Nazwa mendekat dan mendengarkan apa yang akan di bicarakan oleh Ayahnya.
'' Jadi ayah mau bicara apa? '' tanya nya lembut karna Nazwa tipikal gadis yang lembut dalam berbicara
'' Ayah dan Bunda ada keniatan mau jodohin kamu dengan anak sahabat ayah. Gimana? Kamu mau ya?'' Alih-alih bertanya gimana tapi ujungnya sedikit memaksa.
Nazwa terkejut mendengar nya. Namun karna dia tipikal yang sabar dan tenang Nazwa pun hanya diam meresapi Kata-kata dari ayahnya itu.
'' Di jodohkan? '' tanya Nazwa dia sedikit bengong.
'' Iya sayang. Ini baru niatnya kami. Besok lusa kita mengadakan pertemuan dengan mereka. Kamu mau ya menemui mereka?'' Jawab Sari
'' InsyaAllah bunda. Semoga Allah memberikan waktu Nazwa mau menemui mereka. '' jawab Nazwa
Kedua orang tua itu pun merasa lega denagb jawaban dari Nazwa. Anak gadisnya itu begitu mengerti dan paham. Dia begitu penurut tanpa ada perlawanan apapun bantahan pun tidak ada. Sungguh hal yang jarang di miliki oleh setiap anak perempuan. Apalagi ini soal jodoh. Biasanya kan seorang gadis jika akan di jodoh kan oleh orang tuanya selalu tidak mau dan menolak. Tapi ini tidak Nazwa begitu nurut dan mengikuti semua kemauan kedua orang tuanya.
'' Trimakasih ya sayang. Kamu memang anak baik. Dari dulu kamu selalu buat kami bangga. Ayah dan Bunda bersyukur sekali memiliki kamu nak. ''
'' Alhamdulillah. Trimakasih ayah bunda. Nazwa pun bersyukur bisa hadir di tengah-tengah ayah dan bunda. '' Ucap Nazwa dengan senyum manisnya.
Nazwa tidak mau banyak tanya ataupun banyak membantah. Karna tujuan hidupnya hanya untuk membahagiakan kedua orang tuanya apalagi dia Satu-satunya anak tunggal. Nazwa banyak sekali belajar ilmu agama apalagi dia sangat senang membaca buku agama yang menyangkut tentang sikap dan sifat serta prilaku terhadap sesama manusia. Hingga dia memutuskan untuk menutup seluruh Aurat nya kecuali matanya. Karna dia hanya ingin mencari sosok laki-laki yang tulus mencintai nya dari dalam bukan karna fisiknya saja.
Nazwa cantik jika di rumah dia tidak pernah mengenakan cadar nya dia biarkan terbuka. Karna seisi rumah itu semuanya wanita dan yang laki-laki hanyalah Ayah dan pengasuh Ayah nya dulu yang sudah di anggap sebagai kakek oleh Nazwa.
***
Sampai di tempat yang di tunjukan oleh Vita. Dari kejauhan Bastian melihat ada sedikit percakapan mesra yang terlihat nyata di hadapan nya hanya saja Bastian sengaja tidak keluar dari dalam mobilnya. Dia sengaja ingin mengabadikan momen itu. Dia Vita kekasihnya yang baru tadi pagi meminta di belanja kan oleh Bastian namun kali ini dia malah dengan laki-laki lain.
Dan parah nya dia adalah teman Bastian sendiri. Bastian meradang namun dia mencoba menahan gelora amarahnya. Menyaksikan kemesraan itu hingga usai dan setelah kepergian laki-laki itu Bastian pun turu dengan wajah yang biasa saja seakan tidak pernah melihat apapun tadi.
Berjalan menghampiri Vita, '' Udah lama ya? '' tanya Bastian
'' Eh! Sayang! Kamu udah sampe? Aku nungguin lama banget lo? '' ucap Vita dengan manjanya
Meski Bastian mengetahui jika Vita berbohong, namun dia tidak gegabah dalam memutuskan sesuatu hal. '' Oh, Maaf ya, tadi macet soalnya. '' bohong nya
'' Iya, gak papa. Kita oulang sekarang yuk! '' Seru Vita yang langsung menggandeng Bastian mengarah ke mobilnya.
Bastian menolak gandengan tangan itu karna mata Bastian melihat ada sedikit bercak merah di belakang telinga Vita. Yang di yakininya itu bekas cupangan. Dan sudah pasti Rudi yang sudah melakukan nya karna tadi Rudi lah yang sedang bersama Vita. 'BRENGSEK!!' umpat bastian dalam hati tangannya menggenggam erat hatinya sangat panas.
Vita sudah sampai di samping pintu mobil, dia masih berdiri di sana menunggu Bastian membukakan pintu untuk nya sperti biasa. Namun Bastian langsung masuk kedalam tanpa menghiraukan Vita. Vita merasa aneh dengan sikap Bastian. Dia pun langsung masuk kedalam mobil. '' Kamu kenapa sih yang? Kok jadi aneh gitu? '' tanya Vita dengan keselnya
'' Gak papa! '' jawabnya singkat
Bastian membawa mobilnya tidak sperti biasanya dia membawa dengan kecepatan kencang. Hingga Vita merasa takut di buat nya. Vita berpegangan kencang dan dia terdiam tanpa suara karna melihat wajh Bastian yang sudah merah padam seperti di balut amarah.
'' Stop Bastian! Aku mau turun di sini! Stop aku hilang! '' Vita pun bersuara karang dia mulai takut berada di dalam mobil itu.
Bastian pun segera menghentikan laju mobilnya. '' Mau kemana? '' tanya Bastian datar
'' Kamu gila ya! Lagi kesambet apa sih! Bawa mobil udah kaya bawa mayat! '' Ucap Vita yang hendak turun namun pintu itu masih otomatis terkunci karna Bastian belum membukanya.
''Aku yang gila apa kamu! '' ucap Bastian yang sudah tidak tahan dengan emosinya
'' Maksud kamu apa! ''
Bastian membuka layar ponselnya lalu menunjukkan foto dan vidio kemesraan Vita dengan Rudi tadi sesaat sebelum Bastian turun menghampiri nya.
Betapa kagetnya Vita saat dia mengetahui jika Bastian tadi menyaksikan perpisahan antara Rudi dan juga dirinya. Memang Vita ini terlalu bodoh yang terlalu murah untuk melakukan kemesraan di tempat umum.
'' Apa ada yang salah dengan vidio dan foto itu? Itu cuma pertemuan antara aku sama Rudi dan wajar lah kalo dia peluk dan cipika-cipiki. Itu hal wajar Bastian. Kita hidup di kota lo bukan di desa! Sadar dikit napa sih! '' sarkas Vita yang masih kekeh dengan pendapat nya.
'' Oh! Jadi gue yang harus sadar iya? Ok! Gue sekarang udah sadar. Kalo selama ini gue cuma lo manfaatin dan lo jadiin gue mesin ATM lo. Lo datang semau lo dna pergi ketika kebutuhan financial lo terpenuhi! Kenapa lo gak minta aja sama tu cowok brengsek! Enak banget dia yang nidurin gue yang bayarin! '' ucap Bastian dengan amarah nya
Mendengar Kata-kata itu Vita serasa tidak Terima dia pun memukul Bastian dengan tasnya hingga Bastian menoleh karna terpukul hingga menimbulkan lebam di kepala nya.
'' Makasih lo. Jadi ini balesan dari lo buat gue? Ok! Sekarang lo turun! Balikin kartu kredit gue sekarang! Sini! Cepet. '' pintar Bastian memaksa setelah kepalanya terbentur tas yang di pukulkan oleh Vita
'' Sory Bastian, gue gak sengaja. Makanya kamu jangan ngomong gitu, Maafin aku dong Bastian. Please, '' ucap Vita setelah mendengar kartu yang di berikan oleh Bastian akan di ambil nya kembali.
'' Gak ada kata maaf setelah gue tau semuanya sendiri. Dan gue lihat semuanya dengan mata kepala gue sendiri! Sekarang lo turun dan jangan pernah cari gue lagi! Paham! '' bentak Bastian
Bastian pun langsung mengambil kartu yang ada di dalam tas Vita beserta uang tunai yang ada di sana serta ponsel ya g bari Vita beli beberapa hari lalu menggunakan uang nya.
'' Bas! Jangan ambil hape aku dong Bas! Tega banget sih kamu. Cuma gara-gara sepele aja kami semarah ini sama aku? Tega kamu! '' Vita sudah menangis dia tak kuasa melihat apa yang dia miliki semua di sita oleh Bastian.
'' Gak usah sok suci lo! Ngaca tuh di balik telinga lo ada apa! Wanita baik-baik itu gak akan memberikan sesuatu yang belum menjadi hak nya. Apalagi sama laki-laki yang belum jelas asal usul nya! Udah cepet keluar gue udah eneg sama lo! '' usir Bastian
'' Nggak! Aku gak mau. '' Vita enggan beranjak. Dia memilih diam tanpa bergerak. Katanya dia takut di tinggalkan di sana apalagi suasana tempat itu begitu sepi. '' Cepet turun atau... ''
Vita masih kekeh dengan keyakinannya dan dia masih saja terdiam. Bastian pun merasakan tidak sabar melihat Vita yang justru sikapnya begitu menjengkelkan. Akhirnya Bastian pun turun dan langsung mengeluarkan Vita dari dalam mobilnya.
'' Bas? Kamu kasar banget sih! '' keluh Vita yang merasa tidak terima dirinya di perlakukan sperti itu.
'' Harusnya lo mikir kenapa gue bisa sekaya gini nya sama lo! Kurang apa gue! Semua yang lo mau gue turutin! Tapi nyatanya lo masih tega ngehiyanatin gue! Dan yang buat gue marah lo itu main sama temen deket gue! Mulai dari sekarang dan sampai kapanpun jangan pernah lo cari gue! Paham! '' Bastian memperingati Vita dengan geram nya. Hingga membuat Vita merasa takut.
Setelah nya Bastian langsung masuk dan meninggalkan Vita sendiri di sana tanpa pegangan apapun.
'' Tega lo Bas! Awas ya lo gue pastiin lo bakal bertekuk lutut sama gue! Aaaaakkkh! '' teriak Vita
Vita pun menunduk melipat kaki dan kedua tangannya lalu mennyembunyikan kepala nya di dalam sana dia sedang berfikir bagaimana caranya pulang tanpa rupiah dan ponsel. Tapi tiba-tiba mobil Bastian kembali.
Vita mendongak melihat siapa yang ada di hadapan nya itu dan ternyata ucapannya itu langsung terwujud jika Bastian kembali menemuinya. dalam hatinya sudah sangat bahagia karna Bastian masih iba padanya nyatanya dia kembali.
'' Bas! Kamu balik lagi? Bukain pintunya dong Bas. '' Pinta Vita merengek dan mengetuk kaca jendela mobil itu
Bastian membuka jendela mobilnya lalu melemparkan tas Vita yang masih tertinggal di dalam mobil itu.
'' Nih harta lo! Gak penting buat gue! Nih duit cukup untuk ongkos lo balik! '' Bastian melemparkan selembaran uang ratusan dan tas itu
Vita pun tercengang. Ternyata Bastian kembali hanya untuk memberikan tasnya bukan untuk menjemputnya. Melirik Vita yang sedang mengambil uang dan tas itu Bastian langsung tancap gas dan pergi dari sana.
'' Bastian! Sialan emang! Aaaakkkkkkhh! '' Vita mengusap rambutnya kasar dia sedikit frustasi dengan yang dia alami sekarang ini.
'' Semua ini gara-gara Rudi. Kalo aja gue gak mau di ajak yang aneh-aneh pasti gak akan kaya gini. Mana hape yang di bawa yang ada duitnya lagi. Akkkh sial emang! ''
***
Di tengah perjalanan Bastian menghidupkan earphones bluetooth nya lalu dia menghubungi Aldi sahabat baiknya. Tidak terlalu lama Aldi pun mengangkat panggilan itu.
'' Gimana bro? '' Sahut Aldi yang baru saja habis mandi
'' Gue udah buang Vita. Sperti yang lo bilang! '' balas Bastian dengan tatapan fokus kedepan
'' Apa! Serius lo! Gimana bisa? Lo udah tau semua nya sendiri atau gimana? '' alfi begitu penasaran dia pun langsung duduk di tepi ranjangnya dengan handuk yang masih membalut setengah badannya
'' Besok gue ceritanya. Gue mau balik dulu pusing ni pala rasanya kaya mau pecah! '' balas Bastian
'' Ok! Hati-hati bro. '' peringati Aldi
Bastian menyudahi telpon nya.
'' Aaaaakkkkkhhh! '' Bastian memukul setir mobil nya dan teriak sekenceng mungkin di dalam mobilnya itu dia mengeluarkan semua kekesalan dan amarah nya di sana.
'' Brengsek! Goblok banget gue. Bisa-bisanya gue di permainkan kaya gini! '' Ucapnya sendiri.
Masih merenungi kekecewaan nya. Ponselnya Lagi-lagi berbunyi di lihatlah lah siapa dan ternyata papa nya menelpon.
'' Iya pa? '' Jawab Bastian
'' Pulang sekarang! Papa mau bicara! '' bentak jefri dari ujung telpon dan langsung mematikan panggilan itu.
'' Ada apa lagi ini? Astaga! Gak habis-habisnya ujian gue hari ini. Padahal gue itu habis bersedekah tapi malah kaya gini yang gue dapet, Asw! ''
***
Di rumah Bastian m Jefri sudah mengamuk dia marah-marah karna limit kartu kredit yang di berikan pada Bastian itu melebihi batas hingga membuat customer service nya menghubungi jefri dan betapa kagetnya jefri nominal yang di gunakan oleh Bastian dalam 1 hari ini.
hampir 100 juta dan itu membuat jefri sangat murka.
'' Sabar pa? Jangan emosi gini dong. Mama jadi takut lo? '' ucap Intan yang melihat suaminya sedang berubah menjadi macan yang siap untuk melahap mangsanya.
'' Siapa yang gak marah coba. Anak kita itu udah kebangetan sekali. Dalam sehari habis 100 juta itu untuk apa coba? Sehari ini ma! Sehari! Bayangin aja. Segala fasilitas udah papa kasih kok ya masih kurang. ''
'' Iya pa. Mama tahu, ya nanti papa ngomongin nya yang baik-baik ya pa. Jangan kerasin dia ataupun di kasarin. Kita cuma punya dia di dunia ini lo pa. '' Intan mengingatkan suaminya takut jika nanti suaminya itu kalap dan berbuat yang tidak di harapkan. Tahu sendiri jika seseorang sudah emosi bisa saja melakukan apapun yang di luar pikiran.
Terdengar suara pintu terbuka. Bastian masuk kedalam dengan wajah yang kusut dan rambut yang acak-acakan.
'' Nah! Ni dia. Pulang juga kamu! Duduk kamu! '' titah jefri dengan kerasnya
Bastian pun mengikuti saja dia duduk di sofa ruang keluarga sementara intan di hadapan nya dan Jefri sedang berdiri bersiap untuk mencuci Bastian anak semata wayangnya itu.
'' Kamu pakai uang 100 juta dalam waktu sehari buat apa? '' tanya Jefri pelan.
'' Ngeboking cafe buat ngerayain kelulusan ku. '' Jawab Bastian tanpa menatap sang papa pandanganya masih menunduk
'' Gak! Papa gak percaya. Pasti kamu belanjain cewek-cewek kamu kan? '' ycao Jefri karna dia juga menerima laporan jika uang itu sebagian di buat untuk shoping tas dah lainnya.
'' Iya pa. Tapi sekarang udah nggak! Tu cewek udah Bastian buang di tempat sampah. '' Ucap Bastian tanpa ragu. '' Udah dulu ya pa, Bastian capek mau istirahat. '' pintanya dengan malas.
Jefri tambah marah di buatnya. '' kamu ya! Selalu aja buat papa naik darah! Mau lihat papa cepet mati! Iya! '' marahnya
'' Nggak gitu pa? '' Bastian menghela nafas nya '' Ok! Bastian salah. Bastian minta maaf. '' dengan kebesaran hatinya Bastian pun meminta maaf pada papa nya. Bastian itu memang anak baik karna Intan yang selalu mengajarkan 3 kata utama untuk bercakap pada seseorang. Yaitu kata maaf jika salah tolong jika butuh dan terimakasih jika menerima. Dan 3 kata itu tidak pernah Bastian lupakan.
'' Papa akan maafin kamu dan gak akan ngambil fasilitas yang ada di kamu dengan 1 syarat. '' ucap Jefri yang sekarang sudah duduk di antara kedua nya dengan Intan di sebelah kanan dan Bastian di sebelah kiri namun mereka saling berhadapan.
'' Syarat? Syarat apa pa? '' Bastian mulai merasa tidak enak pikir saat papa nya mengucapkan kata syarat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments