Jam menunjukan pukul 13.30 menit, saatnya kami berpamitan kepada tetangga yang di samping rumah kami dan yang mengenal jauh dengan Umi begitu juga dengan Abi.
Kami pun mulai masuk mobil travel yang sudah dibayar oleh Abi untuk mengantarkan kami ke tempat tujuan. Abi memulai memasuki barang-barangnya dibagasi dan setelah selesai, Abi pun masuk ke dalam mobil bagian depan.
Dengan rasa sedih, Aku melambaikan tanganku lewat jendela pintu mobil tersebut. Mobil pun sedikit berjalan lambat karena jalanan di perkampunganku tidak sebagus jalan raya didepan jalan kota. Sedikit demi sedikit mobil ini melaju dengan cepat, Aku melihat ke belakang, Desa yang kukagumi kian semakin jauh dariku.
"Opo toh dek, nggolek opo?" (Apa sih dek, nyari apa?) tanya Kak Tery mengagetkanku, Aku menatapnya sebentar lalu Aku kembali duduk seperti semula.
Di tengah perjalanan, Aku mulai mengantuk dan tidak bisa lagi untuk menahannya. Melihat Umi dan Kak Tery yang sudah tergeletak tepar ditempat duduknya masing-masing tertidur pulas. Abi yang sedang asyik mengobrol dengan supirnya, rasanya kurang ramai jika Kak Tery tidur duluan.
Demi menjaga kantukku, Aku menggoda Kak Tery dengan cara menggelitik-glitikkan hidungnya dengan kain hijabnya.
Kak Tery hanya sedikit merespon dengan menggosokkan tangannya dibagian bawah hidung dia sendiri. Aku sedikit cekikikan, namun Abi pun mendengar suaraku yang sedikit keluar dengan tawa.
Abi membalikkan badannya dan melihatku yang sedang berusaha mengerjai Kak Tery supaya bangun dari tidurnya. Tapi usahaku gagal, Kak Tery seperti kerbau mati jika sudah tidur susah untuk mengutiknya.
Lalu, Abi pun hanya tertawa kecil melihatku yang gagal membujuk Kak Tery untuk bangun, sedikit bayanganku melihat Kak Tery yang kuusilkan akan marah besar, tapi begitu cepat membuyar semua bayanganku, saat usahaku begitu gagal di depan Abi.
"Hehe, opo seh dek, koe senenge usil maring Mbak mu, giliran Mbakmu usil balek, koe yo kesewoten," (Hehe, apa sih dek, kamu sukanya jahil sama Mbakmu, giliran Mbakmu jahil balik, kamu ya marah) ujar Abi mengejekku dengan candanya.
Aku mulai kesal dan mengerutkan alisku, menatap jalanan di depan kaca mobil yang menembus. Abi melihatku, lalu kembali tersenyum di kaca spion depan mobil, Aku sedikit melirik kearah spion itu tapi sontak Abi berpura-pura tidak melihatku dengan menghadapkan pandangannya ke depan. Sedikit terhibur oleh Abi, Aku kembali tersenyum.
***
Perjalanan kami yang cukup jauh, akhirnya memakan waktu selama 3 jam di dalam mobil. Setelah Aku ketiduran yang tidak sengaja ini, Aku melirik Umi yang sudah bangun sedari tadi.
Bahkan Aku tidak merasa bahwa mobil ini sudah berhenti diarea rumah makan, Aku melihat Kak Tery dan Abi yang sedang makan pop mie diluar mobil.
"Umi, iku Abi bareng Mbak Tery lagi opo? Kok iyo enak tenan iku loh yen mangan," (Umi, itu Abi sama Mbak Tery sedang apa? Kok kelihatan enak gitu lho kalau makan) kataku sambil menunjuk Kak Tery dan Abi diluar mobil.
"Koe arep pan mangan opo dek? Iku Mbakmu lagi lenggahan sambil mangan pop mie bareng Abi," (Kamu mau makan apa dek? Itu Mbak kamu lagi duduk sambil makan pop mie sama Abi) ucap Umi sambil berusaha keluar dari mobil.
Memandang Abi yang sedang asyik makan Pop Mie itu, perutku terasa mual dan ingin muntah di dalam mobil, rasanya tidak enak sekali. Bau yang menyengat di area dekat rumah makan Aku justru ingin cepat pergi dari sana.
Aku merapihkan hijabku lalu langsung turun dari mobil dan mendekat ke arah Umi yang sedang minum teh manis hangat.
"Umi, aku mual," kataku mengadu memelas.
Umi langsung cemas dan khawatir padaku, ia berusaha mencari minyak kayu putih di tas merahnya. Usaha Umi mencari minyak itu tidak ada di dalam tas merahnya, alhasil Umi memanggil Abi yang jaraknya sedikit jauh darinya.
"Abi! Mrene!" (Abi! Kesini!) teriak Umi sambil melambaikan tangannya.
Aku pun tidak kuat lagi untuk menahan rasa mual ini, Aku duduk disamping Umi sambil menyender dibahunya. Kak Tery yang melihatku dari jarak jauh pun ikut mendekat ke arahku bersama Abi.
"Opo Mi, ngundang-ngundang mrene?" (Apa Mi, panggil-panggil kesini?) tanya Abi sambil celingak-celinguk ke arahku dan Umi.
"Iki loh, anakmu. Mual jarene, tulung luruhno minyak kayu puteh loh, Bi," (Ini loh, anak kamu. Mual katanya, tolong cariin minyak kayu putih loh, Bi) ucap Umi cemas sambil menyenderkan tangannya dipundakku.
Kak Tery dengan penasarannya, ia memegang pipi dan keningku seperti ingin mendeteksikan suhu panasku.
"Loh, Umi. Iki sirahe Adek panas poll, iki piye Mi," (Loh, Umi. Ini kepala Adek panas banget, ini gimana Mi) kaget Kak Tery yang masih memastikan suhu panas dibadanku.
Aku hanya terdiam lesu dipundak Umi, melihat Kak Tery yang masih pegang Pop Mie ditangan kirinya, perutku bereaksi lebih cepat dari biasanya, dan "Hoeekkk!"
tiba-tiba Aku mengeluarkan muntahan di depan Kak Tery. Hampir mengenai baju syar'i nya, Kak Tery marah sambil mendengus kesal kepadaku.
"Iihh, piye seh dek? Hampir kena gamis Mbak niki loh. Ngileng-ngileng disek yen pan muntah seh dek, dek," (Iihh, gimana sih dek? Hampir kena gamus Mbak ini loh. Lihat-lihat dulu kalau mau muntah sih dek, dek) kesalnya sambil mengibas gamis syar'inya yang terkena Cipratan muntahanku.
Aku hanya menatap wajah Kak Tery yang menggelembungkan pipinya itu, sembari meminta maaf kepadanya. Umi hanya melihat reaksi Kak Tery yang berusaha membersihkan bajunya, dan Umi sambil melirik kanan kiri untuk memastikan Abi cepat datang.
Tidak sampai tiga menit, Abi berlari dari arah timur sambil membawa bingkisan kresek Indomart, terlihat jelas bahwa Abi membeli satu minyak kayu putih untukku di sana dan beberapa makanan snack kesukaanku.
"Dek, koe muntah yo dek?" (Dek, kamu muntah ya dek?) tanya Abi cemas, sambil melihat Umi yang sedang mengelap bekas muntahanku.
"Iyo, moso Adek muntah hampir keno gamisku, Bi," (Iya, masa Adek muntah hampir kena gamisku, Bi) tutur Kak Tery masih mendengus.
"Iyo wes, wes toh Mbak. Adekmu iki kan ora sengaja, lagian Adek yo wes minta Maaf kan," (Iya udah, udah lah Mbak. Adek kamu inikan tidak sengaja, lagian Adek ya sudah minta maaf kan) Umi berusaha membelaku di hadapan Abi, Kak Tery pun mengalah dan pergi masuk ke dalam mobil.
"Iyo wes, ayo Umi masuk mobil. Biar Adek di olesin neng mobil," (Iya udah, ayo Umi masuk mobil. Biar Adek di olesin ke mobil) Abi menarik tanganku dengan pelan, lembut dan mempapahku berjalan masuk ke dalam mobil, Umi akhirnya memanggil supir travel itu untuk melanjutkan perjalanannya.
Di dalam mobil, Umi membantuku mengoleskan minyak kayu putih diperut, terasa hangat, begitu juga bau minyak yang menenangkan membuatku ingin tidur kembali pulas seperti tadi.
Aku menyenderkan kepalaku di pangkuan Umi, Umi duduk disampingku sambil mengelus-elus perutku dengan lembut, sangat menengangkan. Sedangkan Kak Tery duduk dipaling belakang karena perintah oleh Abi, agar Aku lebih gampang untuk rebahan di pangkuan Umi.
Kasih sayang mereka saat Aku jatuh sakit dengan hal sekecil ini pun bisa menyulitkan Kak Tery.
Sebenarnya Aku ingin sekali menertawainya saat Kak Tery mendengus kesal kepadaku, karena muntah hampir mengenai semua bagian gamis bawahannya.
Dengan ketidak berdayaanku, aku hanya menatapnya sambil meminta maaf, huh! sayang sekali rasanya.
Mobil yang melaju dengan maksimal kecepatannya, lalu ditambah lagi suasana yang mulai gelap, menandakan sebentar lagi akan menjelang maghrib. Tetapi Aku justru malah mengantuk dan ingin tidur dipangkuan Umi untuk sebentar saja.
Sedikit demi sedikit, mataku mulai memejamkannya dengan perlahan, dan dengan ketidaktahananku, mataku mulai sayup, Aku pun tertidur dengan pulas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Siti Fathonah Suparno
aku suka jd ngerti ada b jawa nya plus ada artinya jg makasih thor
2020-03-24
1
🌸ina🌸
sumpah aq gx ngerti bahasa jawa
mereka ngomong apa aq gx tau apa"
jdnya gx nyambung deh sama cerita ini
kok blh saran sih bahasa nya jgn bahasa daerah d pakek tp bahasa nasional aja jd semua org paham sama bahasa nya..
kalaupun mau make bahasa daerah sih sarannya pakek logat aja,,,
maaf cuman saran🙏🙏🙏
2019-12-26
3
☆ Rhea Deedra ☆
Dd akuuh..
Bagus ceritanya..
Lanjut truss Yaa..
2019-11-02
3