Hampir setengah hari melakukan pekerjaan rumah yang melelahkan, Nayla ingin masuk ke kamar untuk sejenak beristirahat. Usia kandungannya yang masih sangat muda membuatnya mudah lelah. Namun ketika baru saja dia membuka pintu, terdengar ada suara yang memanggilnya.
"Heh, mau ngapain?" tanya Nyonya Indri.
"Maaf Ma, Nayla mau istirahat sebentar. Semua pekerjaan sudah selesai kok." jawab Nayla dengan menundukkan kepala.
"Enak aja mau istirahat di kamar. Kamar ini hanya boleh kamu pakai tidur kalau putraku juga ada di dalam. Jadi jika sekarang kamu mau istirahat, sana istirahat di gudang!"
Hati Nayla begitu terkejut dengan perintah mertuanya yang menyuruhnya istirahat di gudang. Akan tetapi karena tubuhnya benar benar merasa lelah, Nayla pun tidak menolak. Baru saja Nayla melangkahkan kakinya menuju gudang, mertuanya kembali memanggil.
"Heh, apa kamu sudah menyiapkan makan siang?"
"Makan siang?" tanya Nayla heran. Karena yang dia tahu memasak bukan termasuk ke dalam daftar pekerjaan yang di berikan oleh mertuanya.
"Iya memasak!" jawab Nyonya Indri dengan ketus.
"Tapi Ma, di kertas itu tidak ada... "
Ucapan Nayla terpotong oleh ucapan mertuanya,
"Tidak ada apa? Kalau tidak ada di sana, apa kamu tidak mau melakukan perintahku? Menantu macam apa kamu?" hardik Nyonya Indri.
"Bukan begitu Ma, ba-baik saya akan masak." jawab Nayla dengan menundukkan kepala.
"Ya sudah masak sana! Aku mau makan ayam bakar." titah Nyonya Indri.
Dengan kemampuan masak yang minim Nayla sangat takut jika melakukan kesalahan. Tapi berkat ponsel yang sempat dia pegang, dia mencari resep cara memasak ayam bakar yang enak. Setelah selesai memasak, segera dia sajikan makanan itu di meja. Karena waktu sudah menunjukkan pukul dua belas, Nyonya Indri dan Vera sudah menunggu di ruang makan. Setelah menyajikan menu makan siang, Nayla hendak duduk menduduki kursi yang biasa dia duduki ketika makan.
"Heh, siapa suruh duduk di situ? Mau ngapain?" bentak nyonya Indri.
"Mau ma-kan Ma, aku lapar." jawab Nayla.
"Enak saja! Kamu boleh duduk dan makan di atas meja ini jika Robert juga ada di kursi ini. Jika tidak ada, kamu makan di belakang sana. Dan satu lagi, tunggu sampai kami selesai makan, baru kamu boleh mengambil makanan di meja ini!"
Lagi lagi Nayla harus menelan kalimat pahit dari mulut mertuanya. Dia ke belakang sambil meraih ponselnya, dia bertekad untuk mengadukan semua kepada Robert lalu pergi dari rumah itu. Namun sayang, rencananya itu tercium oleh nyonya Indri.
"Kamu mau ngapain? Awas jika kamu berani mengadu kepada Robert, maka ucapkan selamat tinggal kepada kedua orang tuamu!"
Deg, hati Nayla bagai terbentur tebing tinggi nan keras. Tidak pernah dia duga jika orang tuanya akan ikut di bawa bawa meski mereka tidak melakukan apapun. Demi menjaga keselamatan orang tua mereka, Nayla memilih untuk diam dan tidak mengadukan apa apa kepada siapa saja.
Siang itu perut Nayla benar benar sangat lapar, dia segera menghampiri meja makan ketika dia lihat mertua dan adik iparnya sudah meninggalkan tempat. Tetapi sayang sekali, yang tersisa di meja hanya tinggal sambal dan mentimun. Ayam bakar telah habis.Nayla hanya bisa mengelus dada. Karena merasa sangat lapar, dia pun akhirnya mengambil makanan itu seadanya, lalu dia bawa dia ke belakang untuk di makan.
Karena terlalu lelah dengan pekerjaannya, Nayla tidur di gudang beralaskan kardus di atas kursi tua yang sudah tidak terpakai. Rupanya Nyonya Indri punya rencana sendiri mengapa menyuruh Nayla tidur di gudang.
Kriiiiing,
Suara ponsel berdering di atas meja Robert, pria itu segera menerima panggilan tersebut karena tertulis itu adalah panggilan dari mamanya.
"Halo Ma, ada apa?"
"Robert..... " jawab Nyonya Indri sambil menangis.
"Mama menangis? Ada apa Ma?" tanya Robert panik.
"Pulanglah nak, lihat istrimu. Dia tidak mau tidur di kamar dan memilih tidur di gudang karena marah sama Mama. Mama malu sama para pembantu, dikira mama adalah mertua yang kejam. Padahal mama tadi hanya minta dia untuk bantuin masak ayam bakar tapi dia malah marah dan katanya tidak mau menginjak kamar kamu lagi karena merasa seperti pembantu...hi..hi...hi..." dengan pandainya Nyonya Indri memutar balikkan fakta dan memfitnah Nayla.
"Apa?" Robert sedikit kurang percaya dengan ucapan Mamanya, karena yang dia kenal Nayla adalah gadis pendiam. Mana mungkin dia berani melawan mamanya?
"Kamu pasti tidak percaya sama Mama sebelum kamu lihat dengan mata kepala kamu sendiri. Jadi pulanglah agar kamu percaya. Mungkin hanya kamu yang bisa merayu Nayla agar tidak marah lagi.." Nyonya Indri melengkapi fitnahnya dengan drama yang akan dia buat selanjutnya.
"Baik Ma, aku akan segera pulang."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Ra2_Zel
Kirain nggak ada pembantu, tapi kok nggak ada yg bantuin Nayla.
2023-05-18
1
Mutia Kim🍑
Rasanya ingin meracuni si Indri🙃
2023-05-16
2
Cerita Aveeii
pembantu lainnya pada diam aja gitu?
2023-05-15
1