Hari itu Nathan dan keluarganya bangun lebih awal dari biasanya. Mereka sudah menyiapkan segalanya untuk sarapan bersama di ruang makan. Ada roti bakar, telur dadar, dan jus jeruk segar.
Nathan yang masih mengantuk, bersama-sama dengan ibunya, menyiapkan meja makan. Ayah dan adiknya, yasmin, membantu menyajikan makanan dan minuman.
“Nathan, cepatlah mandi dan ganti baju. Sarapan hampir siap,” kata ibu Nathan.
"5 menit lagi ya buuuu"dengan nada yang masih mengantuk.
"Ini ada makanan kesukaan kamu loh,pizza" ibunya berbohong kepada Nathan agar ia bangun.
Nathan selalu memikirkan pizza. Baginya, tidak ada makanan yang bisa menyaingi cita rasa lezat dari sajian itu. Dia bahkan memimpikan pizza setiap malam. Nathan selalu ingin makan pizza setiap kesempatan yang ada. Untuk dia, pizza adalah makanan kesukaannya yang tidak ada duanya.
Nathan pun segera bangkit dari tempat tidurnya dan berlari ke kamar mandi. Dia mandi dengan cepat dan memakai baju yang sudah disiapkan oleh ibunya.
Setelah Nathan selesai mandi, dia bergabung dengan keluarganya di ruang makan. Mereka semua sudah siap untuk sarapan bersama.
“Wah, kelihatannya enak sekali,tapi mana pizza nya bu"kata Nathan melihat ke sekitar ternyata tidak ada pizza.
"Beli makannya woii,uda tau jam segini belum ada yang buka kang pizzanya"ucap adiknya yasmin.
"Ahhhh ibuuuuu"Nathan terlihat kecewa.
Mereka semua menikmati sarapan bersama-sama. Mereka bercerita tentang kegiatan yang mereka lakukan di hari sebelumnya dan merencanakan kegiatan untuk hari itu.
“Besok, kita bisa pergi ke taman bermain. Bagaimana, kamu mau, Nathan?” tanya ayah Nathan.
“Ya, pasti!” kata Nathan antusias.
Yasmin pun mengangguk setuju. Mereka semua merasa senang karena mereka bisa menghabiskan waktu bersama-sama.
Setelah sarapan selesai, Nathan dan keluarganya membersihkan meja dan membersihkan dapur. Mereka semua bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.
“Terima kasih sudah sarapan bersama-sama, keluarga,” kata Nathan.
“Sama-sama, Nak,” kata ibunya sambil tersenyum.
Mereka semua berpelukan dan saling mencium pipi satu sama lain. Mereka sangat senang bisa menghabiskan waktu bersama-sama dan menikmati sarapan yang enak.
Hari itu menjadi hari yang istimewa bagi Nathan dan keluarganya. Sarapan bersama telah memberikan mereka momen indah dan kenangan yang akan selalu mereka ingat.
"Eumm iya bu,Yah aku berangkat duluan yaa soalnya mau ada persentasi assalamualaikum "alena terburu-buru dan mengambil tasnya.
"Eh eh lo berangkat sama gua aja ,bentar gua siapin mobil dulu"ujar Nathan kakaknya.
Mereka berjalan ke mobil Nathan dan Alena masuk ke dalamnya. Nathan menghidupkan mesin mobil dan mereka memulai perjalanan menuju sekolah. Alena menatap keluar jendela dan menikmati pemandangan di sepanjang jalan
Setelah perjalanan yang menyenangkan dengan Nathan, Alena akhirnya tiba di sekolahnya. Dia turun dari mobil dan berjalan menuju gerbang masuk sekolah sambil memegang tasnya.
"Thank kak uda nganterin ,gue masuk ya bye"ujar alena dengan terburu-buru.
"Hmmm"ucapnya singkat
Alena tersenyum dan masuk ke dalam gerbang sekolah. Dia merasa sedikit gugup karena presentasi penting yang harus dia berikan, tetapi dia juga merasa percaya diri karena dia telah mempersiapkan diri dengan baik.
Dia berjalan melewati koridor sekolah dan
GUBRAKKK
alena tertabrak dengan pria
"Aduhhh eh kalo jalan liat liat dong,gue telat nih"alena memarahi pria itu dan langsung pergi.
Setelah masuk ke dalam kelas, Alena langsung menuju meja dan duduk di sana. Dia mengambil buku catatan dan memeriksa beberapa catatan yang telah dia buat sebelumnya. Dia ingin memastikan bahwa dia telah mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk presentasi hari ini.
Beberapa menit kemudian, guru masuk ke dalam kelas dan memberikan sambutan kepada semua siswa. Dia kemudian mengumumkan bahwa ada anak baru yang datang di kelasnya .dan presentasi akan dimulai dalam beberapa menit lagi. Namun, ketika seorang anak baru pindah ke kelasnya, semuanya berubah.
Anak baru itu bernama Alex, dan dia tampan. Dia memiliki rambut coklat yang lebat, mata hijau yang dalam, dan bibir yang penuh. Dia memiliki postur tubuh yang tinggi dan tegap, dan semua orang di kelas menyukainya.
"Hai gue Alex baru pindah dari Bandung ke Jakarta "Alex pun mulai perkenalan dan duduk di kursi belakang alena
Alex melirik alena saat menuju ke mejanya mungkin ia mengenal itu cewek yang ia tabrak tadi.
"Eh itu kan cowo yang tadi di deket tangga yang nabrak gue"ingatan alena cukup kuat.
Alena merasa sedikit gugup, tetapi dia juga merasa siap untuk memulai presentasinya.Akhirnya tiba giliran Alena untuk mempresentasikan tugasnya di depan kelas. Dia bangkit dari kursinya dan berjalan ke depan kelas dengan percaya diri. Dia memulai presentasinya dengan suara yang jelas dan mantap, dan seluruh kelas terdiam untuk mendengarkan.
Alena melihat ke arah teman-temannya dan melihat bahwa mereka mendengarkan dengan antusias dan tertarik dengan presentasinya. Dia merasa senang dan bersemangat untuk menyelesaikan presentasinya dengan baik.
Ketika presentasinya selesai, Alena mengucapkan terima kasih kepada kelas dan duduk kembali di kursinya. Dia merasa lega dan senang karena presentasinya berjalan dengan baik.
Alena melangkah masuk ke kantin sekolah dengan langkah lesu. Setelah bekerja keras selama sepekan penuh, ia merasa kelelahan dan butuh waktu untuk melepaskan stres. Di sudut kantin, ia melihat temannya, Lia, yang sudah menunggunya.
"Lia, kamu sudah lama menunggu di sini?" tanya Alena sambil duduk di kursi di sebelah Lia.
"Iya, aku sudah menunggumu sejak tadi. Kamu terlalu sibuk akhir-akhir ini," jawab Lia sambil tersenyum.
"Betul, aku benar-benar butuh waktu untuk bersantai. Aku merasa sangat lelah," ujar Alena sambil menghela nafas.
Lia menatap temannya dengan simpati. "Kamu memang terlalu keras pada dirimu sendiri. Aku pikir kamu perlu waktu untuk dirimu sendiri."
"Iya, kamu benar," sahut Alena sambil tersenyum.
Keduanya memesan beberapa makanan dan minuman ringan, lalu duduk dan berbicara santai. Mereka mengobrol tentang segala sesuatu, dari hobi mereka hingga kehidupan percintaan.
"Kamu tahu, aku merasa sedikit bosan dengan rutinitas sehari-hari," kata Alena setelah beberapa saat.
Lia menatapnya dengan penuh perhatian. "Apa yang ingin kamu lakukan?"
"Sebenarnya aku belum yakin. Mungkin aku perlu mencoba sesuatu yang baru dan menantang," jawab Alena sambil merenung.
Lia tersenyum. "Mungkin kamu bisa mencoba mengikuti kegiatan yang berbeda di sekolah atau di luar sekolah. Aku yakin kamu bisa menemukan sesuatu yang kamu sukai."
Alena mengangguk-anggukkan kepala. "Ya, mungkin kamu benar. Terima kasih sudah mendengarkan keluhanku."
Lia tersenyum. "Tidak masalah. Kamu tahu bahwa aku selalu ada untukmu."
Keduanya kembali mengobrol dan tertawa, menikmati waktu santai mereka di kantin sekolah. Setelah beberapa jam, mereka meninggalkan kantin dengan perasaan lebih rileks dan bahagia. Alena merasa lebih siap menghadapi rutinitas yang menantinya, sementara Lia merasa senang bisa membantu temannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Aurora
Aku mampir kak.. Jangan lupa mampir juga di karya ku ya kak 🤗
2023-04-15
1
🥀𝐇𝐀𝐍𝐈𝐄🍂
lanjut kak!
2023-03-07
5