Orang Asing!!

Pagi kembali bersinar, meninggalkan cerita semalam yang di lalui dengan perasaan berbeda-beda. Devan terlihat menuruni anak tangga untuk menuju ruang makan, ritual pagi dimana seluruh manusia melakukannya di bagian dunia manapun yakni, sarapan.

Namun Devan di kagetkan oleh satu keadaan yang aneh menurutnya pribadi, dimana tak di dapatinya sosok jelita yang beberapa pekan ini selalu membuat rumahnya penuh senyum dan tawa berkat candanya yang selalu ada-ada saja.

"Tuan Muda, apakah anda mencari nona Jesslyn?" tegur seorang pelayan pada Devan.

"Hn,"

"Nona Jesslyn, dia sudah pergi dari pagi-pagi sekali. Nona, bilang dia harus ke bandara untuk menjemput temannya yang baru saja pulang dari luar negeri." Ujar pelayan itu.

Devan menautkan kedua alisnya. "Dia sudah pergi dari pagi tadi? Lalu kenapa tidak mengatakan apapun padaku," ucapnya penuh keheranan. "Ck, kenapa juga aku harus memikirkannya?!" Devan menghela nafas. Kenapa dia jadi memikirkan Jesslyn tanpa alasan? Benar-benar hal yang tidak masuk akal!!

Selanjutnya sarapan Devan lewati dengan tenang. Namun kali ini ada yang berbeda dengan pagi-pagi sebelumnya. Jika biasanya meja makan selalu diisi oleh 4 orang, maka tidak dengan pagi ini. Devan hanya sendirian. Kakek Zhang dan Kris masih berada di rumah sakit. Sedangkan Jesslyn sudah pergi entah kemana.

.

.

"Peter..."

Laki-laki itu menoleh dan melambaikan tangannya setelah mendengar seseorang memanggil namanya. Dengan penuh semangat, Peter menarik kopernya menghampiri gadis itu yang datang memang untuk menjemputnya.

Kedua sahabat yang sudah lama tidak bertemu itu pun kemudian saling berpelukan, untuk saling melepas Rindu. "Jesslyn, aku merindukanmu." ucap Peter sambil memeluk sahabatnya itu yang tak lain dan tak bukan adalah Jesslyn.

"Aku juga merindukanmu." Balas Jesslyn sambil membalas pelukan Peter.

Kemudian Peter melepaskan pelukannya dan menatap Jesslyn dengan penuh kerinduan. "Jess. Rasanya aku ingin menangis karena akhirnya bisa bertemu kembali denganmu," ucap Peter seolah-olah dia tidak percaya jika akhirnya bisa bertemu kembali dengan sahabat lamanya itu.

Jesslyn dan Peter berteman baik sejak mereka berdua sama-sama masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Dulu Peter sangat cupu dan mirip kutu buku, tapi siapa yang menyangka jika akhirnya dia berubah menjadi pria yang sangat tampan dan berkharisma seperti sekarang.

Dan hampir saja Jesslyn tidak mengenalinya. Karena terakhir mereka bertemu, penampilan Peter masih sangatlah ketinggalan jaman. Tapi setelah tiga tahun berlalu, Peter menjelma menjadi laki-laki yang sangat tampan.

"Ayo," Jesslyn mengambil alih koper di tangan Peter dan membawanya meninggalkan bandara.

Sepanjang perjalanan, banyak sekali hal-hal yang mereka obrolkan. Dan ketika bersama Peter, banyak sekali topik yang bisa Jesslyn bahas, berbeda ketika dia bersama Devan, karena pria menyebalkan itu tak pernah menanggapi semua yang dia katakan.

"Jadi orang tuamu sekarang ada di luar negeri, dan kau dititipkan pada keluarga sahabat mendiang kakekmu?" Jesslyn menganggukkan kepala.

"Dan untuk sementara kau bisa tinggal bersamaku di sana, aku juga sudah meminta ijin pada kakek dan dia mengijinkannya. Hanya saja kau harus lebih berbesar hati lagi untuk menghadapi cucu bungsunya yang mirip kutub Utara. Dia dingin seperti kulkas dua pintu dan sifatnya sangat menyebalkan!!" ujar Jesslyn panjang lebar.

Ya, mulai hari ini sampai beberapa hari ke depan. Peter akan tinggal di kediaman Zhang. Jesslyn sudah meminta ijin pada Tuan Zhang dan dia mengijinkannya.

Empat puluh lima menit. Akhirnya mereka tiba di kediaman Zhang. Dan kedatangan Jesslyn bersama seorang laki-laki menimbulkan tanda tanya di benak Devan. Kebetulan Devan masih berada di rumah dan belum berangkat bekerja.

"Siapa laki-laki ini? kenapa kau membawa orang asing ke rumah ini?!"

Dan kedatangan mereka berdua disambut beberapa pertanyaan oleh Devan, nada bicaranya dingin dan datar. Dari tatapan tidak suka jelas Devan tunjukkan pada laki-laki itu yang pastinya adalah Peter.

"Namanya adalah, Peter. Dan dia temanku. Mulai hari ini sampai beberapa hari ke depan, dia akan tinggal bersama kita di sini. Aku sudah meminta ijin pada kakek dan dia mengijinkannya!!"

Peter tersenyum pada Devan, kemudian dia mengulurkan tangannya pada laki-laki itu. Berniat untuk memperkenalkan dirinya pada Devan, sayanya uluran tangan Peter tak disambut oleh dokter tampan tersebut. Devan mengabaikannya.

"Jangan coba-coba membuat masalah disini, jika kau tidak ingin pulang hanya tinggal nama saja!!" ucap Devan dan melewati mereka berdua begitu saja.

Peter merinding sendiri melihat tatapan dingin Devan yang menatapnya dengan penuh intimidasi. Lalu pandangan Peter bergulir pada Jesslyn. "Apa dia yang kau maksud?" Jesslyn menganggukkan kepalanya, membenarkan apa yang Peter terkatakan.

"Ya, dia yang aku maksud."

"Aku merinding sendiri melihat tatapan dinginnya itu. Baru kali ini aku bertemu orang yang memiliki tatapan setajam itu." ucapnya sambil mengusap lengannya sendiri. Peter benar-benar merinding.

"Sudah, jangan terlalu dipikirkan. Dia memang begitu orangnya. Ayo masuk, biar aku tunjukkan kamarmu."

"Baiklah, maaf harus merepotkanmu."

"Bukan masalah yang besar."

.

.

Kakek Zhang hanya bisa menunduk takut melihat tatapan dingin Devan yang penuh dengan intimidasi. Dia dihujani berbagai pertanyaan oleh cucunya yang mirip kutub utara tersebut perihal dirinya yang mengijinkan teman Jesslyn untuk tinggal sementara di rumah mereka.

Devan tidak suka dengan kedatangan Peter di rumah mereka. Dan Devan meminta supaya Kakek Zhang segera mengusir petir keluar dari kediaman Zhang. Tetapi Kakek Zhang tidak mengatakan Iya ataupun tidak, karena dia sendiri bingung bagaimana harus mengatakannya pada teman cucu angkatnya tersebut. Tuan Zhang merasa tidak enak.

"Oh, ayolah, Dev. Kau jangan keterlaluan. Toh, hanya beberapa hari saja, memang apa salahnya. Rumah kita justru semakin ramai jika semakin banyak yang tinggal di sana." Ujar Kris menyahuti. Dia membantu Kakek Zhang berbicara pada cucu busuknya tersebut.

"Terserah!!" Devan beranjak dari ruangan inap itu dan pergi begitu saja.

Kakek Zhang dan Devan baru diijinkan untuk pulang siang nanti. Keadaan mereka sudah semakin membaik dan mereka berdua tak lagi bolak-balik kamar mandi seperti kemarin.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Umi Tum

Umi Tum

seperti ada yang mulai cemburu ini 🤔🤭 nggak sabar nunggu lanjutannya ..🤗

2023-03-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!