Semakin Tidak Jelas!!

Jam dinding telah menunjuk angka 02.00 dini hari. Jesslyn terbangun karena haus. Biasanya dia selalu membawa air minum sebelum tidur, tapi malam ini dia lupa.

Gadis itu pergi ke dapur untuk mengambil minum. Namun langkahnya terhenti ditengah-tengah tangga ketika melihat kedatangan Devan. Jesslyn mengamati wajah laki-laki itu yang terlihat lelah.

Kemudian ia mempercepat langkahnya dan mendekati dokter tampan itu yang baru saja mendaratkan pantatnya di sofa ruang keluarga. Devan tak langsung pergi ke kamarnya.

"Kau baru pulang?" tegur gadis itu dan mengalihkan sedikit perhatiannya. Devan menoleh dan mendapati Jesslyn berdiri di depannya. Tak ada satu kata pun yang keluar dari bibirnya, Devan mengabaikannya dan itu membuat Jesslyn kesal. "Yakk!! Aku bertanya padamu!!"

"Apa?!" sinis Devan sambil menatap Jesslyn datar.

"Aku bertanya, kau baru pulang dan kau mengabaikan ku?! Jelas-jelas kau tidak bisu, kau memiliki mulut untuk menjawab pertanyaanku. Tetapi kenapa kau malah diam saja dan mengabaikan ku?!"

"Aku yakin kau tidak buta. Tanpa aku menjawab sekalipun, seharusnya kau sudah tahu jika aku baru pulang!! Basa-basimu terlalu kuno, Nona!!" kemudian Devan bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja, meninggalkan Jesslyn yang masih belum beranjak s dikit pun dari posisinya.

Jesslyn menghela napas. Menghadapi Devan memang membutuhkan kesabaran ekstra, karena laki-laki itu selalu saja menguji mental dan kesabarannya. Dan ini bukan pertama kalinya Devan membuatnya kesal setengah mati.

"Dasar kulkas dua pintu menyebalkan!! Lihat saja bagaimana aku akan membuatmu menyesali sikapmu padaku malam ini!!" teriak Jesslyn namun tak dihiraukan oleh Devan."Ck, kenapa di dunia ini harus ada manusia menyebalkan seperti dia sih?!" dia menggerutu dengan kesal.

Jesslyn sampai melupakan tujuannya pergi keluar kamar. Padahal dia keluar untuk mengambil minum, tapi gadis itu malah kembali ke kamarnya tanpa mengambil minum terlebih dulu. Devan benar-benar membuat moodnya memburuk. Dan kesabarannya selalu diuji jika berhadapan dengan Devan.

.

.

Entah hanya perasaannya saja, atau memang benar adanya. Jika sikap Devan semakin dingin padanya. Bahkan ketika mereka bertemu atau berpapasan.

Devan selalu menghindar. Dia selalu menolak untuk ikut sarapan ataupun makan malam. Devan selalu berangkat pagi-pagi sekali, dan pulang larut malam. Dan hal itu berlangsung sejak kedatangan Peter ke kediaman Zhang.

Dan hari ini Jesslyn sengaja bangun pagi-pagi sekali supaya bisa bertemu dengan Devan. Karena setiap kali dia bangun, devan pasti sudah berangkat ke rumah sakit.

"Apa yang kau lakukan di depan kamarku?" Devan sedikit terkejut ketika membuka pintu kamarnya dan mendapati Jesslyn bersandar di tembok samping pintu.

"Menunggumu,"

"Untuk apa? Kau seperti tidak memiliki kerjaan lain saja!! Minggirlah, aku sudah hampir kesiangan." ucapnya dan melewati Jesslyn begitu saja.

Jesslyn mendahului Devan yang mulai menuruni tangga lalu merentangkan kedua tangannya. Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau!!" dia berkata dengan tegas.

"Minggir!!" pinta Devan sekali lagi.

Lagi-lagi Jesslyn menggelengkan kepalanya."Aku tidak akan minggir sebelum kau menjawab pertanyaanku dan memberitahuku Apa alasanmu menghindariku!!"

"Minggir!!" Devan mendorong bahu Jesslyn. Membuat kedua mata Jesslyn membelalak sempurna, begitu pula dengan Devan.

Devan menarik lengan Jesslyn dan memeluknya, salah satu tangan Devan menekan kepala Jesslyn seolah-olah melindunginya. Mereka berdua terguling di tangga, sebisa mungkin Devan melindungi gadis itu agar Jesslyn tidak sampai terluka.

"Ahhh," rintih kesakitan keluar dari bibir Devan.

Sontak Jesslyn mendongak dan pupil matanya membulat melihat kening Devan terluka dan berdarah, dia berbenturan dengan tangga paling bawah. Membuat keningnya terluka dan berdarah.

"O..Omo!! Devan, kau terluka!!" kaget Jesslyn.

"Minggir lah, kau itu berat!!" ucap Devan dengan suara lirih, dari nada bicaranya terdengar jelas jika dia sedang berusaha menahan rasa sakit.

Jesslyn terkejut dan baru menyadari posisinya saat ini. Buru-buru dia menyingkir dari atas tubuh Devan. Beberapa pelayan menghampiri mereka berdua karena terkejut setelah melihat apa yang terjadi.

Sementara itu... Kakek Zhang dan Kris belum menampakkan batang hidungnya, karena mereka masih belum dari kamar masing-masing.

"Tidak usah, aku bisa bangun sendiri!!" Devan menepis tangan Jesslyn maupun pelayan yang mencoba untuk membantunya berdiri. Kepalanya langsung nyut-nyutan akibat insiden yang baru saja dia alami.

Devan duduk di sofa ruang keluarga. Sementara Jesslyn pergi entah kemana. Gadis itu tiba-tiba menghilang begitu saja. Dan beberapa menit kemudian dia kembali sambil membawa kotak p3k. Tanpa menunggu persetujuan dari Devan, Jesslyn berusaha membersihkan darah pada lukanya.

"Mau apa kau?!" buru-buru Devan menjauhkan kepalanya saat Jesslyn menyodorkan kapas ke arah lukanya.

Gadis itu mendecih sebal. "Diamlah, Aku hanya ingin membersihkan luka darah dan mengobati lukamu. Bagaimanapun juga kau terluka karena diriku, untuk itu aku berusaha untuk bertanggung jawab dengan mengobati lukamu." Jelas Jesslyn.

Dan setelah mendengar penjelasan gadis itu, akhirnya Devan mengizinkan Jesslyn untuk membersihkan darah di wajahnya dan mengobati lukanya.

Sepanjang Gadis itu mengobati lukanya, tak sedikitpun Devan mengalihkan perhatiannya dari Jesslyn. Dia menatap langsung ke dalam mata Hazel-nya cukup lama. Diam saja bukan berarti Jesslyn tak menyadari jika ia sedang ditatap oleh Devan. Dan Jika boleh jujur, saat ini Gadis itu sedang gugup setengah mati.

"Kau ingin tau kenapa aku menghindari mu akhir-akhir ini?!" pertanyaan yang keluar dari bibir Devan menghentikan gerakan tangan Jesslyn. Sontak ia mengangkat wajahnya dan menatap Devan penuh tanya.

"Ya," Jesslyn menganggukkan kepalanya.

"Aku tidak suka melihatmu dengan burung unta itu, karena sejak kedatangannya ke rumah ini. Waktumu hanya untuk dia saja. Bahkan kau jadi tidak pernah mengunjungiku di rumah sakit lagi. Dan itu membuatku kesal!!"

Jesslyn memiringkan kepalanya dan menatap Devan panutannya. "Kenapa bisa begitu?" dia bertanya dengan penasaran. "Kau itu sangat aneh dan tidak jelas!! Peter, adalah temanku. Dan dia tidak mengenal orang lain selain aku, lalu jika bukan aku yang menemaninya siapa?!"

"Sepertinya kau sangat peduli padanya, apa kau menyukainya?"

Jesslyn memicingkan matanya setelah mendengar pertanyaan Devan. "Kenapa kau berpikir. Orang yang dekat bukan berarti mereka saling menyukai, aku dan Peter sudah berteman sejak lama. Dan hubungan kami tak lebih dari sebatas teman baik, itu saja tidak lebih!!"

"Tapi aku bisa melihat jika dia memiliki perasaan lebih padamu, dan itu membuatku terganggu!!" Devan menyeka cepat.

Jesslyn menatap Devan sekali lagi. Dia benar-benar tidak mengerti dengan maksud ucapan Devan. "Kenapa kau jadi tidak jelas begini?! Membuat orang bingung saja." Gadis itu memanyunkan bibirnya.

Entah kenapa Jesslyn merasa ada yang tidak beres dengan Devan akhir-akhir ini. Dan sikap anehnya semakin menjadi-jadi setelah kepalanya terbentur barusan. "Ada apa denganmu?! Kenapa kau semakin tidak jelas saja?!" gerutu Jesslyn seraya beranjak dari hadapan Devan.

Devan tertawa sendiri. Laki-laki itu menutup sebagian wajahnya dengan jari-jarinya. Jangankan Jesslyn, bahkan Devan sendiri pun tidak tau apa yang terjadi pada dirinya.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Winsulistyowati

Winsulistyowati

Kliatan Kn Si dr Suka sama Jesslyn..

2023-05-02

1

Umi Tum

Umi Tum

Devan cemburu Jesslyn sama Peter ...🤔🙈🙈

2023-03-14

0

Mezuke Holee

Mezuke Holee

sudah mulai ada ,,bunga hati bertebaran 🥰🥰,,,gengsi aj Thu om dokter 🤣🤣

2023-03-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!