Tidak Percaya

Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Itulah yang dialami oleh Edo saat ini. Dikhianati oleh perempuan yang dia cintai, dan di tipu pula. Kesialan menimpanya bertubi-tubi setelah dia memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Jesslyn. Namun dia tak menyadarinya.

Hingga Edo bertanya-tanya kesalahan apa yang telah dia perbuat sampai-sampai Tuhan begitu tidak adil padanya. Tuhan begitu kejam pada dirinya, padahal yang dia alami saat ini adalah karma.

Karena kebodohannya, dia sampai mengalami kerugian hilangkan ratusan juta won. Dan jika uang-uang itu sampai tidak kembali, maka perusahaannya terancam mengalami gulung tikar. Dan Edo sangat bingung sekarang, darimana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat.

Hutangnya tahun lalu saja masih belum lunas, jadi mana mungkin dia bisa berhutang lagi dengan jumlah yang sama besarnya? Edo stress memikirkan masalah keuangan perusahaannya sekarang.

"Presdir, kapan Anda akan mencairkan dana perusahaan. Gaji karyawan sudah harus dibayarkan, dan pembayaran sudah telat dua hari. Mereka mulai berdemo, meminta haknya diberikan."

Seorang laki-laki berkacamata menghampiri Edo di ruangannya. Mengatakan padanya jika para karyawan sudah mulai berdemo meminta gaji mereka supaya cepat di berikan. Dan hal itu membuat Edo semakin pusing, pasalnya dana perusahaan sudah dia cairkan beberapa Minggu yang lalu. Dan uang-uang itu Edo berikan pada James dan Anna.

"Katakan pada mereka untuk bersabar. Akhir Minggu ini aku akan melunasi gaji mereka semua. Perusahaan mengalami masalah dan dana tidak bisa dicairkan. Aku sedang mencari cara untuk mengatasi masalah ini!!"

Laki-laki berkacamata itu pun menjadi cemas. Bukan mencemaskan atasannya, namun cemas takut jika para karyawan akan mogok bekerja seperti ancaman mereka. Karena jika itu sampai terjadi, perusahaan akan mengalami kerugian yang sangat besar.

"Tapi Presdir, untuk yang satu ini Sepertinya kita tidak bisa menunda lagi. Mereka telah mengancam akan mogok kerja, jika gajinya tidak segera diberikan. Dan jika hal itu sampai terjadi, bisa-bisa perusahaan mengalami kerugian yang sangat besar." Jelas laki-laki itu.

"Katakan pada mereka, besok gajinya akan di berikan. Tapi pastikan tak ada satupun dari mereka yang mogok kerja!!"

Laki-laki berkacamata itu menganggukkan kepala. "Baik, Tuan. Kalau begitu saya permisi dulu," ucapnya dan pergi begitu saja.

Edo pun semakin pusing dibuatnya. Masalah semakin pelik, dan Jika seperti ini terus bisa-bisa perusahaannya benar-benar mengalami kebangkrutan. Dan dia sedang mencari solusi untuk mengatasi masalah perusahaannya.

Dan sepertinya tidak ada cara lain selain dia menjual beberapa aset pribadi miliknya. Karena hanya itu satu-satunya cara untuk mengatasi masalah ini.

.

.

"Omo!! Baru kali ini aku melihat ada Dokter yang memiliki tato di tubuhnya!!!"

Sontak Devan menoleh setelah mendengar suara seseorang masuk dan berkaur di telinganya. Terlihat Jesslyn berdiri di ambang pintu kamarnya.

"Sedang apa kau disini?!"

"Aku akan menjawab, tapi bisakah kau memakai pakaianmu dulu?!" ucap Jesslyn sambil menutup mukanya dengan jari-jarinya.

Devan menggelar nafas. Kemudian dia mengambil sehelai singlet putih dari lemarinya lalu memakainya. "Sekarang katakan!!"

Kemudian Jesslyn membuka kembali matanya.Dia mengayunkan kedua kakinya bergantian dan menghampiri Devan.

"Mencari teman mengobrol. Kakek dan Kris sedang berada di rumah sakit, para pelayan sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Aku sangat kesepian tanpa mereka. Dan satu-satunya orang yang menganggur hanya kau, jadi aku kesini untuk mengajakmu mengobrol!!" Ujarnya panjang lebar.

"Aku sibuk. Kau keluarlah, lagipula aku malas mengobrol dengan orang cerewet sepertimu!!"

Jesslyn mempoutkan bibirnya. Lagi-lagi Devan bersikap menyebalkan, dan ini bukan pertama kalinya. Rasanya dia ingin memberi pelajaran pada dokter tampan itu dengan mencium bibirnya.

Alih-alih pergi seperti perintah Devan selalu pemilik kamar. Jesslyn malah merebahkan tubuhnya di kasur super nyaman milik Devan. Wajahnya lurus dan berhadapan dengan langit-langit kamarnya.

"Apa kau membenciku?" sebuah pertanyaan keluar dari bibir Jesslyn, dia ingin tau apa alasan Devan tidak menyukainya.

"Tidak!!" dia menjawab singkat.

"Jika tidak, Lalu kenapa kau selalu bersikap dingin padaku?" Jesslyn bertanya dengan penasaran.

"Mungkin itu hanya perasaanmu saja, karena aku tidak pernah membencimu sama sekali!!" jawab Devan menimpali. Karena depan memang tidak memiliki alasan untuk membenci gadis itu.

Kemudian Jesslyn bangkit dari berbaringnya dan menatap Devan yang juga menatap padanya. "Jika kau tidak pernah membenciku? Lalu kenapa kau selalu bersikap dingin dan acuh padaku?" tanya Jesslyn lagi.

Perlahan Dokter tampan itu mendekati Jesslyn, dan duduk di sampingnya. "Aku memang seperti ini. Jika orang yang belum mengenalku dengan baik, pasti akan mengira jika aku ini sombong dan sebagainya. Tetapi memang seperti inilah diriku, apalagi pada orang baru." Ujar Devan.

"Kau seorang, Introver?" Jesslyn menatap Devan dengan penasaran.

Devan menganggukkan kepala. "Ya, itu dulu. Sebelum aku menjadi dokter seperti sekarang ini. Aku melawan Introver-ku dengan selalu berada di lingkungan yang membuatku bisa bertemu dengan banyak orang. Meskipun awalnya itu sangat melelahkan, tetapi lambat laun aku mulai terbiasa."

"Sudah aku duga. Aku juga sama, aku seorang Introver sepertimu!!"

Sontak Devan menoleh dan menatap Jesslyn tak percaya. Apa dia tidak salah dengar? gadis barbar seperti Jesslyn adalah seorang introvert ? Rasanya sungguh tidak masuk akal. "Jangan menatapku seperti itu. Kau pasti bingung dan heran mendengar jika aku adalah seorang Introvert." Tebak Jesslyn 100% benar.

"Rasanya sangat mustahil jika gadis barbar sepertimu adalah seorang introvert,"

Jesslyn tersenyum mendengar ucapan Devan. Wajar jika Devan meragukannya."Sama sepertimu, tapi itu dulu. Saat aku masih anak-anak hingga remaja. Tetapi sekarang sudah tidak separah dulu, aku bisa lebih membaur dengan orang lain dan menjalaninya dengan enjoy." ujar Jesslyn panjang lebar.

Tak banyak yang Devan tau tentang gadis ini. Tetapi Jesslyn selalu penuh kejutan. Meskipun sifatnya sedikit agak bar-bar, tetapi dia adalah gadis yang sulit di tebak. Lalu apakah Devan membenci gadis itu? Maka jawabannya tidak, karena Devan tak memiliki alasan untuk membencinya.

"Ini sudah malam, sebaiknya kau kembali ke kamarmu. Aku lelah, mau istirahat."

Jesslyn memanyunkan bibirnya. "Dasar menyebalkan!! Aku tidak bisa tidur, apa tidak bisa lai bersikap baik padanya sekali saja dan temani aku mengobrol sebentar." Jesslyn menoleh dan menatap Devan penuh harap.

"Hn,"

Lagi-lagi gadis itu menghela napas. Kembali Jesslyn menatap langit-langit kamar Devan dengan pandangan lurus keatas. Dan setelah obrolan singkat itu tak ada obrolan lagi diantara mereka berdua. Keduanya sama-sama diam dalam keheningan.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Umi Tum

Umi Tum

lanjuuut....

2023-03-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!