"Maaf Ma, kali ini Robert akan mengambil keputusan sendiri. Robert akan menikahi Nayla. Jika tidak, maka Robert akan merasa bersalah seumur hidup." Jawab Robert dengan tegas kepada Nyonya Indri.
"Kamu keterlaluan Robert! Dasar wanita jala-ng! Anak siapa yang kamu katakan sebagai anak dari Robert?" Nyonya Indri tidak bisa menahan emosinya sehingga spontan dia menampar Nayla dan hendak menjambak rambutnya. Dengan sigap, Robert pun menepis tangan mamanya.
"Ma, tenang Ma. Jangan bertindak kasar." bentak Robert kepada mamanya.
"Kamu berani membentak Mama demi membela si jala-ng ini?" Nyonya Indri semakin tidak terima.
"Sudahlah Kak, kasihan Mama. Kakak dengarkan dong apa kata Mama. Jangan malah belain perempuan jala-ng itu!" Vera ikut menimpali ucapan Nyonya Indri.
"Tidak Vera, maaf. Kakak akan tetap menikahi Nayla. Jika kakak tidak di perkenankan lagi tinggal di sini, kakak akan pergi." Robert berkata dengan sangat tegas dan serius.
Tangan Nyonya Mariam sudah tak bisa tertahan dan ingin menampar mulut putranya, tapi Vera berusaha menahan.
"Tahan Ma, jangan lakukan itu. Kakak tidak bersalah, yang salah adalah perempuan jala-ng itu!" Vera kembali menyudutkan Nayla.
Sementara Nayla hanya bisa menjadi penonton pasif dengan wajah pucat pasi dan dada yang sesak serta tenggorokan tercekat hingga membuat lidahnya sulit untuk bersuara, apalagi membela diri.
Setelah berusaha menenangkan diri sejenak, akhirnya Nyonya Indri kembali bersuara.
"Baiklah, kamu boleh menikahi dia tapi dengan satu syarat!"
"Mama? Mama serius? Ma, ini bukan main main loh?" Vera segera menentang jawaban Nyonya Indri.
"Diamlah! " Nyonya Indri justru menyuruh Vera diam dan hal itu membuat Vera kesal.
"Syaratnya apa Ma?" tanya Robert dengan sopan.
"Jika sudah menikah, kalian tidak boleh pindah rumah. Kita harus tetap tinggal bersama." jawab Nyonya Indri.
Tentu saja syarat itu langsung di setujui oleh Robert, karena menurutnya syarat itu sangat wajar dan tidak memberi tekanan padanya. Usai mendapat persetujuan dari mamanya, Robert berpamitan untuk mengantar Nayla pulang. Dan sebelumnya tanggal pernikahan mereka sudah di tentukan.
"Kenapa sih mama ngasih izin Kak Robert nikah sama perempuan gembel itu?" tanya Vera dengan ketus.
"Diam kamu. Kamu nggak tahu apa yang sedang mama rencanakan. Mama akan buat dia menyesal karena meminta untuk menikah dengan Robert!" jawab Nyonya Indri.
"Jadi, mama nggak sungguhan nerima dia?" tanya Vera dengan wajah yang lebih ceria.
"Ya nggak lah, mama cuma ingin bermain halus di depan kakak kamu. Tapi lihat aja, kakak kamu juga akan mama buat menyesal karena menikahi perempuan itu!"
Dua hari kemudian.
Pernikahan dadakan di adakan di rumah Robert dan hanya keluarga inti saja yang hadir dalam acara itu. Nyonya Indri memang sengaja tidak mempublikasikan acara tersebut dan Robert pun tidak mempermasalahkan hal itu. Yang terpenting baginya adalah hubungan dia dan Nayla resmi menjadi suami istri.
Pada malam pertama dari acara pernikahan mereka, semua berjalan lancar dan wajar seperti pada umumnya walaupun Nayla belum di ajak berkomunikasi sama sekali oleh keluarga Robert. Hingga akhirnya tiba di hari ke empat dimana Robert sudah mulai masuk bekerja. Sebelum berangkat, Robert berpamitan kepada istrinya.
"Aku pergi ke kantor dulu. Kamu baik baik di rumah ya, jangan sungkan jika ingin berbicara dengan yang lain." ucap Robert sambil mengecup kening istrinya.
Nayla tersenyum sambil mengangguk, kemudian dia cium punggung tangan suaminya sebelum pria itu masuk ke dalam mobil.
Usai mengantar sang suami hingga ke halaman rumah, Nayla kembali masuk ke dalam. Dia akan mencoba untuk lebih dahulu menyapa mertua dan adik iparnya agar mereka bisa lebih saling mengenal karena ketika di hadapan Robert, Nyonya Indri dan Vera tidak menampakkan rencana jahatnya.
"Pagi dik Vera." sapa Nayla kepada Vera yang tengah duduk santai di depan TV sambil menikmati buah.
"Eh sini kamu!" sahut Vera dengan ketus.
"Iya dik, ada apa?" tanya Nayla ramah sambil duduk di sebelah Vera.
"Ini, tolong potongin kuku kaki ku dong!" titah Vera.
"Ku-kuku kaki dik?" tanya Nayla tak percaya.
"Iya, kenapa? Kamu nggak mau?" tanya Vera balik.
Karena tidak mau membuat masalah, Nayla pun menuruti kemauan adik iparnya. Dia duduk di lantai layaknya seorang pelayan dan mulai memotong kuku Vera. Namun, baru saja Nayla memulai memotong dua kuku di jemari kaki Vera, Nyonya Indri tiba tiba berteriak.
"Eh, eh, eh, apa apaan kamu Vera! Kenapa Nayla kamu suruh memotong kuku kamu?"
Seketika hati Nayla berbunga karena mertuanya seakan memihak kepadanya.
"Apaan sih Ma? Aku kan cuma minta tolong gitu doang! Memang nya Mama juga mau nyuruh dia?" tanya Vera.
"Tugas dia itu masih banyak Vera, kamu nanti aja kalau mau nyuruh dia. Eh kamu Nayla, ayo buruan kerjakan tugas kamu di belakang!" titah Nyonya Indri kepada menantunya.
"Tu-tugas Ma?" tanya Nayla bingung.
"Iya, kenapa? Kamu pikir kamu di sini akan menjadi Nyonya besar? Enak saja anakku harus kerja dan kamu di rumah enak enakkan?Sekarang pergi ke belakang dan ini kamu baca jadwal kegiatan kamu setiap hari!" Seru Nyonya Indri sambil menyodorkan sebuah kertas berisi setumpuk pekerjaan yang harus Nayla kerjakan.
Belum juga Nayla melangkah ke belakang, mertuanya kembali berkata, "Eh tunggu dulu. Apa kamu di beri uang sama Robert? Kalau iya, bawa sini semua! Semua kebutuhan di rumah ini Mama yang atur, jadi kamu tidak perlu pegang uang. Masih bagus kamu dapat makan dan tidur gratis di rumah mewah. Harusnya kamu tahu diri!"
Seketika hari Nayla terkoyak dengan ucapan pedas sang mertua, tapi dia tak mampu untuk melawannya. Segera dia berjalan ke kamar sambil menyeka air mata dan mengambil uang pemberian Robert lalu dia berikan kepada ibu mertuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Rohiyah
jadi ingat masalalu aku dulu pas baru nikah😭
2023-09-05
1
Ra2_Zel
seharusnya jangan di kasih semua duitnya. Kasihnya separo aja.
2023-05-18
1
Ra2_Zel
Nyonya Maryam siapa?🤔
2023-05-18
1