Bukan Urusanmu!!

Devan menghentikan mobilnya di area Sungai Han. Dokter tampan itu terlihat turun dari pintu sebelah kiri. Kemudian diikuti oleh Jesslyn. Gadis itu menghampiri Devan yang sedang duduk di kap depan mobilnya sambil menghisap batang rokok yang diapit oleh dua jarinya.

Gadis itu menghela nafas, Jesslyn tidak suka ketika melihat Devan merokok. Bukankah dia seorang dokter? Seharusnya sebagai seorang dokter dia lebih memahami tentang kesehatan, apalagi rokok tidak baik untuk kesehatan penggunanya. Tanpa berkata apa-apa, jesslyn mengambil rokok itu dari tangan Devan lalu membuangnya begitu saja.

"Apa yang kau lakukan?" Devan menatap Jesslyn dengan marah, sepertinya dia tidak terima ketika Jesslyn merebut rokoknya.

Jesslyn berkacak pinggang dan menatap dokter taman itu dengan sebal. "Kau ini kan, Dokter. Bukankah kau lebih paham tentang kesehatan dibandingkan orang lain?! Jadi kenapa kau malah merokok, sementara rokok tidak baik untuk kesehatan!!"

Devan mendengus berat. "Itu bukan urusanmu, aku mau merokok ataupun tidak, itu tidak ada hubungannya dengan!!" ucapnya menimpali. Kembali Devan mengeluarkan sebatang rokok lalu menyulutnya. Dan lagi-lagi Jesslyn mengambilnya secara paksa."Yakk!!" teriak Devan dengan marah.

"Jangan merokok!! Itu tidak baik untuk kesehatan!!" kembali Jesslyn berkacak pinggang.

Devan mendengus berat. "Kenapa jadi kau yang mengaturku? Aku mau merokok ataupun tidak, itu tidak ada hubungannya denganmu!! Jangan campuri hidupku!!" ucapnya dingin.

"Dasar kulkas dua pintu. Aku bersikap seperti ini karena aku memang peduli padamu, seharusnya kau berterima kasih karena ada orang yang mau mengingatkanmu, bukannya malah marah-marah tidak jelas seperti ini!!!" celetuk Jesslyn sambil menatap Devan dengan kesal.

Devan memutar matanya dengan jengah dan mengabaikan nasehat gadis itu. Menurutnya Jesslyn terlalu cerewet.

Mengabaikan Devan yang sudah membuatnya kesal, Jesslyn kemudian berjalan ke tepi sungai. Lebih baik menikmati aliran air sungai Han yang mengalir dengan tenang daripada melihat wajah menyebalkan Devan.

Dari sekian banyak pesonanya, Sungai Han memiliki salah satu spot favorit yaitu Taman Banpo Hangang, yang sering dikunjungi penduduk lokal maupun turis asing. Taman ini sering menjadi tempat piknik di sore atau malam hari oleh kaum muda Korea.

Tak sekedar sungai, pemandangan yang indah saat matahari terbenam hingga menuju malam adalah finalnya. Serta terdapat Jembatan Banpo yang mengeluarkan air mancur pelangi yang indah saat malam hari, itulah salah satu daya tarik untuk datang ke taman ini sambil menikmati keindahan Sungai Han.

"Dulu saat aku dan dia masih bersama, kami sering sekali datang ke tempat ini. Ketika aku sedang marah ataupun kesal, tempat yang menjadi tujuan utamanya untuk menghiburku adalah tempat ini. Karena dia tau moodku akan membalik setelah datang ke sini." ucap Jesslyn sambil menatap lurus ke depan.

Entah kenapa dia ingin sekali bercerita pada Devan tentang masa lalunya bersama mantan kekasihnya yang telah berkhianat padanya.

Mungkin karena Jesslyn ingin mengurangi sedikit beban di hatinya, karena tidak nyaman rasanya jika hanya memendamnya sendirian.

"Lalu?"

Kemudian Jesslyn menoleh dan menatap Devan yang berjalan menghampirinya. "Lalu? Apanya yang lalu?" dia menatap Devan dengan bingung.

"Kelanjutan kisahmu dengan mantan kekasihmu?! Aku sangat tertarik dengan kisah orang yang baru saja patah hati!!"

Jesslyn menatap Devan dengan bingung. Dia benar-benar tidak mengerti dengan maksud ucapannya yang sedikit membingungkan itu. Dan apakah Jesslyn tidak salah dengar? Devan tertarik pada kisah orang yang baru saja Patah Hati!! Sangat nyeleneh.

"Tidak ada kelanjutannya, aku dan dia sudah End!! Lagi pula siapa juga yang mau melanjutkan hubungan dengan laki-laki yang hobi selingkuh seperti dia. Mending aku cari yang lain saja. Bagaimana jika kau dan aku mencoba menjalin sebuah hubungan, kau ditinggalkan dan aku juga ditinggalkan. Pasangan kita sama-sama berkhianat, lalu kenapa kita tidak mencoba untuk berkencan saja?!" Jesslyn mencoba memberi usul pada Devan.

"Bisa-bisa aku mendapatkan musibah jika menjalin hubungan dengan gadis Bar-bar sepertimu!!" jawab Devan menimpali.

Senyum di bibir Jesslyn pudar seketika setelah mendengar ucapan yang keluar dari bibir Devan. Benar-benar kulkas dua pintu menyebalkan!! batin Jesslyn kesal.

Bisa-bisa dia memberikan tanggapan seperti itu.

Dan apakah Devan tidak sadar jika ucapannya bisa melukai perasaan orang lain? Untung saja Jesslyn sudah kebal dengan sikap dingin dan menyebalkan pria itu. Jika tidak, pasti dia sudah sangat sakit hati oleh perkataannya.

Jesslyn berbalik badan dan menatap Devan yang berdiri tepat disampingnya."Aku lapar, sebaiknya temani aku cari makan!!" pinta Jesslyn namun segera di tolak oleh Devan.

"Malas!! Sebaiknya kau pergi sendiri saja!!"

"Tidak mau!! Pokoknya kau harus menemaniku, ayo!!" Jesslyn memeluk lengan Devan dan menariknya menuju salah satu kedai yang ada di area taman Banpo.

Devan mendesah berat. Jika sudah begini mana bisa dia menolak ajakan gadis itu, Jesslyn sangat pemaksa. Jika dia menolaknya pasti akan terjadi perdebatan panjang di antara mereka berdua, dan kebetulan Devan sedang tidak ingin berdebat dengan gadis ini. Ia pun memilih mengalah dan menerima ajakannya.

"Ck, pelan-pelan sedikit bisa tidak? Aku hampir saja terjungkal karena ulahmu!!" Devan menatap Jesslyn dengan sebal.

"Hehehe... Maaf, habisnya aku sudah kelaparan dan ingin buru-buru makan." Jawabnya tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Devan mendengus. Sepertinya dia harus lebih banyak menyiapkan mental untuk menghadapi gadis ini, karena terkadang Jesslyn benar-benar sangat mengerikan.

.

.

Terdengar suara lonceng pintu di sebuah mini market dekat sungai Han. Jesslyn memutuskan untuk mengisi perutnya di sana, dia malas jika harus pergi ke kedai dan berbaur dengan banyak orang. Apalagi mereka sampai memperhatikannya. Akhirnya ia memutuskan untuk mengisi perutnya di sebuah mini market.

Jesslyn membeli sebuah ramyeon, teokbokki, sosis dan sebotol cola . Dia benar-benar sudah sangat kelaparan. Padahal dia juga sudah menyantap makan malamnya sekitar dua jam yang lalu.

Berbeda dengan Jesslyn yang mengambil banyak sekali makanan, devan hanya membeli minuman dingin. Dia sudah makan dan sudah kenyang. Apalagi perutnya bulan gentong seperti Jesslyn.

Jesslyn memilih memakan ramen itu di dalam mini market tersebut karena udara di luar dingin sekali. Waktu sudah menunjukan hampir tengah malam jadi tidak banyak orang di sana. Dan memang itu yang Jesslyn maupun Devan harapkan.

"Ingin mencobanya?" Jesslyn menyodorkan ramyeon-nya pada Devan.

"Kau makan sendiri saja aku tidak lapar!!" jawabnya datar.

Jesslyn memanyunkan bibirnya. "Tidak mau ya sudah, kau pikir aku rugi?!" mengabaikan Devan. Jesslyn mulai memakan ramen yang telah ia pesan sambil sesekali melihat ke arah luar menikmati pemandangan malam sungai Han.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Umi Tum

Umi Tum

seperti pasangan yang serasi 🤭 yang satu bar bar satunya dingin seperti kulkas 2 pintu 😂😂😂

2023-03-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!