Ling Shentian duduk bersila di atas tempat tidurnya, dia menggerakkan kedua tangannya dan membentuk segel Yin dan Yang di bawah pusarnya.
Ketika merasa telah siap dengan apa yang akan ia alami, Ling Shentian segera menghela nafasnya dan menutup matanya.
Ling Shentian perlahan mulai memaksa Meridian Yin Misterius dari setiap Meridian nya untuk keluar dan menempel pada tulang-tulangnya.
Ketika aura dingin yang sangat menyakitkan menyentuh tulang Ling Shentian dengan lembut, Ling Shentian dapat merasakan ngilu yang luar biasa.
Tulang-tulangnya seakan-akan membeku dan akan hancur seketika.
Pada proses ini, Ling Shentian menggertakkan giginya untuk menahan rasa sakit pada tulangnya dan tetap tenang saat proses berlanjut.
Pada fase pertama ini, Ling Shentian berhasil menyebarkan seluruh sumber energi dingin dari delapan Meridian nya ke semua tulang dalam tubuhnya.
Kini, tulang-tulangnya telah di lapisi oleh energi dingin dan membeku hingga membuat tubuh Ling Shentian menggigil dengan hebat.
Ketika seluruh tubuhnya telah bergetar hebat, Ling Shentian tetap menguatkan tekadnya dan melanjutkan proses pengendalian energi dingin.
Energi dingin yang luar biasa mulai bergerak kembali dan masuk ke dalam tulang Ling Shentian.
Ketika ini terjadi, rahang Ling Shentian semakin mengeras menandakan rasa sakit dan ngilu yang ia rasakan saat ini berkali-kali lebih sakit.
Ini seperti setiap titik pada tulang dalam tubuhnya telah di tusuk oleh jarum-jarum yang tak terhitung jumlahnya.
Dalam tiga hari, semua bagian dalam tulang Ling Shentian telah berganti dan berevolusi menjadi energi dingin sepenuhnya.
Dalam waktu yang terbilang singkat ini, Ling Shentian telah menahan rasa sakit yang luar biasa dari proses menghilangkan dan memanfaatkan Meridian Yin Misterius.
Ling Shentian membuka matanya dan menguatkan semua otot tubuhnya untuk bersiap untuk apa yang akan ia hadapi sebentar lagi.
Uap dingin mulai keluar dari pori-pori kulitnya dan aura dingin terus menguat dan menempel erat dengan setiap butiran tulang Ling Shentian.
Proses yang sangat singkat ini berkali-kali lebih kuat dari proses yang sebelumnya.
Ling Shentian dengan tubuhnya yang masih sangat lemah tentunya sangat menderita, tapi dia harus bertahan untuk puncak kultivasi yang menunggunya untuk kembali.
Jika bahkan proses yang kecil ini tak mampu ia hadapi, bagaimana mungkin dia akan memiliki tempat untuk menempatkan wajahnya di dunia ini sebagai Kaisar Istana Surgawi?
Meskipun hanya bisa mengandalkan tekadnya yang kuat untuk menghadapi proses ini, Ling Shentian akan tetap bertahan karena jika dia bahkan bisa mendapatkan Tulang Permata dengan usia semuda ini, artinya peluangnya untuk menyerang Petarung Suci dimasa depan akan lebih baik dari sebelumnya.
Bahkan dirinya yang dulu harus mengalami penderitaan dahulu dalam pelatihannya dulu dan bisa mendapatkan Tulang Permata dengan usia 20 tahun.
Dan di usia yang dewasa itulah Ling Shentian melangkahkan kakinya ke jalan kultivasi. Dan mungkin dia adalah satu-satunya orang yang memulai kultivasinya diusia 20 tahun.
Karena rata-rata kultivator akan memulai kultivasinya sebelum usia 15 tahun bahkan jika kualitas tulangnya belum mencapai puncak potensi yang ia miliki.
Dalam waktu sekitar setengah jam, Ling Shentian telah melewati proses ini dan ia dapat dengan lega melemaskan otot tubuhnya.
Ling Shentian mengatur nafasnya yang terengah-engah dan tubuhnya tampak sangat lemah setelah menahan proses yang menyakitkan tadi.
"Tak kusangka ini benar-benar berhasil. Tampaknya kekuatan tulangku sudah menguat berkali-kali lipat dari sebelumnya. Ini bahkan terasa sama dengan tulangku di usia 20 tahun di kehidupan sebelumnya..."
Di dalam tubuh Ling Shentian, tulangnya kini tampak mengeluarkan sinar berkilauan layaknya permata yang indah dan kekuatannya tampak ratusan kali lebih kuat dari tulang biasa.
Kruyuk...
Setelah satu jam mengistirahatkan tubuhnya yang lelah, Ling Shentian tampaknya mulai merasakan rasa laparnya yang telah tertahan selama tiga hari ini.
"Aku lupa bahwa kini aku hanyalah orang biasa, tak memiliki kemampuan untuk menahan rasa lapar terlalu lama..."
Ling Shentian bangkit dari tempat tidurnya dan segera melompat turun. Ia segera meregangkan otot-ototnya yang sebenarnya masih terasa ngilu lalu pergi keluar dari kamarnya.
Ling Shentian terus berjalan dan menyusuri jalan untuk menuju ke dapur besar kediaman Ling.
Dalam beberapa menit, setelah mengikuti ingatan dari pemilik tubuh yang sebelumnya, Ling Shentian akhirnya sampai di depan sebuah gedung yang cukup besar.
"Ya, untuk ukuran dapur utama, ini cukup besar. Lagipula, keluarga ini hanyalah keluarga besar terpelosok..."
Ling Shentian memberikan pendapatnya sebelum dirinya mendorong pintu kayu dan membuka pintu dapur besar.
Saat masuk ke dalam dapur besar, Ling Shentian dapat melihat para pekerja sedang sibuk untuk menyiapkan makanan.
Beberapa pekerja yang cukup santai segera membungkuk hormat ketika melihat Ling Shentian memasuki ruang dapur.
Mendapatkan penghormatan itu, Ling Shentian hanya mengangguk dan terus berjalan mencari makanan yang tepat untuk mengisi perutnya saat ini.
Ketika melihat ke sisi kanan jalannya, Ling Shentian dapat melihat makanan yang berupa gumpalan nasi putih yang di dalamnya terdapat daging yang telah dimasak dan setengah bagiannya dibungkus dengan daun pisang yang telah di panaskan.
Ling Shentian segera mengambil piring dan mengambil makanan tadi sebanyak empat buah. Untuk ukuran tubuh 12 tahunnya, itu sudah cukup untuk menghilangkan rasa laparnya.
Ling Shentian lalu dengan santai berjalan keluar dari dapur sambil menyantap makanan yang telah ia ambil.
Ling Shentian memutuskan untuk menikmati makanannya yang terbilang lezat sambil berjalan-jalan mengelilingi kediaman Ling yang cukup besar.
Walau sebenarnya ia sudah memiliki ingatan tentang seluk-beluk kediaman keluarga Ling, tapi mungkin akan bagus jika dirinya memastikan semua tempat dengan mata kepalanya sendiri.
Setelah berkeliling selama setengah jam, Ling Shentian dapat mengetahui bahwa di dalam keluarga Ling terdapat lima bangunan penting, yakni Aula Teknik Beladiri, Panggung Pertarungan, Lapangan Pelatihan, Aula Senjata Pusaka dan Aula Pertemuan Anggota Inti yang terdiri dari orang-orang yang telah mencapai Petarung Senior, baik itu bukan asli keluarga Ling ataupun keturunan asli.
Setelah cukup lama berkeliling, Ling Shentian kemudian berakhir di jalanan sepi dekat dengan hutan di belakang kediaman keluarga Ling.
Hutan ini menyimpan beberapa jenis ramuan herbal tingkat rendah yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas tulang ataupun membantu meningkatkan kultivasi.
Setiap harinya hutan ini pasti akan ada pengunjung yang mengunjunginya, entah itu generasi muda ataupun prajurit yang sedang senggang.
Ketika Ling Shentian berjalan di jalanan sepi, ia menatap serius ke dalam hutan di sampingnya tanpa memperhatikan apa yang ada di depannya.
Bak!
Ketika tak memperhatikan jalannya, Ling Shentian tampak menabrak sesuatu di depannya, ini terasa seperti manusia.
Ling Shentian mengangkat alisnya dan menatap ke depan untuk melihat siapa yang tak sengaja untuk ia tabrak.
"Maaf..."
Ling Shentian tanpa sadar mengucapkan maaf ketika melihat sosok di depannya, bahkan ketika ia belum begitu ingat siapa orang di depannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
lukman
👍👍👍💪💪💪
2023-03-14
0
lukman
good👍👍👍
2023-03-14
0
Ipung Umam
👍🏻👍🏻👍🏻
2023-03-12
1