TAK!
Sebuah gelas kaca melayang tepat mengenai bahu Riana, jatuh ke lantai dan pecah begitu saja. Ia ingin sekali meninju pria paru baya tersebut, tapi mengingat pesan bosnya tadi, lagi-lagi Riana memilih diam. Dari pada di pecat, lebih baik diam. Pikir Riana.
"Oh ... Tidak ku sangka, ternyata kau wanita yang sangat keras kepala" mengambil rokok, membakar dan mulai menyesapnya.
"Baik lah jika kau tidak ingin duduk di sini, bagaimana jika kau minum saja minuman ini" mendorong minuman pada Riana.
Terdiam menatap wine yang ia sajikan tadi. Sedangkan pria bertubuh sempurna dengan wajah tampan yang tersembunyi di balik masker itu, masih tetap diam menyilang dan menyandar di sofa melihat drama di hadapannya, seperti sangat menikmatinya.
"M-maaf tuan, tapi saya masih mempunyai banyak sekali pekerjaan, saya pamit dulu" masih menolak dengan halus.
"Kemari-kan gadis itu" titahnya pada ajudan yang membawa gadis belia tadi, gadis belia itu hampir seumuran dengan Riana.
"Baik tuan'' membawa gadis malang ke hadapan tuannya.
PLAKKK
Tanpa aba-aba pria paruh baya itu menampar wajah gadis tersebut dengan keras sehingga terdengar nyaring dalam ruang VIP itu.
"ARKHHHH" teriak gadis malang sambil menangis.
"Kau masih tidak ingin meminum itu?" Tanya pria paruh baya pada Riana untuk yang kesekian kalinya.
Tidak punya pilihan lain, merasa kasihan pada gadis di depannya, mendekat pada meja dan menjulur tangan lentiknya, mulai mengambil wine, menarik nafas pelan dan langsung meneguk wine tersebut hingga tuntas.
"Sudah tuan, saya permisi'' pamit Riana tersenyum di paksakan.
Tertawa jahat. "Semua wanita itu seperti sampah, bodoh" maki pria paruh baya tersebut.
Mengepal kedua tangan saat mendengar ucapan pria yang menurutnya sangat melampau. Pria di balik masker dapat melihat gadis di depannya sedang mengepalkan tangannya.
Melangkah keluar dari ruang VIP dengan perasaan geram.
,,,
Selesai urusan dengan pria paruh baya, MR X keluar dari ruang VIP menuju kamar yang ia tempati, berjalan bersama sang Asisten.
"Kau sudah menyiapkan peluncuran senjata untuk malam ini" tanya MR X melangkah panjang, kedua tangan berada dalam saku, sambil berjalan tegak.
"Sudah tuan, semua sudah beres, tinggal menunggu peluncuran senjatanya''
"Bagus, segera bereskan semuanya, aku ingin istirahat, jika sudah selesai kau info aku"
"Siap tuan"
"Hm''
Asisten Xan melangkah berniat turun ke bawah untuk menyelesaikan urusannya, karena besok mereka akan kembali ke New York dengan segera.
Saat ingin masuk ke dalam kamar, MR X seperti melihat punggung seseorang di sudut lorong. Entah apa yang menggerakkannya, ia melangkah mendekati punggung tersebut.
Melihat pemilik punggung, ternyata ia adalah gadis yang tadi melayani mereka di ruang VIP. Ia adalah Riana yang sedang duduk meringkuk.
"Apa yang kau lakukan di sini" tanya MR X pada Riana. Ia bukan pria suka mencampuri urusan seseorang, apa lagi orang yang tidak ia kenal, tapi entah mengapa ia melakukan itu pada gadis di depannya.
Mendengar ada yang menyapanya, mengangkat pandangan, ia tidak melihat dengan jelas pria di depannya, menahan tubuh dengan tembok di punggungnya, berdiri dengan susah payah, saat ia sudah berdiri sempurna, ia langsung memeluk MR X, tangan Riana sangat liar seperti menginginkan sesuatu yang lebih, dari pria tersebut.
Mendorong tubuh gadis lancang yang memeluknya tanpa izin, tapi Riana semangkin mengerat pelukannya. "Tolong ... Tolong aku," kata Riana membisik pria tinggi tegak di hadapannya.
Sepertinya wanita ini di beri minum obat perangsang oleh tua bangka itu untuk menyiksanya karena menolak keinginannya. Batin MR X menatap wajah cantik Riana.
Mengangkat dagu wanita yang tak ia kenali itu, "Aku tidak tertarik, menjauh lah." Mendorong tubuh Riana hingga lepas darinya, membalik badan ingin melangkah masuk ke dalam kamarnya yang tak jauh dari posisinya saat ini.
"Ku mohon, tolong aku ..." terdengar lirih dan memohon. "Aku bisa mati dengan keadaan yang sangat menyiksa ku saat ini, ku mohon ..." sayup-sayup Riana memohon.
Berfikir sejenak, MR X bukan pria mudah luluh, tapi entah mengapa ia tidak tega dengan gadis yang memohon padanya itu. Membalik tubuhnya.
"Jangan salahkan aku jika kau sudah sadar nanti, karena kau yang menginginkan ini" ujar MR X bertopang tubuh di hadapan Riana dengan satu tangan memegang dagu gadis di depannya.
Menggeleng. "Tidak akan ..." Hanya dua kalimat yang keluar dari bibir mungilnya.
"Baiklah, aku akan tunaikan permintaanmu" meraih pinggang langsing Riana, dan menggendong masuk ke dalam kamarnya.
(Flash back selesai)
Riana akhirnya mengingat jelas dan detail tentang apa yang terjadi padanya semalam, tapi sayang ia tidak mengingat wajah pria asing yang bersamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
good
2023-12-23
1
anita
awal yg menggoda,lanjuut
2023-12-19
0
Indri Ani40
seru ktnya ceritanya
2023-07-05
0