Detak jantung Rama sudah terdeteksi normal di alat kardiogram. Artinya Rama sudah melewati masa kritisnya. Tinggal menunggu kesadaran diri Rama. Sukma Rama yang sudah kembali ke raganya, tampaknya masih memerlukan adaptasi dengan tubuhnya. Karena Rama ternyata masih merasa belum bisa menggerakkan jari - jari kakinya dengan mata terpejam.
Sudah 1 x 24 jam lamanya tubuh Rama masih berbaring di ranjang ICU tanpa kesadaran, para dokter jaga dan suster bantu selalu mengecek kondisi Rama tiap satu jam sekali. Hingga pada jam 17.30an, mata Rama bisa terbuka dan menyadarkan diri. Tentu saja suster yang tak sengaja melihat Rama mulai sadar, akhirnya bergembira dan memanggil dokter jaga. Kebetulan hari ini tidak ada pasien darurat baru yang masuk ke ICU, jadi dokter jaga bisa langsung memeriksa kondisi Rama.
Rama dirawat seorang diri di RSUD Pandeglang. Hanya dengan berbekal KTP dan SIM di dompet, diketahui bahwa Rama adalah seorang sebatang kara. Dia sudah hidup sendiri di kota Jakarta sejak tahun 2007, semenjak kecelakaan tiba-tiba yang menimpa kedua orang tua dan adik-adiknya. Paman dan Kakek pun Rama tidak punya, karena kebetulan mereka satu kendaraan (elf) dengan orang tuanya saat kecelakaan 2007 itu, yang menewaskan semua penumpangnya.
Dokter: (sambil mendengarkan stetoskop) "Saudara Rama, apa yang sekarang dirasakan?"
Rama: "Badan saya rasanya masih sakit, Dok. Kayaknya luka memar di tangan dan di dada masih belum membaik. Cuma yang aneh, kenapa saya tidak merasakan kaki saya ya Dok? "
Dokter: " Iya Rama, memar di tangan dan dada sepertinya butuh sekitar semingguan untuk hilang dan pulih seperti semula. Tapi kalau dari foto rontgen, tangan dan dadamu tidak ada masalah yang mengkuatirkan. Cuma untuk kakimu, mohon maaf, sepertinya tulang belakang hingga tulang ekormu cedera, dan itu membutuhkan waktu lama untuk memulihkannya, karena selain lumayan parah, juga terkait usiamu yang sulit untuk regenerasi tulang. Jadi kamu harus sabar, untuk sementara kamu belum bisa merasakan apa - apa dari pinggang ke bawah. Nanti setelah kondisi tangan dan dada Rama membaik, kamu akan menjalani sesi terapi dan rehabilitasi fisik ya Rama. Mudah-mudahan dengan terapi dan rehabilitasi fisik dapat membantu memperkuat otot - ototmu yang masih berfungsi, meningkatkan fleksibilitas dan keseimbanganmu, serta membantu mengurangi nyeri."
Rama terkejut dengan ucapan dokter. Rama merasa terbayang bahwa dia tidak akan bisa lagi berjalan maupun berlari. Seumur hidupnya nanti, dia akan berada di atas kursi roda untuk bisa bergerak. Lalu bagaimana dengan saat koma-nya dahulu, ketika dia bertemu dengan Rama yang berasal dari 2065? Rama masih teringat bahwa Rama 2065 yang ditemuinya itu tampak normal - normal saja, tidak ada cacat atau lumpuh di kakinya. Kemudian kalaupun Rama sekarang lumpuh, bagaimana Rama 2065 bisa yakin untuk meminta bantuan Rama sekarang menjalankan misi penting yang membutuhkan kegesitan?
Walaupun Rama terbaring di ranjang dengan ventilator masih menempel di hidung, tapi tidak menutupi linangan air mata yang mengalir dari matanya, setelah dokter mengatakan kondisi tulang belakang dan tulang ekornya. Namun demikian, bayangan terhadap pertemuannya dengan Rama 2065, membuatnya semakin yakin untuk sembuh karena Rama masa depan adalah Rama yang normal dan bisa berjalan.
Setelah 3 hari lamanya Rama berada di ICU, tiba saatnya Rama akhirnya dipindahkan ke Ruang Rawat Inap Reguler. Sekarang kondisinya sudah membaik walaupun masih belum bisa menggerakkan kaki - kakinya. Dia juga terpaksa harus selalu ditemani suster jaga, karena kondisinya yang tidak bisa bergerak. Dan rencananya besok Rama bisa memulai sesi terapi dan rehabilitasi fisik.
Cedera tulang belakang dan tulang ekor yang menyebabkan lumpuh akibat kecelakaan dapat memiliki berbagai tingkat keparahan dan prognosis yang berbeda-beda. Namun, tidak semua kasus lumpuh akibat cedera tulang belakang dan tulang ekor dapat disembuhkan sepenuhnya.
Pada beberapa kasus, terapi fisik dan rehabilitasi dapat membantu memulihkan beberapa fungsi tubuh yang terganggu akibat cedera tulang belakang dan tulang ekor. Terapi fisik dapat membantu memperkuat otot-otot yang masih berfungsi, meningkatkan fleksibilitas dan keseimbangan, serta membantu mengurangi nyeri. Selain itu, teknologi medis seperti alat bantu jalan dan kursi roda juga dapat membantu orang yang lumpuh untuk tetap bergerak dan mandiri.
Namun, pada kasus yang lebih parah, seperti kerusakan sumsum tulang belakang atau tulang belakang yang patah dan mengalami kerusakan saraf, prognosisnya dapat lebih buruk dan proses penyembuhannya dapat lebih sulit. Pada beberapa kasus, perlu dilakukan operasi untuk memperbaiki kerusakan pada tulang belakang atau menstabilkan area yang terkena cedera. Meskipun demikian, operasi tidak selalu dapat mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu sepenuhnya.
Hari - hari di RSUD Pandeglang dilalui oleh Rama selama 1 bulan dengan sekitar 3-4 mingguan menjalani terapi fisik dan rehabilitasi. Dan kini Rama sudah bisa kembali ke rumahnya di Jakarta. Kebetulan, kepala RSUD Kabupaten Pandeglang sangat baik orangnya sehingga Rama bisa diantarkan dengan Ambulance ke Jakarta dan dibantu dicarikan suster untuk menjaga Rama yang sebatang kara.
Entah kebetulan yang disengaja atau tidak, suster yang didapatkan untuk menjaga Rama bernama Ratna, sama seperti asisten virtual yang disebutkan Rama 2065 saat masa komanya. Rama benar-benar sudah mulai menjalani kehidupannya menggunakan kursi roda dan tongkat axilla sebagai alat bantu geraknya serta dibantu Suster Ratna. Namun, karena sudah terbiasa mandiri, jadi Rama berusaha untuk tetap sembuh menjadi normal sesuai penampakan Rama dari tahun 2065.
Hari - hari Rama menjalani terapi dan rehabilitasi fisik di rumah bersama suster Ratna selama seminggu, membuat Rama menjadi bosan. Dia menjadi ingat bahwa setelah keluar dari rumah sakit dan menjalani rawat jalan, dia diminta Rama 2065 pergi ke Bank Niagara Cabang Sudirman, untuk mengambil barang di safety box (safe deposit box) nomor 13. Segera saja setelah teringat tugas itu, sejak pagi harinya ba'da shalat Subuh, Rama langsung mempersiapkan dirinya dan meminta suster Ratna via WhatsApp (WA) untuk membantu mengantarkannya.
Dipesankanlah angkutan online oleh Suster Ratna sekitar jam 6.30 untuk tujuan alamat Bank Niagara Cabang Sudirman sesuai di aplikasi angkutan online. Rama berangkat dari rumahnya jam 7 pagi setelah Ratna tiba di rumahnya, dan estimasi tiba sesuai aplikasi adalah jam 8.30. Namun ternyata, dengan kondisi kemacetan Jakarta di jam masuk kerja, Rama baru bisa tiba di tujuan jam 10 dan mendapatkan antrian customer service no. 20. Sedangkan di jam 10 ketika Rama melihat counter customer service baru melayani pelanggan no. 7. Rama sudah mulai gamang dengan kedatangannya hari ini, apakah dia mampu bersabar menunggu antrian berjam-jam sampai sore estimasinya.
Rama juga seketika melihat Ratna menampakkan wajahnya yang tidak sabar karena menunggu terlalu lama. Walaupun Rama sudah berusaha mengajak Ratna ngobrol bersamanya, sambil mengalihkan kepenatan Ratna dalam menunggu giliran. Tapi ngobrol selama 1 jam dalam posisi menunggu, memang berasa ngobrol berjam - jam, dan ujung-ujungnya tetap menjadi tidak sabaran.
Rama pun akhirnya kasihan terhadap Ratna yang sepertinya sangat gelisah menemani Rama dalam antrian. Oleh karena itulah, tepat jam 13an setelah jam istirahat pegawai selesai, Rama memutuskan untuk pulang saja, membatalkan nomor antrian 20. Ratna pun ketika ditawarkan Rama untuk pulang, tidak menolak karena memang sepertinya Ratna juga harus pulang on time hari ini ke rumahnya.
Rama dan Ratna pun akhirnya berjalan menuju pintu keluar, namun ketika pintu keluar sudah membuka, terdengar suara panggilan antrian customer service nomor 20 di customer service no. 4. Rupanya, tidak diduga Rama sebelumnya, counter customer service ditambah menjadi satu lagi dan otomatis urutannya dimulai dari nomor urut 20. Langsung saja Rama dan Ratna balik kanan menuju counter customer service no. 4 untuk segera menuntaskan keperluannya hari ini.
Customer Service: " Selamat siang Bapak, perkenalkan saya Yovi, ada yang bisa saya bantu? " (tersenyum cantik hingga tampak dua lesung pipinya)
Rama: (sedikit gugup) "ehmmm, selamat siang Mbak Yovi. Saya Rama, saya mau mengambil barang di safe deposit box no. 13 apakah bisa dibantu, ehm ehm.. "
Customer Service: "Baik Bapak Rama, akan saya bantu. Bolehkah saya pinjam Kartu Identitasnya, KTP atau SIM untuk dicocokkan dengan data di komputer? "
Rama pun mengeluarkan KTPnya dan diserahkan ke Mbak Yovi. Mbak Yovi pun langsung mencocokannya dengan data komputer. Secara data cocok, namun yang membuat Mbak Yovi heran bahwa sudah 18 tahun safe deposit box-nya tidak pernah dibuka.
Customer Service : "Baik Pak Rama, Terima kasih sudah menunggu. Setelah dicocokkan dengan data komputer, sudah cocok. Cuma nanti ada permintaan untuk scan fingerprint (sidik jari) dan face recognition (pengenalan wajah) sebelum membuka safe deposit box-nya. Sekarang Bapak silakan ikuti petugas security kami supaya diantarkan ke ruangan safe deposit box nya. " (sambil tersenyum kemudian memanggil salah satu petugas security bank)
Petugas security bank yang dipanggil Mbak Yovi pun segera mengantarkan Rama dan Ratna menuju ruangan safe deposit box. Setelah sampai, petugas security pun mempersilakan Rama untuk menuju sendiri ke safe deposit box nomor 13. Kemudian Rama menuju safe deposit box dimaksud, ditemani Ratna yang mendorong kursi rodanya.
Setelah berada di safe deposit box nomor 13, Rama pun mengingat instruksi dari Mbak Yovi supaya menempelkan sidik jari dan menampakkan wajahnya di kamera yang dipasang di muka safe deposit box. Cuma masalahnya, Rama bingung harus menempelkan sidik jari yang mana dari 10 jari-jarinya yang cocok. Akhirnya Rama mencoba memulai dengan menempelkan sidik jari jempol kanannya, dan ternyata salah❌. Lalu menempelkan sidik jari jempol kiri, salah lagi. Dicoba lagi menggunakan jari telunjuk kanan, tetap salah ❌. Ratna yang di belakang pun jadi cemberut melihat kelakuan Rama, yang menurut Ratna, Rama seharusnya ingat dengan passsword sidik jarinya karena dia yang punya.
Hingga akhirnya dicoba menggunakan sidik jari manis kanan, dan ternyata cocok ✅. Lalu Rama diminta menampakkan wajahnya di kamera kecil. Rama tersenyum begitu nampak di LCD dan terekam foto wajah oleh kamera kecil. Rama yang tadinya tersenyum namun menjadi cemberut karena hasilnya ternyata tidak cocok❌. Rama kemudian mencoba berpose tidak tersenyum di depan kamera, kemudian LCD dan kamera merekamnya, tapi tetap tidak cocok ❌.
Rama ingat, pasti Rama 2065 itu wajahnya sudah lebih tua daripada dia, jadi kemudian Rama mencoba berpose cemberut supaya tampak seperti kakek - kakek di depan kamera kecil, dan ternyata seketika itu juga LCD dan kamera perekamnya menghasilkan gambar yang cocok ✅. Lalu terdengar slot kunci terbuka dari dalam box, kemudian Rama tinggal membuka safe deposit box-nya dengan lancar.
Terlihat sebuah cincin mungil dengan batu berwarna ungu di atasnya dan ring berwarna keemasan tampak menyala di mata Rama. Segera Rama mengambil cincin tersebut, dan memakainya di jari manis sebelah kiri lalu menutup kembali safe deposit box-nya. Tak lupa Rama menempelkan kembali sidik jari dan menampakkan wajahnya yang cemberut supaya safe deposit box-nya terkunci.
Setelah mendapatkan cincin batu tersebut, Rama kemudian meninggalkan ruangan safe deposit box ditemani Ratna dan Petugas Security. Lalu Rama menyapa Mbak Yovi untuk mengambil KTPnya sekaligus mengucapkan terima kasih dan sekalian pamit pulang. Dan kini Rama dan Ratna benar - benar bisa pulang ke rumah Rama setelah urusannya beres hari ini.
Saat keluar dari pintu Bank, rupanya Ratna agak kecewa karena ternyata baru bisa keluar Bank Niagara jam 16.00, dan baru mendapatkan angkutan online jam 16.30. Artinya rencana Ratna untuk pulang on time menjadi gagal, apalagi sudah bentrok dengan jam pulang kerja Jakarta. Itulah kenapa selama perjalanan, Ratna diam saja dan hanya menampakkan wajah cemberutnya. Rama sebenarnya merasa tidak enak kepada Ratna, tapi Rama juga tidak bisa berbuat apapun untuk mencegahnya. Apalagi dengan kemacetan Jakarta yang luar biasa, sehingga akhirnya Rama dan Ratna rubah di rumah jam 19.00.
Rama dan Ratna sudah lelah dengan kegiatan seharian di Bank Niagara plus kemacetan kota Jakarta. Segera saja Ratna, tidak berlama-lama di rumah Rama, langsung minta pamit pulang. Rama sebenarnya sudah menawarkan makan malam dahulu sebelum pulang, namun Ratna bersikeras memaksa untuk pulang secepatnya karena dia merasa sudah terlambat di acaranya.
Rama pun menjadi sendirian lagi di atas kursi roda sepulangnya Ratna. Namun Rama sudah mulai terbiasa setelah seminggu harus mandiri di malam hari dengan ditemani kursi rodanya. Rama terus mengamati cincin batu ungu yang sudah terpasang di jari manis kirinya itu. Tampak begitu indah, dan Rama sudah tidak sabar untuk mengaktifkannya sesuai petunjuk Rama 2065.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments