Karena ketakutan, Rose menurut saja apa yang di perintahkan oleh Michael kepadanya. Dia memejamkan mata, tubuhnya di buat lemas seakan sedang pingsan dan bibirnya mengatup sempurna tanpa sedikitpun celah.
Sementara itu, sepasang mata sedang memperhatikan Michael dan Rose yang baru saja keluar dari kamar Wilson. Wanita itu tersenyum sinis dengan tangan yang mengepal erat. Dia pun bermonolog sendiri di dalam hati. "Kenapa kamu masih bersikap baik terhadap wanita itu? Mike, apa sebenarnya alasan kamu begitu mencintai anak dari pembunuh Michelle? Mama benar-benar tidak mengerti jalan pikiranmu."
Michael membawa Rose ke dalam kamar, dengan perlahan, dia menurunkan tubuh Rose di atas sofa panjang dengan posisi duduk. Sementara Michael menekuk sebelah lututnya dan menurunkan tubuhnya sejajar dengan posisi sofa.
"Kamu terluka? Ada yang sakit?" tanya Michael dengan wajah cemas.
Rose menggeleng pelan, tidak ada yang sakit di tubuhnya karena memang dia sama sekali tidak terluka.
"Maafkan aku, aku selalu terlambat." ucap Michael dengan wajah yang menyesal.
Rose kembali menggelengkan kepala, dia tidak memerlukan permintaan maaf dari Michael sebab Rose merasa, dia yang seharusnya meminta maaf karena telah gagal melindungi kehormatannya sebagai seorang wanita.
"Mike..." panggilnya pelan.
Michael menatap wajah Rose, dia diam saja sambil menggenggam erat kedua telapak tangan Rose.
"Sebaiknya, kita bercerai saja!" ucap Rose dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Michael langsung menarik lengan Rose dengan kuat, menyebabkan tubuh Rose terjatuh ke dalam pelukannya. Dia melingkarkan lengannya di pundak Rose, dengan sebelah tangan menyentuh pucuk kepala Rose sambil mendekap erat ke dalam dadanya yang bidang.
"Jangan pernah mengucapkan kalimat itu, karena sampai kapanpun aku tidak akan pernah menceraikan kamu." tegas Michael dengan wajah yang serius.
"Tapi aku sudah tidak pantas lagi untuk menjadi istrimu." ucap Rose yang mulai meneteskan air mata.
"Pantas atau tidaknya, hanya aku yang berhak menentukan." bantah Michael yang memang tidak mempedulikan masalah kehormatan Rose yang telah terenggut.
Michael melepaskan dekapannya, dia menghapus air mata Rose dengan kedua jari jempolnya. "Jangan menangis lagi, ini malam pernikahan kita. Kamu seharusnya tersenyum dan tertawa bahagia." bujuk Michael dengan senyuman yang dipaksakan olehnya.
Meskipun Michael tidak mempermasalahkan tentang tubuh Rose yang di anggap telah ternoda, dia masih merasa sakit hati karena gagal melindungi istrinya.
Rose masih saja mengeluarkan air mata, membuat hati Michael semakin tersiksa dan merasa bersalah. Michael memegang kedua pipi Rose dengan kedua telapak tangan. Dia menj*ilati air mata Rose yang tumpah ke wajahnya.
Karena perlakuan Michael yang begitu tulus, air mata Rose turun semakin deras. Dia merasa terharu dan bahagia karena Michael menerima dirinya meskipun tubuhnya sudah ternoda.
Perlahan j*ilatan itu menjadi sebuah ciuman. Michael mencium liar dan buas bibir merah Rose yang lembut dan sedikit berisi. Dia memasukkan lidahnya ke dalam rongga mulut Rose dan menyapu semua isi di dalamnya secara perlahan.
Ciuman yang hangat dan panjang membuat napas mereka memburu dengan detak jantung yang menggebu-gebu. Sebelah tangan Michael menarik selimut yang dikenakan oleh Rose untuk menutupi tubuhnya namun langsung dihentikan oleh Rose.
"Tung... Tunggu sebentar!" pinta Rose dengan wajah yang memerah.
"Kenapa?" tanya Michael yang sudah tidak memiliki sisa kesabaran.
"Aku... Aku mau mandi dulu." ucap Rose dengan wajah murung karena mengingat kejadian yang baru saja dia lalui.
Michael tersenyum nakal, dia mengangkat tubuh Rose ke dalam gendongannya. "Ayo, aku mandiin." bisik Michael dengan wajah yang mesum.
^^^BERSAMBUNG...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Diana Tanggela
tindakan mamanya mike sangat menyebalkan
2023-07-22
0