang juga sedang menunggui orangtuanya yang hendak berangkat.
"Besok rencananya mau singgah ke rumah om feri dulu sebelum pulang, kan gak enak kalau pake mobil mereka, siapa tau Meraka Langsung pulang."
"Oh Yaudah hati-hati dijalan ma,pa." ucap Mutia sambil menyalami tangan orangtua Nya
"Iya, kamu jangan keluyuran ya."
"Iyaa enggak."
"Pokoknya jangan pergi-pergi dirumah aja."
"Iyaa." ucap Mutia meyakinkan
"Jagain adik kamu bang, jangan biarin dia pergi-pergi!" seru Amira menatap agy
"Siapp Bosque." ucap agy sambil mengacungkan jempolnya
"Yaudah mama pergi dulu ya, jaga rumah asalamualaikum." Amira masuk mobil di ikuti Khansa yang duduk dikursi belakang
"Walaikumsalam." ujar Mutia dan agy secara bersamaan
Lalu mobil pun melaju menyusul mobil milik orang tua Miko yang sudah berangkat beberapa saat yang lalu.
Ketika agy masuk kedalam rumah, Miko terlihat melambaikan tangan padanya, Mutia pun membalas dengan senyuman manis dan masuk kerumah.
Jam menunjukan pukul delapan kurang lima menit sewaktu ponsel miliknya berdering menandakan adanya panggilan masuk dari Miko.
"Hallo?" ucap Miko
"Iya."
"Dimana?"
"Dirumah, belum bisa kesana bang agy masih dirumah."
"Hmm gitu, Yaudah kapan-kapan aja kalo gitu, kamu lagi ngapain?"
"Eh sebentar ada bang agy." Mutia menurunkan ponselnya membuka pintu kamar dan langsung berhadapan dengan agy.
"Abang mau pergi dulu ya, kamu dirumah sendirian gak apa-apa kan?"
Mutia mengangguk, "iya gak apa-apa."
"kunci pintunya, Abang bawa kunci cadangan soalnya nanti kan pulang nya malam jadi biar nanti gak ngebangunin kamu lagi."
"Iya nanti kukunci."
Agy membalas mengangguk lantas beranjak dia berhenti dan menoleh menatap Mutia lekat-lekat, "kamu jangan kemana-mana!"
"Ya ampun iya aku dirumah saja kok."
"Oke."
Setelah memastikan punggung Abang nya menghilang diujung tangga Mutia kembali menempelkan ponselnya ketelinga.
"Bang agy udah pergi." ucap nya kepada Miko
"Hmm mana motornya masih didepan kok."
"Baru saja."
"Oh iya itu baru keluar." ucap Miko diseberang sana
"Aku kesana ya."
"Okee."
Mutia mematikan ponselnya lantas segera mengganti pakaian nya dengan sweater dan celan jins. sebelum keluar tak lupa ia mengunci pintu kamarnya takut kalau-kalau ternyata Abang nya pulang lebih awal dari biasanya, rencananya Mutia akan ada dirumah Miko sampai jam sepuluh malam.
"Hei!" seru Mutia setelah masuk kerumah Miko dia menghampiri Miko yang sedang menonton diruang tengah.
Miko pun menoleh dan tersenyum, "hei sini." ucap Miko menepuk-nepuk bagian kosong disofa panjang yang didudukinya.
Mutia mengangguk lantas duduk disebelah Miko, "Hani mana? " tanya Mutia
"Dikamarnya."
"Ngapain?"
"Biasa, lagi nonton drama Korea."
"Aku kesana deh mau nonton juga."
Miko menarik tangan Mutia yang hendak beranjak sehingga Mutia terduduk dipangkuannya, "sini aja."
Mutia merasakan bulu kuduknya meremang ketika Miko mencium bahunya meski dilapisi pakaiannya yang tebal namun tetap saja ia merasakannya.
Mutia merasa tak nyaman lalu berniat berdiri namun Miko lagi-lagi menahannya.
"Mau kemana?"
"Enggak enak nanti Hani liat." ujar Mutia sambil terus melihat ke arah tangga
"Dia enggak bakal keluar kamar kalo udah asik nonton." imbuh Miko sambil mengeratkan pelukannya dipinggang Mutia
Miko kembali mencium bahunya lalu naik ke pipi
"Miko apaan sih." tolak Mutia halus
Miko tersenyum lalu melepaskan tangannya dari pinggang Mutia, sehingga Mutia bisa bergerak ke sampingnya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments