Chapter 10

KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹

“Apakah kalian berdua datang bersama keluarga kalian? Kenapa kalian hanya berdua saja di sini? Situasi ini Sangat berbahaya bagi anak-anak seperti kalian untuk duduk di tepi kolam renang di tempat umum Tanpa pengawasan."

Kalimat tanya yang di selipkan rasa Kekhawatiran itu membuat ke dua anak yang ada di depannya itu tertegun, tetapi mereka masih merespon pertanyaannya dengan mengangguk kepalanya pelan tanpa sebagai bentuk jawaban.

Dia tidak merasa canggung dengan respon Interaksi mereka, Bahkan, dia merasakan sebuah kedekatan dengan ke dua anak yang adi hadapannya itu. Dia merasa seperti ingin duduk bersama dengan mereka dalam waktu yang lebih lama.

Mungkin keinginan itu muncul karena dia sedang merindukan ke dua anaknya yang belum berhasil dia temukan itu.

Senyumnya semakin lebar saat dia menunjuk papan lukis di tangan anak - anak itu. “Bisakah aku melihat gambarmu?“ tanyanya dengan begitu lembut.

“Aku juga bisa melukis, jadi mungkin aku bisa memberikan nilai untuk lukisan kalian ini.” Tambahnya lagi.

Tatapan ke dua anak itu terlihat saling bertemu, Sebelum salah satu dari mereka perlahan menyerahkan gambar papan ke Denna.

"Gambar ini sangat bagus, Sepertinya salah satu dari kalian akan menjadi seorang pelukis yang hebat di masa depan.” Ujarnya Sambil tersenyum Setelah memperhatikan gambar realistis bunga di papan lukis itu, dia memuji dengan wajahnya yang menampilkan sebuah kekaguman.

"Saudaraku Bisa menggambar lebih baik dari ini. Dia Bahkan mengajariku bagaimana caranya agar aku bisa menggambar lebih baik lagi, jadi sudah jelas jika aku akan menjadi pelukis hebat di masa depan.” Respon anak yang berwajah bulat itu dengan lembut namun terlihat sangat membanggakan dirinya.

"Oh benarkah? Kalian berdua luar biasa!” Balas Denna dan tak lupa dia juga mengacungkan jempol pada kedua anak yang ada di hadapannya itu.

“Kalian berdua adalah anak yang memiliki bakat melukis paling hebat yang pernah aku lihat, bahkan diriku sendiri tidak bisa melukis sebagus itu ketika aku seumuran kalian.” Tambahnya lagi dan dia sama sekali tidak melebih-lebihkan kalimay pujian untuk mereka, Karena bakatnya dalam seni, tidak banyak yang menganggapnya layak menerima Pujiannya, jadi dia ingin menjadi seseorang yang memberikan pujian penuh jika ada seseorang yang berada dalam satu bidang dengannya. Apa lagi mereka masih anak - anak, sudah jelas itu adalah satu hal yang sangat membanggakan.

Bahkan sejujurnya dia ingin anak-anaknya juga mewarisi bakat melukisnya itu, Namun ke tiganya tidak ada yang memiliki minat pada sebuah seni.

Dan ini adalah pertama kalinya dia melihat ada seorang anak yang memiliki bakat melukis dan bahkan sudah menunjukan potensinya seperti ini, membuatnya semakin kagum pada pada ke duanya, dan bahkan dia terus menatapnke duanya membuat dua anak laki - laki itu menundukan kepala mereka merasa malu karena menerima pujian dari Denna.

“Wahhh, kalian ternyata adalah anak - anak yang pemalu ya.” Serunya menggoda ke dua anak yang masih menundukan kepalanya itu. Lalu dia mengambil pensil dan papan lukis yang masih kosong, dan memposisikan dirinya untuk duduk di atas bebatuan dekat kolam itu masih di sebelah anak - anak itu.

****

Sedangkan di sisi lain di dalam presiden Suite dari Porttic International Hotel. Terlihat Veldora duduk dengan tegak dan menampilkan wajahnya yang sangat mengerikannya. Ketegangan ini seperti sedang mempertegas jika dia adalah seorang raja neraka.

Larry merasa sangat sesak dan tak henti - hentinya melihat ke arah pintu dan terus memikirkan kemana dua Tuan mudanya pergi. Karena jika sesuatu yang buruk terjadi pada mereka, maka tamatlah riwayatnya.

“Tuan kami telah menemukan mereka.” Lapor salah satu anak buahnya yang terlihat menerobos masuk membuat Veldora langsung bangkit dari duduknya.

“Pimpin jalannya!” Perintahnya, agar anak buahnya yang melapor itu menunjukan lokasi ke dua putranya.

“Baik Tuan.”

***

Veldora, Larry dan pria tadi telah sampai di tepi kolam teratai yang ada di sebelah hotel, dia melihat ke dua putranya, tetapi ketika dia baru saja ingin melangkahkan kakinya tatapannya langsung terkunci pada seorang Wanita yang mengenakan gaun bewarna kuning yang memancarkan aura yang begitu menyilaukan di bawah pemandangan langit yang mulai menampilakan semburat Jingga langit Senja, gaun itu membalut tubuhnya dan membentuknya hingga terlihat sangat sempurna, dengan tatana rambut yang di sangul tanpa tambahan aksesoris yang ramai, membuatnya terlihat sangat berkelas, apa lagi wajahnya yang terlihat sangat natural dengan make up tipis, bak bidadari yang sedang turun ke bumi, apa lagi duduknya di samping kolam tratai, mungkinkah dia seorang Dewi dari kayangan? Apa lagi ada dua orang anak laki - laki yang sedang duduk di hadapannya seperti sedang mengawasinya, membuat potret Bidadari sungguhan itu nyata adanya. Tetapi nyatanya di depannya itu adalah Denna, wanita yang entah kenapa beberapa kali pertemuan mampu mengambil alih pikirannya walau hanya sesaat.

Denna terlihat baru saja menyelesaikan lukisannya, dia melukis gambaran dua anak laki - laki di depannya itu dalam bentuk kartun dan tak lupa dia memberikan akhir Watermark DG dan tanggal dia melukis di pojok bawah.

“Aku melukis kalian, dan anggap saja ini adalah hadiah untuk kalian berdua.” Ucapnua dengan senyumannya, memperlihatkan hasil lukisannya itu pada dua anak laki - laki yang belum dia ketahui siapa namanya.

Jika saja dia tahu maka dia pasti akan menuliskan insial ke duanya sebagai sentuhan terakhir.

“Meskipun ini adalah kali pertama kita bertemu, tetapi jujur aku sangat menyukai kalian berdua.” Ungkapnya tulus dari dalam hati.

“Dan semoga kalian tidak hanya stop di sini saja, terus asah kemampuan kalian, agar bisa menjadi lebih baik lagi di masa yang akan mendatang.” Tambahnya lagi memberikan sebuah nasehat, layaknya seorang ibu yang memberikan pelajaran pada anak - anaknya.

Sontak saja Mata kedua anak itu membelalak karena terkejut dan sedikit tidak percaya saat mereka merasa sangat kewalahan karena terus menerus mendengar pujian yang Denna berikan.

Denna mengangguk pada mereka. "Pertahankan. Teruslah berusaha sekarang! Jangan pernah merasa puas atas apa yang kalian bisa saat ini! Oke.”

Kedua anak itu tersipu sekali lagi Saat mereka mengambil lukisan yang Denna berikan. Keduanya dengan lembut menyentuh hasil lukisan itu saat mereka melihat betapa miripnya lukisan itu dengan mereka.

Lukisan dua anak laki - laki yang tersenyum dengan gembira di bawah redupan sinar matahari yanh nyaris tenggelam karena senja. “Terima kasih ya Aunty, lukisannya bagus sekali.” Ucap mereka bersamaan dengan senyum mereka yang merekah bak Bunga sakura, Membuat Veldora yang sejak tadi memperhatikan intraksi mereka merasa terkejut karena ini kali pertamanya dia melihat senyum dari ke dua wajah putranya itu, karena selama ini ke dua putranya itu hanya diam saja dan tak banyak bicara padanya.

Dan keterkejutan itu juga tidak hanya di rasakan oleh Veldora, tetapi hal itu juga di rasakan oleh Larry yang sedang berdiri di belakang bosnya. Dia juga merasa heran karena ini juga pertama kalinya ke dua tuan mudanya itu berbicara pada orang asing dan bahkan tersenyum dengan sangat bahagia seperti itu.

Denna juga membalas senyuman mereka tak kalah tulus, bahkan dia sampai mengulurkan tanganya untuk menyentuh wajah mereka, tanpa dia sadari jika sentuhannya itu membuat ke duanya seketika merasakan ada arus listrik yang menjalar di tubuh mereka, seperti memberikan sebuah kehangatan yang tidak pernah mereka dapatkan.

Veldora pura - pura terbatuk untuk mendapatkan Perhatian Denna sebelum berjalan Ke arahnya. "Nona, Grimwald.” Sapanya, karena merasa bosan jika di abaikan terus, Denna terlalu fokus pada anak - anaknya sampai lupa akan kehadirannya.

"Tuan Veldora, kenapa Anda bisa di sini?” Sahut Denna sedikit tertegun melihat sosok Veldora yang ada di sana.

Dia mengangguk kepalanya pelan sebagai respon sebelum dia berjalan ke arah anak-anaknya. “Morales Rondo, Morgan Rondo, Siapa yang memberi kalian berdua izin untuk pergi tanpa pengawasan?” Dia tahu kedua anaknya menyukai Seni dan bahkan sangat Berbakat di dalamnya. Inilah mengapa Dia akan selalu membawa mereka ke Acara penilaian apa pun, dan hari ini juga termasuk salah satunya, makanya dia membawa ke dua anaknya untuk menghadiri acara penilaian karya seni yang di hasilkan oleh sosok yang di kenal oleh seluruh dunia.

Namun, siapa sangka bahwa anak-anaknya akan pergi sendiri tanpa Pengawasan sama sekali, itu membuatnya sangat marah pada ke duanya.

“Mereka hanyalah anak-anak Veldora, makluminlah.”

To Be Continue. *

**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ******🙏🏻🙏🏻**** dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.

Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰*** jangan Sinder.***

Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya😎

*Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal ****😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya********😘😘*** ****

*****Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ******😭😭😭*

Terima kasih🙏🏻🙏🏻

Terpopuler

Comments

Allethia Herra

Allethia Herra

bahasanya aneh nih kirain diawal2 aja ternyata pe bab 10 msh sama ,apakah ini terjemahan (maaf )

2023-03-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!