16

Selama sesi makan siang, baik aku dan mas Sagara tak mengeluarkan satu katapun. Kami makan dalam diam, hanya suara dentingan sendok beradu dengan piring yang ku dengar.

Sebenarnya aku ingin sekali bertanya di kampus baru mana dia akan mengajar, tapi sepertinya, keberanianku nggak sebesar itu, di tambah raut wajahnya benar-benar datar yang membuat lawan bicaranya merasa segan.

Jangankan bertanya hal itu, kemarin saat aku menanyakan tentang seperti apa orang tuanya saja dia tak menjawab.

Tapi setelah ku pikir-pikir, untuk apa juga aku tahu, itu kan bukan urusanku. Dan bisa ku pastikan kalau dia nggak mungkin ngajar di kampusku.

Biasanya kalau ada dosen baru, seluruh kampus pasti sudah heboh, tapi ini anteng-anteng saja. Emma dan Gabby juga nggak crita apapun.

Nggak perlu cemas ,,, kalau mas Sagara akan ngajar di kampusku, pasti akan ngomong ke aku. Karena nggak ada omongan apapun itu artinya kekhawatiranku aman.

Usai makan, mas Sagara tak langsung beranjak dari tempatnya. Ia tetap duduk di kursi makan sambil memainkan gawainya. Entah hanya main-main saja atau sedang mengerjakan sesuatu di ponsel, aku sama sekali tak ingin tahu.

Bangkit dari duduk, ku tarik piring kotor bekas kami makan. Ku bawa ke westafle untuk ku cuci sekalian dengan bekas peralatan masak yang belum sempat ku cuci tadi.

Di tengah-tengah aku mencuci piring, tiba-tiba mas Sagara mengucap salam dan memanggil bunda. Aku yang mendengarnya reflek menoleh ke belakang.

Kulihat pria angkuh itu tengah bicara melalui ponsel.

"Kami baik"

"Sudah bun, baru saja selesai makan"

"Dia lagi cuci piring, kayaknya ponselnya ada di kamar, jadi nggak angkat"

Lalu hening, mungkin mas Sagara sedang mendengar bunda ngomong.

"Nggak kemana-mana bun. Masih sibuk beres-beres, baru pindah tadi pagi"

"Iya nanti di sampaikan"

"Wa'alaikumsalam"

Ngomong-ngomong soal bunda, ternyata sudah tiga hari aku nggak ketemu. Aku jadi merindukannya.

"Apa tadi bundaku?" Tanyaku sambil terus menyelesaikan cucian piring.

"Hmm"

"Bunda ngomong apa?"

"Nggak ngomong apa-apa" Nadanya benar-benar cuek. "Bunda cuma nanya apa kita sudah pindah, dan kamu dapat salam darinya"

"Nanti malam boleh nggak aku makan malam di rumahnya?"

Pandangan mas Sagara yang tadinya menunduk, kini mendongak.

"Ya kalau mas nggak mau, aku bisa berangkat sendiri" Imbuhku sebab merasa kalau dia keberatan.

"Kalau aku nggak ijinin, apa kamu akan tetap pergi"

"Tentu saja" Jawabku membilas piring lalu menaruhnya di rak. "Aku tahu mas pasti nggak mau ke rumah bunda kan?"

Bukannya menjawab, pria itu malah bangkit dari duduknya lalu pergi meninggalkan meja makan.

Ingin rasanya gelas ini ku lempar ke punggungnya.

****

Hingga malam tiba, ku pikir mas Sagara tak mau ku ajak ke rumah bunda, jadi aku akan menyiapkan makan malam untuknya, tapi saat baru membuka kulkas, dia malah menyuruhku untuk bersiap.

"Kemana?" tanyaku. Masih dengan tangan menyentuh pintu kulkas.

"Kamu mau makan di rumah bunda kan?"

"Katanya nggak mau"

"Siapa yang bilang nggak mau?"

"Ya mas diam aja, pas aku ijin kan?"

"Cepat siap-siap sekarang, aku nggak mau pulang kemalaman"

"Jadi aku nggak usah masak ini?" Aku menutup pintuk kulkas kembali

"Masih kurang jelas?" Tanyanya balik lalu keluar dari area dapur.

Ya jelas aku nggak masak lah, kalau mau makan di rumah bunda.

Jihan,, Jihan..

Aku merutuki diriku sendiri.

Dia sepertinya baik juga, meski tampangnya kaku, sikapnya acuh, tapi ngerti juga sama perasaanku.

Ah tidak, tidak... Dia tetap suami menyebalkan.

Sembari mengayunkan kaki ke arah kamar, aku menggerutu dengan nada lirih.

"Ya Tuhan, beri aku sihir untuk membuat pria itu menceraikanku saat ini juga, tapi dengan kondisi aman-aman saja. Jangan biarkan aku menahan geram dan hidup dengannya terlalu lama. Ini melelahkan ya Rabb"

Bersambung

Terpopuler

Comments

Aminah Badai

Aminah Badai

enak jg alur ceritanya.... lanjut

2024-03-14

0

Suyanti

Suyanti

aku tu, uda 3x baca tapi masih gemes juga baca nya

2024-02-27

0

komalia komalia

komalia komalia

untung kamu orang nya dari kecil pun jadi anak paling crewet dan galak jadi kamu kuat engga gampang di tindas,ooh iya jangan jangan suami mu udah naksir kamu cuma dia gengsi

2024-01-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!